“15 Juli saya dipaksa pindah oleh Dinas Pendidikan untuk mengajar di SP V. Menurut mereka sesuai SK juga sekolah SD Negeri VIII masuk di wilayah Kuala Kencana, tetapi meski begitu sekolah inikan bukan sekolah baru, meski Iwaka sudah pemekaran. Kasihan anak-anak yang putus sekolah”

MENDENGAR – Johanis Rettob, Wakil Bupati mendengar keluhan Kepala SD Negeri VIII dalam Sidak pada Senin (18/11).
TIMIKA,TimeX
Banyak anak usia sekolah di wilayah Kampung Iwaka Distrik Iwaka putus sekolah pasca dipindahkan SD Negeri VIII ke SP V. Sebab letak sekolah sekarang dan sekolah lain di SP 6 Kampung Naena Muktipura cukup jauh ditambah lagi moda transportasi begitu sulit. Untuk itu warga setempat meminta kepada Pemerintah Kabupaten Mimika agar mengaktifkan kembali SDN VIII.
Hal ini mengemuka saat Sidak Johanis Rettob, Wakil Bupati Mimika pada Senin (18/11).
Pantauan Timika eXpress di lokasi sarana dan prasarana sekolah tersebut cukup memprihatinkan. Dinding sekolah terbuat dari papan mulai lapuk serta minimnya meja dan kursi.
Menurut penjelasan Mince Ribka Yeimo, Kepala SD Negeri VIII, jika sekolah tersebut dibangun sejak 2012 lokasinya di Iwaka, dan sudah meluluskan delapan angkatan. Namun sejak 2017 lalu, Dinas Pendidikan memindahkan sekolah tersebut ke SP V dengan alasan jumlah rombongan belajar kurang.
“15 Juli saya dipaksa pindah oleh Dinas Pendidikan untuk mengajar di SP V. Menurut mereka sesuai SK juga sekolah SD Negeri VIII masuk di wilayah Kuala Kencana, tetapi meski begitu sekolah inikan bukan sekolah baru, meski Iwaka sudah pemekaran. Kasihan anak-anak yang putus sekolah,” jelasnya.
Ia mengisahkan awal dibuka sekolah tersebut jumlah rombongan belajar 170 anak. Seiring berjalannya waktu rombongan belajar mulai menyusut hingga 70 anak.
“Angkutan susah, rata-rata orangtua siswa hanya bekerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jadi ekomomi sangat pas-pasan,” katanya.
Ia juga mengemukakan untuk pemindahan dirinya selaku kepala sekolah ke SP V tidak disertakan dengan SK, hanya secara lisan saja oleh Disdik.
Ia juga telah diminta untuk pindah sejak 2016. Namun ia bersikeras untuk pertahankan sekolah tersebut tetap di Iwaka. Bahkan sejak 2017, ia berusaha minta bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan biaya rehab sekolah.
“Saya bukan tidak berusaha melihat kondisi sekolah seperti ini. Saya sudah delapan kali pulang pergi Jakarta urus bantuan sekolah. Awalnya mereka setuju untuk memberikan Rp870 juta, tetapi batal karena kepala Disdik menyampaikan kepada mereka jika sekolah ini tidak ada rombongan belajar,” jelasnya.
Ia juga mengatakan jika selama sekolah ini dibuka belum pernah mendapat bantuan dari Pemkab Mimika, dalam hal ini Disdik. Bahkan bantuan tenaga pengajarpun tidak ada, dari kelas satu hingga enam hanya lima guru yang aktif mengajar.
Bahkan warga sempat mengancam akan memblokade jalan masuk TPA, jika sekolah tidak kunjung dibuka kembali.
Mendengar keluhan warga, Johanes Rettob Wakil Bupati Mimika akan mencoba membicarakan hal ini bersama Disdik untuk mencari solusinya.
“Kita akan tindaklanjuti. Saya akan tanyakan kira-kira apa yang sudah dilakukan Disdik. Alasannya apa, lalu anak-anak yang putus sekolah ini bagaimana, semua akan kita bicarakan,” pungkas John. (a30)