
California Jadi Acuan APKASI Bangun Daerahnya
TIMIKA,TimeX
Guna meningkatkan dan memperkaya pengetahuan para bupati dan pejabat kabupaten di Indonesia tentang strategi keberhasilan pembangunan ekonomi daerah diberbagai negara maju, maka Asosiasi Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia (APKASI) bekerjasama dengan University Of California, Amerika Serikat mengkoordinir progam kuliah singkat (bersertifikat).
Selain itu, juga diagendakan kunjungan ke beberapa instansi pemerintah dan sentra industri serta daerah pertanian terbesar dunia di wilayah California, Amerika Serikat.
Kuliah singkat juga agenda kunjungan di California merupakan acuan bagi APKASI untuk membangun daerahnya.
Pelaksaan progam kuliah singkat “Belajar Dari California” mengusung tema “Strategi Pembangunan Daerah Yang Memadukan Sektor Usaha, Lembaga Keuangan, Pendidikan Tinggi, Sumber Daya Manusia dan Alam Serta Pemerintah Daerah”.
Kegiatan ini akan berlangsung hingga 22 November 2016, sejak dimulainya 12 November lalu.
Mengingat strategisnya progam ini, Ketua Umum APKASI yang juga Bupati Tana Bumbu Mardani H Maming, SH, M.Sos, mengundang para bupati untuk dapat berpartisipasi dalam progam kuliah singkat ini. Dimana pimpinan daerah waktu itu didampingi pimpinan SKPD maupun pelaku usaha terkait.
Pimpinan daerah yang ikut dalam program ini, diantaranya Bupati Nias, Bupati Pakpak Bharat, Bupati Kantingan, Bupati Serdang Bedagi, Bupati Bangka Selatan, Bupati Pasaman, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Wakil Bupati Bandung Barat dan Wakil Bupati Trenggalek.
Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE didampingi langsung Asisten II Setda Mimika Marthen Paiding, dan lima pimpinan SKPD, yakni Kadis PU, Dominggus Robert Mayaut, Kadispenda Paulus Yanengga, Kepala Bappeda Simon Motte, Kepala BPKAD Petrus Yumte dan Kadishubkominfo Jhon Rettob.
Berdasarkan hasil penelitian Profesor Elwin Tobing, Ph.D, Guru Besar Ekonomi di University Of California Periode 2013-2015, mengatakan penyebab lambannya pembangunan ekonomi daerah di Indonesia, karena belum adanya sinergitas dan kerjasama strategis antara sektor bisnis, lembaga keuangan, pendidikan tinggi dan pemerintah daerah.
Dikisahkan, pengalaman di kota-kota Amerika Serikat dalam membangun daerah harus didasari oleh kemampuan membangun sinergi dari keempat stakeholder di atas.
“Saya contohkan seperti Pemerintahan California. Kerangka acuan kerja dari kunjungan kerjasama eksekutif delegasi APKASI ke Amerika Serikat adalah belajar dari California tentang strategi pembangunan daerah yang memadukan sektor usaha, lembaga keuangan, pendidikan tinggi, Sumber Daya Manusia dan Alam.
Sementara, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE, selaku Ketua Kordinator APKASI Wilayah Timur Indonesia menjelaskan, latar belakang program ini adalah daerah- daerah yang mau maju untuk memajukan bangsa dan negara.
“Seperti yang pernah dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo tanggal 16 Mei 2016 lalu, bahwa salah satu tantangan terbesar pembangunan di lndonesia adalah kemajuan pembangunan wilayah dan daerah. Strategi pembangunan wilayah dan daerah yang tepat dan benar di lndonesia haruslah didasarkan pada tiga hal, yaitu potensi Sumber Daya Manusia dan Alam di daerah, keterkaitan antara bisnis, lembaga keuangan, pemerintahan, dan pendidikan tinggi sebagai agen pembangunan, dan pembangunan infrastruktur untuk memacu potensi pemasaran produk daerah dan menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri,” jelasnya.
Kata Omaleng, kesuksesan dari strategi pembangunan daerah ini sangat ditentukan oleh rancangan dan perencanaan yang tepat dan benar dari pemerintah daerah.
“Bagaimana rancangan dan perencanaan pembangunan daerah tersebut dirumuskan dan diimplementasikan, itu faktor penting. Sejauh ini, sangat langka daerah di lndonesia bisa menjadi model sehingga bisa ditiru dan diadopsi pemerintah daerah lainnya di Indonesia,” katanya lagi.
Menurut Omaleng, APKASI bersama INADATA Consulting, LLC. (INADATA) dari California, bekerjasama dengan University of California lrvine menawarkan program kerjasama eksekutif “LESSONS FROM CALTFORNTA Regional Development Strategy in Linking Businesses, Higher Learning lnstitutions, Local Resources, and Local Government, bahwa, sebelum pemerintah daerah menjalankan progrmnya, pertama yang harus dilakukan adalah mempresentasikan kondisi daerahnya, tantangan yang dihadapi, potensi dan sumber daya manusia di daerah.
Kedua, menguraikan rancangan dan rencana pembangunan daerah selama 5 hingga 10 sampai 25 tahun ke depan sesuai dengan kondisi daerah sekarang dan visi pembangunan daerah.
Ketiga, melakukan penyesuaikan terhadap rancangan dan rencana tersebut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari kuliah singkat dan kunjungan lapangan di California.
Keempat, menekankan potensi daerahnya yang bisa dimajukan untuk menarik investasi atau wisata Amerika Serikat atau membuka peluang ekspor produk daerahnya ke AS.
“Untuk mempermudah, presentasi dilakukan dalam bahasa lndonesia dan dipandu oleh konsultan ahli yang juga memberikan masukan sketsa rancangan dan rencana pembangunan setiap daerah”. (a13)