
EVAKUASI- 344 warga saat dievakuasi masih ada yang nampak ketakutan karena mendapat tindakan kekerasan dan kejahatan dari KKB.
Miris! 12 Warga Pendatang Alami Pelecehan Seksual
Penyanderaan terhadap warga sipil yang bermukim di beberapa kampung di Distrik Tembagapura berakhir setelah dilakukan operasi ‘senyap’ oleh pasukan khusus, 13 personil Kopassus 30 prajurit Raiders 751-Sentani dan Tim Intai Tempur Kostrad, Jumat (17/11) lalu berhasil memukul mundur Kelompok Kriminalitas Bersenjata (KKB).
Meski 344 warga, baik warga pendatang maupun sebagian kecil warga asli telah berhasil dievakuasi Satgas Terpadu gabungan TNI-Polri, namun sebagian besar warga yang dievakuasi masih trauma karena perlakuan tidak manusiawi KKB. Termasuk 12 wanita mengalami pelecehan seksual,dan juga aksi kekerasan dan kejahatan lainnya.
Laporan: Ignasius Istanto/ Timika eXpress
AKSI kekerasan dan kejahatan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap warga pendatang maupun warga asli yang bermukim di perkampungan Tembagapura selama dalam kondisi terisolir kurang lebih dua minggu benar-benar meninggalkan ceritera pilu dan tidak berprikemanusiaan.
Sejak dievakuasinya 344 warga mayoritas pendatang dari Kampung Kimbeli dan Longsoran Kampung Banti, Jumat (17/11), aksi kekerasan dan kejahatan KKB pun terungkap.
“Kekerasan dan kejahatan KKB mulai dari pelecehan seksual terhadap perempuan, penganiayaan dengan todongan senjata api, perampasan telepon seluler (Ponsel), perampasan uang dan emas milik warga,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. AM Kamal saat jumpa pers di Rimba Papua Hotel, Sabtu (18/11).
Versi polisi, kekerasan seksual oleh KKB di area longsoran Banti dialami lima orang wanita, masing-masing berinisial EK,T,HY,D dan L.
EK yang terngah hamil dua bulan mendapat perlakuan keji dari KKB.
Sedangkan tujuh wanita dewasa lainnya di Kampung Kimbeli yang mengalami kekerasan seksual, diantaranya berinisial R,MM,S,RK,I dan ML.
EK kepada Timika eXpress mengaku aksi tidak senonoh KKB itu biasanya dilancarkan pada malam hari.
“Saya pernah mereka suruh telanjang, tapi saya tidak mau langsung mereka seret. Saya sempat berontak, tapi mereka (KKB-Red) bilang kami tidak buat apa-apa,” jelas EK.
EK pun mengaku, tidak hanya dirinya, tetapi ada sejumlah wanita dewasa dominan warga pendatang disuruh telanjang oleh KKB. Bahkan ada yang dibawa ke semak-semak dan nyaris diperkosa.
Kebanyakan korban melakukan perlawanan. Meski harus menerima siksaan dan pukulan, namun mereka bersyukur daripada kedewasaan mereka direnggut secara paksa olah aksi bejat KKB.
“Syukur Tuhan masih jaga kami, sehingga kami tidak sampai diperkosa terjadi,” ungkap EK yang mengaku masih trauma setiap mengingat aksi sejumlah KKB menenteng senjata api dan seenaknya melakukan intimidasi.
Sedih bercampur tragis memang. Tidak hanya mengalami kekerasan seksual, ada 19 warga, baik pria maupun wanita dewasa sempat dianiaya dan ditodong dengan senjata api.
Bahkan 74 warga mengaku ada 200 buah hand phone mereka dirampas KKB.
Dibawah tekanan, 1300 warga yang disandera pun harus merelakan uang hasil jerih payahnya dirampas KKB.
“Warga yang uangnya dirampas totalnya Rp107,5 juta. rinciannya dari warga berinisial S sebesar Rp7,5 juta, M sebesar Rp1,5 juta, P sebesar Rp1 juta, B sebesar Rp3,2 juta, P sebesar Rp500 ribu, B sebesar Rp30 juta, J sebesar Rp2,8 juta, BT sebesar Rp5,5 juta, A sebesar Rp3 juta, MT sebesar Rp25 juta, Z sebesar Rp7,5 juta, D sebesar Rp3 juta, S sebesar Rp4 juta, Y sebesar Rp2 juta, YM sebesar Rp6,5 juta.
Tidak hanya itu, mayoritas warga yang mendulang hidup sebagai pendulang emas tradisional, juga harus kehilangan perhiasan emas serta butiran emas hasil dulangan dengan total berat mencapai 254,4 gram.
Rinciannya dari warga R seberat 10 gram, YP seberat 5,4 gram, MT seberat 40 gram, PP seberat 18 gram, S seberat 70 gram, K seberat 11 gram, YM seberat 100 gram.
Dari data-data tersebut, Kombes AM Kamal mengatakan, ini menunjukan tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh KKB harus ditindak tegas dengan hukum yang berlaku.
Dari peristiwa heroik dan memilukan ini, 344 warga yang telah dievakuasi, dengan rincian laki-laki sebanyak 257 orang,wanita 63 orang dan anak-anak sebanyak 24 orang, kini dalam tahap pemulihan trauma.
“Alhamdulilah berkat pertolongan Tuhan warga berhasil dievakuasi, ada yang lemas dan ada yang hamil tua sudah ditangani secara medis di rumah sakit,”katanya.
Sebagian warga pengungsi lain ada yang kembali ke paguyuban atau ditangani masing-masing kerukunan.
Sementara 1000 lebih warga asli yang masih bermukim di Kampung Banti, Kimbeli dan sekitarnya di Distrik Tembagapura hingga kini maish dijaga aparat gabungan TNI-Polri.
Bahkan, warga setempat yang terancam kelaparan, kini kondisi mereka sudah puluh setelah dua kontener bahan makanan di droping Satgas Terpadu gabungan dari Mapolsek Tembagapura. (bersambung)