
TIMIKA, TimeX
Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya yang selama ini mogok kerja di Timika, melakukan tindakan anarkis secara spontan, Sabtu (19/8) sore hingga malam.
Di tiga lokasi aksi, mulai dari kawasan check point 28, menyusul di terminal Gorong-Gorong mile 26, selanjutnya di Kantor PT Petrosea di Jalan Cenderawasih, massa membakar sedikitnya 155 unit kendaraan bermotor, diantaranya dua buah trailler bermuatan peti kemas, satu unit alat berat, satu unit mobil, satu buah bus dan seratus lebih sepeda motor milik karyawan aktif.
Awal aksi, massa eks karyawan yang juga mengikutkan istri dan anak-anak mereka memblokade ruas jalan utama yang menghubungkan Timika ke Tembagapura, tak jauh dari Check Point 28.
Karena aksi spontan tanpa ada pemberitahuan ke kepolisian, sehingga Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon bersama Ketua DPRD Mimika Elminus Mom yang menemui karyawan lantas meminta mereka segera kembali ke rumah masing-masing dan mengosongkan akses jalan Freeport tersebut.
Sekalipun Kapolres Mimika mengancam akan membubarkan secara paksa, namun massa bersikeras tidak mau meninggalkan lokasi itu.
Massa eks karyawan menentang dan menyarakan kepada DPRD dan aparat keamanan setempat untuk menghadirkan manajemen PT Freeport.
“Kami sudah lima bulan menderita tidak menerima gaji karena dipecat sepihak oleh perusahaan. Kami minta Freeport segera selesaikan persoalan ini sekarang juga,” teriak sejumlah karyawan mogok ketika itu.
Ketua DPRD Mimika terpilih, Elminus Mom kepada massa menyampaikan bahwa kalangan dewan segera menyurati manajemen PT Freeport untuk menyelesaikan masalah pemogokan ribuan karyawan yang telah berlangsung sejak Mei lalu.
Sambil menunggu proses negosiasi dengan manajemen PT Freeport, Elminus mengajak karyawan mogok untuk kembali ke rumah. Namun permintaan tersebut secara tegas ditolak massa karyawan mogok.
Sementara Kapolres Mimika Victor Mackbon mengancam akan membubarkan secara paksa aksi anarkis yang dilakukan oleh karyawan mogok.
Meski Kapolres Mackbon secara persuasif telah mengimbau, namun imbauan tersebut sontak ditolak tegas oleh karyawan mogok, hingga pukul 19.00 WIT massa tetap bertahan menduduki ruas jalan poros utama Pelabuhan Amamapare-Timika-Tembagapura tak jauh dari Check Point 28 Timika.
Massa yang sebelumnya, Sabtu siang sekitar pukul 14.20 WIT, secara anarkis telah menyerbu pos sekuriti di Check Point 28, baru dibubarkan sekitar pukul 20.00 WIT.
Massa yang dibubarkan dengan tembakan gas air mata hingga menyebabkan ada yang terluka semakin membabi buta hingga melakukan aksi pengerusakan susulan di check poin t 26 Gorong-Gorong dan kantor PT Petrosea. Hanya saja semua aksinya berhasil diredam dan diamankan aparat gabungan Polri-TNI.
Guna mencegah berlanjutnya aksi anarkis oleh karyawan mogok, ratusan anggota Brimob dan TNI bersiaga di sekitar lokasi itu dilengkapi dengan kendaraan baracuda dan panzer.
Kerugian Freeport Capai Rp42 Miliar
Sementara itu, PT Freeport Indonesia mengalami kerugian hingga tiga juta dolar AS akibat aksi perusakan massa mantan karyawan Freeport pada Sabtu (19/8) di beberapa titik di Timika.
“Hari ini masih diinventarisasi berapa kerusakan kita, itu kalau tidak salah angkanya mencapai tiga juta lebih dolar AS atau setara dengan Rp42 miliar,” kata Executive Vice Presiden (EVP) PT Freeport Indonesia, Sony Prasetyo tadi malam.
Menurutnya, kerugian tersebut mencakup semua aset termasuk kendaraan milik perusahaan maupun milik karyawan Freeport yang ada dicek poin 28, gorong-gorong dan Petrosea.
“Infrastruktur juga telah kami inventarisasi seperti sistim IT dan X-ray yang ada di gorong-gorong hancur semua dan itu mahal juga,” ujarnya. (zuk/tan/nur)