
TIMIKA,TimeX
Seorang pendulang emas tradisional bernama Lambertus Waer (35) tewas mengenaskan saat terjadi bentrok antar pendulang di Tanggul Timur kawasan mile 31, Minggu (7/8) sekitar pukul 14.00 WIT.
Lambertus, warga Jalan Yos Sudarso, Gang Gaharu Papua 1, mengalami luka tombak pada leher kiri hingga tewas ditempat.
Pertikaian berujung ditombaknya korban dipicu kesepakatan antar pendulang emas tradisional kelompok Holay dan kelompok Sa Ater.
Data yang berhasil dihimpun Timika eXpress di TKP menyebutkan, bentrokan ini ditengarai kelompok kubu Sa Ater melanggar perjanjian yang sudah disepakati bersama kelompok Holay, bahwa pada hari Minggu tidak boleh ada yang mendulang emas.
Namun, waktu itu seorang pendulang bernama Mersi Lesomar (31) mendatangi lokasi dan mendulang emas.
Tidak berapa lama kemudian, beberapa pemuda dari kelompok Holay yang ditengarai dalam keadaan mabuk berat mendapati Mersi lantas menegurnya untuk tidak mendulang emas.
“Stop dulang, ini hari Minggu,”ungkap Mersi meniru ucapan salah satu dari sejumlah pemuda Holay saat dimintai keterangannya.
Karena ditegur, lanjut Mersi, ia pun kembali ke camp dengan meninggalkan lokasi dulang.
Ketidakpuasan para pemuda belum berakhir. Mereka pun merusak dengan cara memotong mal dulang emas milik Mersi.
Mal yang dirusak itu akhrnya hanyut terbawa arus aliran sungai dan ditemukan beberapa orang kelompok Sa Ater.
Kejadian ini kemudian dilaporkan ke rekan pendulangnya yang lain.
Kawanan kelompok Sa Ater terus menuju lokasi kelompok Holat, dan bentrok berdarahpun tidak terelakan hingga Lambertus ditombaki secara tragis.
Salah seorang saksi, Mike Erubun membenarkan saat ditombak korban kemudian terjatuh dan langsung tidak sadarkan diri.
“Saya angkat dia tapi sudah tidak ada nafas lagi.Saya juga tidak tahu siapa yang tombak dia karena saat itu suasana mencekam,” tutur Mike tanpa menyebut siapa pelakunya.
Saya juga tidak tahu, karena pelaku dari kelompok Holat setelah tombak korban langsung kabur.
Seketika itu pula Mike bersama beberapa rekannya yang lain langsung mengevakuasi jenasah korban ke camp mereka.
Baru sekitar pukul 15.32 WIT Kapolsek Mimika Baru Kompol I Gede Putra bersama lima anggotanya tiba dilokasi TKP.
Setelah itu, pukul 15.45 WIT anggota Polsek Mimika Baru melakukan identifikasi sekaligus meminta keterangan saksi dari beberapa warga kelompok holay terkait peristiwa ini.
Bersamaan sekitar pukul 17.28 WIT, Wakapolres Mimika Kompol I Gusti Eradinatha bersama enam anggota Tim Khusus Polres Mimika juga mendatangi TKP.
Usai proses identifikasi, sekira pukul 18.23 WIT penyidik Polsek Mimika Baru mengevakuasi korban beserta puluhan pendulang kelompok Sa Ater menuju RSUD Mimika.
Korban yang dievakuasi baru tiba sekira pukul 18.46 di RSUD langsung divisum.
Hingga berita ini diturunkan pelaku pembunuh korban belum berhasil ditangkap.
Selain itu, di rumah duka korban masih dijaga ketat polisi.
Kapolsek Mimika Baru Kompol I Gede Putra menyatakan, kasus ini masih dalam penyelidikkan pihaknya.
“Kita evakuasi korban dulu, yang jelas pelakunya akan terus diburu dan ditangkap guna mempertanggungjawabkan tindakannya,” tukas I Gede.(a21/a19)