
TIMIKA, TimeX
Hari Air Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Maret.
Tahun ini peringatannya mengusung tema “Water by People-Water for People” (air dengan manusia, air untuk manusia).
Tema tersebut diambil karena tiga dari empat kesempatan kerja secara global bergantung pada kebutuhan air, seperti budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Peringatannya di Timika dilakukan oleh Departement Enviromental PT Freeport Indonesia (PTFI) lewat sosialisasi dengan mengangkat sub tema’water and jobs’ (air dan pekerjaan).
Giat sosialisasi tersebut dilangsungkan di Gedung Sinema Kuala Kencana, Selasa (22/3).
Manager Enviromental PTFI, Gesang Setyadi pada kesempatan itu mengungkapkan bahwa air yang berada di wilayah kerja lowland (dataran rendah) PTFI aman dikonsumsi secara langsung tanpa harus dimasak.
Sementara itu, koordinator kegiatan sosialisasi dalam rangka peringatan hari air sedunia, Meitti Poei berharap, melalui kegiatan ini dapat mengurangi botol plastik air mineral kemasan di area job site PTFI.
“Diharapkan semua peserta perwakilan dari departemen-departemen di lowland bisa menyampaikan informasi ini kepada rekannya yang lain,” jelas Meitti Poei kepada Timika eXpress saat mengunjungi Water Treatment Plant (WTP) Kuala Kencana yang merupakan salah satu bagian dari sosialisasi tersebut.
Manager Enviromental PTFI, Gesang Setyadi dalam sambutannya juga mengimbau pekerja di lingkuangan PTFI untuk menggunakan air yang diproduksi melalui WTP PTFI.
“Perusahaan sudah menginvestasi dana yang cukup besar untuk memproses air ini dan sangat aman dikonsumsi. Air produksi WTP ini ada tambahan florida yang berfungsi untuk kesehatan gigi,” jelas Gesang.
Namun, menurutnya, banyak pekerja yang belum percaya sehingga lebih memilih menggunakan air mineral kemasan.
Menurutnya, air produksi WTP ini lebih aman dikonsumsi dibandingkan air mineral kemasan.
Selain menambah sampah plastik, pengkonsumsi pun harus mengeluarkan biaya, padahal perusahaan telah menyediakan air gratis,” tandas Gesang.
Sementara itu, Foreman Facilities Management Departement, Frans Meokbun menambahkan, di area kerja lowland PTFI terdapat 6 WTP, yakni di Kuala Kencana, LIP, Basecamp, Timika Indah, Mile 38 dan Portsite.
Katanya, WTP Kuala Kencana, LIP, Basecamp dan Timika Indah, serta yang ada di Mile 38 sumber airnya berasal dari sumur bor.
Sedangkan WTP Portsite bersumber dari air danau.
Frans Meokbun menjelaskan, air dari sumber diolah secara higienis melalui proses, air ditampung ke tangki lantas dicampur dengan chlorine sesuai standar pemerintah yang layak dikonsumsi oleh manusia adalah 0,2-1,0.
Setelah dichlorine, dialirkan ke tangki dan didistribusikan untuk dikonsumsi konsumen, khusus di Kuala Kencana” jelasnya.
Dijelaskan pula, setiap harinya WTP Kuala Kencana memproduksi air yang siap dan layak dikonsumsi sebanyak 6.500 meter kubik dengan jarak alir atau radius sejauh 300 meter.
Sedangkan standar volume air yang dikonsumsi warga masyarakat di area kuala kencana perharinya mencapai 250 liter.
Namun, kenyataannya setiap insan di wilayah kerja lowland PTFI dalam sehari bisa menggunakan 1.000 liter air perhari.
“Sebenarnya ini sudah merupakan pemborosan,” kata Meokbun.
Katanya, materi proses air dari yang tidak layak minum sampai layak diminum diproses langsung di area kerja PTFI lowland.
Kegiatan sosialisasi Selasa kemarin juga menghadirkan pemateri dari
Water Quality Control PHMC PTFI, Gema Fatahilla.
Pada kesempatan itu, Gema menyampaikan materi kualitas air di lingkungan kerja PTFI lowland yang layak dikonsumsi langsung.
Sementara itu, Formen Facilities Management Departement,Janny Mamenko menyampaikan materi tentang air bersih.
Dalam kegiatan sosialisai tersebut, peserta juga berkesempatan mengunjungi WTP di area kerja lowland PTFI.(epy)