
Jadikan Destinasi Wisata Budaya Masyarakat Lokal dan Luar Mimika
TIMIKA, TimeX
Bupati Mimika Eltinus Omaleng meresmikan taman keanekaragaman hayati Mapuruppuwau yang terletak di Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Sabtu (19/8).
Peresmian taman tersebut ditandai dengan tradisi adat pemotongan rotan, menyusul penandatanganan prasasti oleh Bupati Mimika dan mutasi aset dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Mimika kepada Pemerintah Distrik Mimika Timur.
Selepas prosesi peresmian, dilanjutkan dengan ritual adat Suku Kamoro untuk melindungi tugu tersebut yang dihadiri langusng jajaran Forkopinda dan sejumlah kepala SKPD lingkup Pemda Mimika. Termasuk diikuti ratusan warga dan tokoh adat, tokoh masyarakat di Mimika.
Bupati Omaleng dalam sambutannya mengharapkan taman budaya pertama di Mimika ini dapat menjadi ikon Kabupaten Mimika, serta menjadi salah satu destinasi wisata budaya bagi masyarakat Mimika maupun masyarakat dari luar Mimika.
Untuk itu, Eltinus juga mengimbau kepada masyarakat di Distrik Mimika Timur agar dapat menjaga aset tersebut dengan baik sehingga ke depannya dapat menambah pendapatan distrik untuk mendukung pembangunan di Mimika Timur.
“Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat merupakan hasil dari kebiasaan budaya masyarakat sebagai bentuk adaptasi terhadap alam dan lingkungan tempat tinggalnya. Dan juga mengandung nilai kepercayaan sistem religi yang dianut masyarakat setempat. Hanya saja sekarang kearifan lokal mulai tergerus oleh karena peradaban teknologi serta adanya kemajemukan pertambahan penduduk,” kata Omaleng.
Sementara itu, perwakilan masyarakat Kamoro dan juga merupakan tokoh adat Distrik Mimika Timur, Wens mengapresiasi kinerja Pemda Mimika yang telah membangun dan merenovasi taman Mapuruppuwau sebagai situs sejarah Mimika.
Taman Keanekaragaman Hayati Mapuruwau yang terletak di area Kampung Muare, Distrik Mimika Timur tersebut menyajikan patung Mapuruppuwau, yang merupakan tokoh sejarah peradaban suku Kamoro.
“Mapuru ini berasal dari kami orang Mware dan Pigapu. Saya orang Mware berarti saya perempuan dan Pigapu sebagai suami,” tandasnya.
Selanjutnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Mimika Limi Mokodompit menjelaskan, Patung Mapuruppuwau atau yang lebih dikenal masyarakat setempat dengan nama Tete Mapuru, awalnya disebut tugu telah dibangun Pemda Mimika 2006 silam.
Namun pada 2015 dan 2016 direnovasi kembali oleh BLH Mimika dengan total anggaran sebesar Rp1,8 miliar lebih yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
“2015 kami lakukan renovasi dan sejumlah penambahan bangunan dengan anggaran sebesar Rp700 juta. Sedangkan 2016, kami lanjutkan perbaikan dan penambahan sejumlah bangunan lagi dengan anggaran sebesar Rp1,1 miliar lebih (Rp1.100.460.000 miliar),” kata Kepala BLH Mimika, Limi Mokodompit.
Nama Mapuruppuwau katanya merupakan nama dari seorang tokoh adat masyarakat Kamoro yang dipercaya membuat peradaban baru di wilayah adat Mimika yang kini dikenal dengan nama Mapurujaya, kini Ibu Kota Distrik Mimika Timur.
“Jadi peresmian taman keanekaragaman hayati Mapuruppuwau ini bersamaan dengan hari jadi Distrik Mimika Timur,” tukasnya. (san/a28)