“Misalnya dari Timika dengan Batik Air, harus lanjut dengan pesawat Lion ke daerah lain, maka bagasi tetap akan gratis yang penting melalui Batik Air”

FOTO BERSAMA – Agung S. Wibowo, ST, Area Manager Papua, Batik Air (dua dari kanan) bersama Marten LL Moru, Direktur PT Timika Grafika eXpress (TimeX) ( dua dari kiri), foto bersama saat berkunjung di Graha Timika eXpress, Senin (21/10).
TIMIKA,TimeX
Bagi sebagian orang, perjalanan dengan pesawat tidak selalu harus mendahulukan pertimbangan biaya. Ada juga yang jauh lebih mengutamakan kenyamanan dan kualitas maskapai yang ditumpanginya.
Untuk urusan kenyamanan, Batik Air kini hadir di Timika, yang dipastikan akan melakukan penerbangan perdana pada Senin (28/10) pekan depan, guna menjawab kebutuhan transportasi masyarakat, dengan mempersingkat rute penerbangan, misalnya rute Timika-Jakarta, hanya ditempuh empat jam, sampai di tujuan.
Dengan demikian, selain memangkas waktu, juga memangkas cost, sehingga masyarakat lebih dimudahkan.
“Ini kan salah satu yang dibutuhkan oleh masyarakat, jadi saat ada urusan pekerjaan di Jakarta dan sebaliknya, bisa tiba pagi dan langsung kerja,” ungkap Agung S. Wibowo, ST, Area Manager Papua, Batik Air, saat berkunjung ke Graha Timika eXpress, Senin (21/10).
Di Timika, kantor atau pelayanan Batik Air berada di Terminal Bandara Baru Mozes Kilangin, baik parkiran pesawat maupun kantor pelayanan. Namun untuk pelayanan tiket masyarakat bisa mendapatkan di seluruh agen tiket resmi di Timika.
Dikatakan, maskapai dari Lion Air Group ini menyajikan kualitas dan profesionalitas layanan yang sudah teruji unggul. Kini Batik Air sudah melayani puluhan destinasi di seluruh Indonesia dengan jadwal penerbangan mencapai 1000-an.
“Kita (Lion Air Group, red) adalah maskapai dengan jadwal penerbangan terbanyak,” tambahnya.
Dikatakan, berbicara soal fasilitas, pesawat yang akan melayani warga Timika nantinya adalah pesawat airbus A320 produksi Perancis. Airbus 320 disediakan Batik Air untuk pelayanan terbaik guna menambah tingkat kenyamanan para penumpang saat melakukan penerbangan baik sebelum maupun dalam penerbangan.
Ini adalah upaya Batik Air untuk semakin meningkatkan pengalaman terbang bagi masyarakat termasuk pebisnis di kelas premium service.
Ia menjelaskan, sebagaimana sebuah pesawat full service, tempat duduk penumpang Batik Air juga dibekali layar monitor yang menyuguhkan beragam hiburan. Melalui layar multimedia ini, penumpang bisa menikmati aneka film, musik, games dan lainnya.
Untuk urusan santapan selama penerbangan, Batik Air juga menyuguhkan pilihan menu makanan dan snack.
“Jadi kalau kita bicara soal service, kami pikir harga yang kami tawarkan tidak terlalu mahal. Masyarakat harus pahami mengenai perbedaan ini,” kata Agung lagi.
Dijelaskan, untuk pelayanan penerbangan terdiri dari tiga kategori, low-cost carrier (LCC), medium, dan full service.
Untuk LCC biasanya hanya mengantar penumpang sampai di tujuan dan tidak ada pelayanan tambahan. Sedangkan untuk medium, bisa saja disediakan makanan tetapi tidak ada hiburan entertain.
“Inilah tiga pilihan bagi masyarakat. Nah dengan pelayanan penuh (full service) yang kita berikan ini, juga akan berbanding dengan harga yang harus dibayar,” tambahnya.
Menyangkut bagasi, lanjutnya, banyak masyarakat yang memiliki kesan yang agak negatif, karena harus membayar bagasi di Lion Air. Namun ia memastikan bahwa meskipun satu grup dengan Lion Air, namun setiap penumpang Batik Air, di kelas penerbangan ekonomi bisa memaksimalkan bagasi hingga 20 kilogram. Sementara untuk kelas bisnis, bagasi cuma-cuma hingga 30 kilogram per orang.
Bahkan lanjutnya, ketika penumpang yang transit dan melanjutkan penerbangan dengan maskapai lain yang masih merupakn grup Lion, tetap gratis bagasi, karena check-in dilakukan sekali.
“Misalnya dari Timika dengan Batik Air, harus lanjut dengan pesawat Lion ke daerah lain, maka bagasi tetap akan gratis yang penting melalui Batik Air,” terangnya.
Sementara itu, berbicara soal delai pesawat Lion Air Grup yang kerap dikeluhkan masyarakat, ia mengakui hal itu. Namun ia menjelaskan, yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa faktor alam menjadi salah satu kendala yang dihadapi selama ini. Lion Air Grup, membangun jaringan konektif, antara daerah satu dengan lainnya, mulai dari penerbangan domestik antara daerah hingga luar negeri, dengan ditunjang jumlah pesawat yang banyak mulai dari ATR (Aerei da Trasporto Regionale) hingga Airbus.
Ini menurutnya memang menjadi dilema bagi Maskapai Lion Air Grup, ketika ada penumpang yang berasal dari daerah yang mengalami keterlambatan karena faktor cuaca, yang harus melanjutkan perjalanan dengan pesawat berikutnya, mau tidak mau harus ditunggu, di sisi lain penumpang komplain karena alasan tidak sesuai jadwal.
“Ini memang kadang-kadang dihadapi di grup Lion Air,” katanya.
Namun demikian, hadirnya pesawat yang serba baru saat ini di lingkup Lion Air Grup, diharapkan ketepatan waktu dan pelayanan terbaik dapat dirasakan oleh masyarakat.
Ia menambahkan, beberapa maskapai yang tergabung dalam grup Lion Air adalah Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Thai Lion, dan Lion Bizjet. Malindo Air beroperasi di Malaysia, sementara Thai Lion beroperasi di Thailand. Sedangkan Lion Bizjet merupakan pesawat dengan kapasitas kecil untuk melayani carter. Maskapai ini siap melayani semua pihak yang memesannya ke berbagai rute internasional dari Jakarta menuju negara-negara di Asia.
Dijelaskan pula, untuk saat ini memang baru beberapa rute yang dilayani. Namun tidak menutup kemungkinan kedepan, pihaknya akan melakukan penambahan rute, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya ke Manado, meskipun saat ini belum ada pesawat langsung, namun dengan koneksivitas dan ketersediaan armada milik Lion Grup, penumpang tujuan Manado tetap dapat menikmati penerbangan yang nyaman melalui Batik Air, yang akan didukung dengan armada lainnya saat transit menuju Manado, begitu juga dengan daerah lainnya, yang rutenya belum dibuka.
Sementara itu, adanya kompetitor yang sudah lebih dulu hadir di Timika, menurutnya justru menjadi hal positif dalam dunia penerbangan, karena masing-masing memiliki segmen.
“Intinya kami hadir tidak untuk bersaing dalam hal perang harga dan lainnya, tetapi lebih kepada persaingan yang pada akhirnya bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat,” imbuhnya. (Linda)