“Untuk dapat mengambil black box itu, kita harus membongkar ekor pesawat sebelah kanan dengan menggunakan kampak dan linggis. Sedangkan untuk membongkar membutuhkan waktu sekitar satu jam setengah, kemudian mengangkutnya ke arah heliped sekitar satu setengah jam”

DITEMUKAN – Tim Pendaki Vertical Rescue, Palah dan Deden, Letkol Pnb Sugeng Sugiharto Danlanud Yohanis Kapiyau Timika bersama Chaeruddin selaku Investigator KNKT dan Monce Brury,S.IP, Kepala SAR Timika, berfoto dengan salaman sukses atas ditemukannya kotak hitam pesawat twin otter sekaligus berakhirnya pencarian, Jumat (27/9).
TIMIKA,TimeX
Pendaki Vertical Rescue Indonesia/VRI Bandung, Palah Sabarudin dan Deden Wahyudin, berhasil menemukan black box pesawat Twin Otter 400 PK CDC yang jatuh di pegunungan Distrik Hoeya, Mimika.
Black box yang berisi komponen peralatan Flight Data Recorder/FDR dan kokpit Voice Data Recorder/VDR itu langsung dievakuasi ke Timika dan selanjutnya akan dibawa ke Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi/KNKT di Jakarta untuk diunduh.
Helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air terbang dari Ilaga menuju lokasi dengan mengangkut dua personel pendaki VRI. Tim Vertical Rescue berhasil menemukan black box dan flight recorder pesawat Twin Otter PK CDC pada Jumat (27/9).
Letkol Pnb Sugeng Sugiharto, Danlanud Yohanis Kapiyau Timika saat jumpa pers kepada wartawan di Terminal Bandara Mozes Kilangin mengatakan tim SAR yang didatangkan dari Jakarta yang melakukan pencarian terhadap kotak hitam tersebut telah berhasil menemukannya.
“Tadi pagi sekitar pukul 06.30 WIT menggunakan helikopter menuju lokasi dengan waktu dua jam setengah. Setelah menemukan kotak hitam, tim kemudian dijemput dengan helikopter menuju Ilaga. Pukul 11.00 WIT tim tiba di Timika dengan membawa kotak hitam, menggunakan Twin Otter,” jelas Sugeng.
Dikatakan, black box ini akan dibawa oleh tim ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), untuk diperiksa lebih lanjut.
Chaeruddin selaku Investigator KNKT mengucapkan terima kasih kepada semua tim gabungan dan juga tim vertical rescue yang telah berupaya semaksimal mungkin dalam mendapatkan kotak hitam dan flight recorder pesawat.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua tim yang mendukung proses evakuasi korban maupun dan juga black box ini. Dan, kami akan membawa kotak hitam ini ke Jakarta agar bisa di download,” ujarnya.
Sementara itu, Deden Wahyudin dan Palah Sabarudin selaku Tim Vertical mengakui medan di lokasi jatuhnya pesawat memang sangat terjal. Pasalnya, posisi black box berada di bagian ekor pesawat paling bawah sebelah kanan.
“Untuk dapat mengambil black box itu, kita harus membongkar ekor pesawat sebelah kanan dengan menggunakan kampak dan linggis. Sedangkan untuk membongkar membutuhkan waktu sekitar satu jam setengah, kemudian mengangkutnya ke arah heliped sekitar satu setengah jam,” jelas Deden.
Diterangkan, hambatan yang ditemukan selama proses pengevakuasi kotak hitam adalah cuaca yang berkabut dan udara yang dingin sehingga pihaknya harus menggunakan jaket yang tebal. Kemudian, kita membutuhkan tali untuk mengakses black box.
“Posisi ekor pesawat ini, di bagian atas tebing, dan pada saat kita mau mengambil black boxnya kita harus mengikatnya dengan ekor pesawat sehingga tidak jatuh, Dan alhamdulilah semuanya bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Monce Brury, S.IP selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika mengatakan dengan ditemukannya black box maka pencarian pesawat Twin Otter PK CDC telah ditutup pada hari ketujuh. Akan tetapi, pihaknya hanya membantu tim rescue dalam melakukan pencarian jenazah dan kotak hitam pesawat.
“Pada hari ketujuh kita sudah tutup operasi pencarian pesawat ini dan kami hanya membantu tim rescue untuk mencari black box dalam waktu tiga hari ini,” ujarnya. (aro)