
FOTO BERSAMA – Saulus Pokniangge, S.Kep, Ns, Kepala Puskesmas Alama foto bersama Tinus Kwalik dan Kagol Magai, Tokoh Masyarakat Alama di Kantor Dinas Kesehatan SP3, Rabu (25/9).
“Memang ada beberapa orang (kelompok separatis-red) yang masuk ke kampung tapi bukan untuk ganggu masyarakat, mereka hanya cari bahan makanan. Sekarang mereka sudah pergi tidak ada lagi di Alama”
TIMIKA,TimeX
Distrik Alama dalam keadaan aman dan kondusif saat ini sehingga guru-guru dan petugas kesehatan yang saat ini berada di Kota Timika diminta kembali ke Alama untuk bertugas.
“Di Alama aman-aman saja, jadi bapak ibu guru dan tenaga kesehatan bisa kembali ke kampung untuk melayani kami masyarakat,” kata Tinus Kwalik, Tokoh Masyarakat Alama saat ditemui Timika eXpress di Kantor Dinas Kesehatan, SP 3, Rabu (25/9).
Ia mengataka pada Kamis (19/9) semua guru pulang setelah mendapat informasi terjadi konflik sosial di sejumlah daerah di Papua. Selain itu mereka juga merasa khawatir karena ada beberapa orang yang termasuk dalam kelompok separatis memasuki Kampung Alama.
“Memang ada beberapa orang (kelompok separatis-red) yang masuk ke kampung tapi bukan untuk ganggu masyarakat, mereka hanya cari bahan makanan. Sekarang mereka sudah pergi tidak ada lagi di Alama,” ujarnya.
Sementara itu, Saulus Pokniangge, S.Kep, Ns, Kepala Puskesmas Alama mengatakan ia bersama dua orang tenaga kesehatan, bidan dan perawat pulang ke Timika pada tanggal 28 Agustus lalu. Rencananya tanggal 19 September lalu mereka akan kembali ke tempat tugas, hanya saja saat itu guru-guru di Alama kembali ke Timika, dan memberikan informasi bahwa ada beberapa orang yang tergabung dalam kelompok separatis masuk ke Alama. Selain itu juga mereka khawatir dengan situasi yang terjadi di beberapa wilayah di Papua.
“Tapi kami dan beberapa masyarakat Alama yang ada di Timika saat ini mendapatkan informasi dari kampung kalau di sana aman. Penerbangan juga lancar hanya saja memang harus antri. Rencananya hari Senin tanggal 30 ini saya dengan dua teman perawat pria kembali ke Alama,” ujarnya.
Ia menambahkan selama melaksanakan pelayanan di Alama mendapat dukungan dari warga setempat. “Warga di sana tidak mengganggu kami, mereka sering memberi kami hasil kebun. Kadang kami kehabisan kayu bakar mereka yang carikan,” pungkas Saulus. (epy)