
TIMIKA,TimeX
Sering adanya komplain dari masyarakat dan keluarga pasien terkait dengan pelayanan di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar lebih ditingkatkan, hal tersebut membuat Direktur BLUD Mimika, Dr. Pasaribu sempat curhat ke Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang, SE, M.Si.
Hal ini diungkapkan Wabup Bassang saat diwawancarai wartawan di Graha Eme Neme Yauware, Rabu lalu terkait akses pelayanan BLUD terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap yang masih mengharapkan kualitas pelayanan yang optimal dan maksimal.
Memang diakui Wabup Bassang, memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat harus terus ditingkatkan, apalagi implementasi perubahan Rumah Sakit Umum Daerah sudah meningkat statusnya jadi BLUD, tentu harus memberikan mutu dan kepastian biaya menuju pelayanan yang lebih baik.
Menanggapi banyaknya keluhan pasien dan pengunjung rumah sakit yang begitu kompleks, Wabup Bassang mengakui hal tersebut butuh proses dan waktu untuk perbaikan, sebab banyak hal yang diurus.
“Tapi kita tetap berupaya maksimal meminimalisir ke arah perbaikan untuk pelayanan agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Kalau masalah sumber daya tenaga administrasi termasuk petugas kesehatan, ini terus dimaksimalkan melalui pemerataan kesetaraan dan kemudahan untuk mendapat layanan yang berkualitas dan optimal.
“Karena standar pelayanan BLUD menggunakan standar layanan minimum yang ditetapkan oleh Bupati dan DPRD setempat sesuai kewenangannya.
Wabup Bassang menambahkan, dari hasil kunjungan Komisi C DPRD Mimika beberapa waktu lalu, hal senada juga jadi masukan kepada pihak BLUD agar memaksimalkan akses layanan pasien.
Untuk meningkatkan sistem layanan yang lebih maksimal, pihak BLUD terus berbenah ke arah perbaikan layanan.
Salah satu upaya adalah dengan menggelar pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) dengan menyasar 50 tenaga profesional kesehatan yang bertugas di pusat layanan kesehatan setempat.
Kegiatan dari kerjasama dengan managemen Global Indonesia Developmet, Senin lalu, tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para tenaga medis, terutama dalam menangani pasien – pasien yang membutuhkan perawatan kegawatdaruratan, untuk kemudian diaplikasikan sesuai tugas dilapangan.
Hal ini juga sesuai dengan tuntutan masyarakat agar tenaga medis atau perawat bisa lebih profesional.
“Saya harap dengan pelatihan-pelatihan macam ini jadi indikator peningkatan layanan kesehatan BLUD,” tandasnya.(a9)