TIMIKA,TimeX
Berdasarkan siaran pers dikeluarkan oleh BMKG Pusat, bahwa awal Bulan Maret 2019 bakal terjadi bencana hidrometeorologi di seluruh Indonesia. Meskipun demikian potensi tersebut hanya sedikit berpengaruh di Timika. Hal ini dikarenakan iklim di Timika didominasi oleh iklim lokal.

MENJELASKAN – Perdana Reynaldy Augus Usior petugas Stasiun Meteorologi Klas III Mozes Kilangin menjelaskan kondisi cuaca, Senin (4/3).
Demikian disampaikan Perdana Reynaldy Augus Usior sebagai prakirawan di Stasiun Meteorologi Klas III Mozes Kilangin saat ditemui Timika eXpress di ruang kerjanya, Senin (4/3).
Menurutnya kondisi Timika pada umumnya pada Maret ini suhunya berkisar sekitar 26,9 sampai 27,0 derajat celsius, dan jika dilihat dari segi mataharinya posisinya berada pada daerah ekuator dan memungkinkan penguapan yang tinggi.
“Jadi siaran pers dari BMKG itu indikasi potensi hidrometorologi berupa banjir. Hal tersebut memang berpengaruh namun hanya sedikit karena di Timika di dominasi iklim lokal. Jadi, pengaruhnya dari skala regional atau dari luar hanya sebesar 20-30 persen,” jelasnya.
Dikatakan pada bulan ini memang terjadi turun hujan lebat tetapi hanya sebentar pada sore dan siang harinya panas, sementara anginnya tidak terlalu kencang.
Selain itu katanya, Timika juga memiliki perbedaan topografi yang terlalu jauh.
“Jadi cuacanya cenderung lebih kecil, karena kalau siang di gunung cuacanya panas, sementara di laut cuacanya dingin. Karena angin ke gunung lebih cepat sehingga pembentukan awannya lebih banyak di bagian utara kalau siang hari. Sementara pada malam hari hujannya di laut karena ada angin darat dan angin laut,” paparnya.
Ia menambahkan perkiraan cuaca pada Maret ini sekira 420 milimeter per bulannya. Sementara pada tahun 2018 mengalami penurunan. Bahkan sesuai prediksi katanya pada bulan ini intensitas hujannya tidak terlalu lebat atau deras seperti klimatologi selama 35 tahun ini.
Sementara prediksi tinggi gelombang laut di perairan laut Timika 0 – 0,75 meter. Juga bisa terjadi 0 koma sampai satu meter tetapi untuk gelombang tinggi tidak terlalu signifikan. Karena di bagian utara Papua lebih dominan gelombang tinggi.
“Jadi, untuk di Timika gelombang laut pada Bulan Maret masih aman,” pungkasnya. (aro)