“Kondisinya dilihat dari aspek pembusukan relatif cukup stabil, karena di lokasi TKP dingin. Jadi, itu hanya memang terprakmentasi”

JUMPA PERS – Tim Dokkes menyatakan telah berhasil mengidentifikasi dua jenazah korban jatuhnya pesawat Twin Otter, saat jumpa pers di Kantor Pelayanan Polres Mimika, Kamis (26/9).
TIMIKA,TimeX
Tim gabungan yang terdiri Tim Dokkes DVI Polda Papua, Dokkes Riau, Maskapai Penerbangan Carpediem Air dan Inafis Polres Mimika, telah berhasil mengidentifikasi dua jenazah yang merupakan korban jatuhnya Pesawat Twin Otter.
Tim gabungan dalam jumpa pers Kamis (26/9), di Kantor Pelayanan Terpadu Polres Mimika merilis, dua nama yang berhasil diidentifikasi yakni Bharada Hadi Utomo dan Kapten Dasep Sobirin Ishak.
Kombes Pol DRG Agustinus MHT Kabid Dokkes Polda Papua selaku Ka Tim DVI Polda Papua mengatakan pihaknya akan memberikan hasil identifikasi yang dilaksanakan kemarin pada sore hingga malam kemarin.
“Jadi, kita mulai proses identifikasi pada pukul 15.00 WIT. Kemudian sampai proses pemeriksaan dan rekonsiliasi sekitar pukul 21.00 WIT. Dari proses identifikasi tersebut kami dapat mengidentifikasi dua korban dari empat kantong jenazah yang dievakuasi dari TKP ke RSUD,” katanya.
Lanjut dia, dari empat kantong itu berisi bodi part. Dari enam body part itu, body part nomor 0003 dan 0004 teridentifikasi sebagai Bharada Hadi Utomo karena jenazahnya relatif lebih bagus. Yang bersangkutan adalah anggota resimen dua pasukan pelopor brimob umur 26 tahun. Teridentifikasi melalui pemeriksaan gigi yaitu merupakan alat identifikasi primer dan melalui sidik jari.
“Dua alat identifikasi primer sudah sangat cukup untuk menentukan proses identifikasi bahwa benar bahwa dia adalah Bharada Hadi Utomo ditambah dengan properti. Jadi, sangat kuat dua identifikais primer dan dua identifikasi sekunder,” ujarnya.
Kemudian, dari body part nomor 0005 teridentifikasi sebagai Kapten Dasep Sobirin Ishak, pilot dari pesawat Cargo Carpediem Air. Diperoleh dari sidik jari dan properti yang sangat kuat yaitu cincin nikah. Jadi, dari enam body part kemudian sudah tiga yang terindikasi menjadi dua korban. Kemudian, tiga sisa body part yang ada, akan ditindaklanjuti pemeriksaan DNA yang membutuhkan waktu paling cepat satu minggu apabila tidak menemukan kesulitan diproses selanjutnya.
“Masih ada tiga body part yang harus kita tindaklanjuti pemeriksaan DNA dan disamping DNA kita juga akan mencoba menelusuri dari golongan darah. Memang, golongan darah bukan alat identifikasi tetapi hal ini bisa membantu tetapi signifikan namun bisa mengarah. Dan mudah-mudahan bisa diambil golongan darahnya,” jelasnya.
Ditambahkannya, proses penyerahan jenazah sudah langsung dilakukan tadi malam (Rabu-red), karena permintaan keluarga sudah menunggu untuk segera dan rencana pemberangkatan dilakukan hari ini (Kamis-red).
Menurutnya, faktor penyulitnya adalah memang body part yang ada itu minim sehingga untuk melakukan proses identifikasi pihaknya perlu pembanding yang ada di jenazah atau catatan selama ia masih hidup hal ini dilakukan untuk membandingkan.
“Kondisinya dilihat dari aspek pembusukan relatif cukup stabil, karena di lokasi TKP dingin. Jadi, itu hanya memang terprakmentasi,” ujarnya.
Menurutnya, catatan gigi hari pertama kejadian airplane cres, dirinya mendapat laporan pada saat itu juga pihaknya telah menyebarkan informasi jajaran dokkes untuk mendapatkan data gigi yang pertama. Pihaknya menemukan dari Laboratorium Klinik Obat Kepolisian (LKOK) dari DVI yang berkoordinasi dari Balai Hatpen Kemayoran Jakarta. Karena diketahui, seluruh pilot dan co pilot memiliki catatan kesehatan dan itu sangat berguna untuk proses identifikasi. Dan untuk semua data gigi anggota Polri ada di LKOK dan Polda masing-masing.
“Jadi, untuk catatan gigi kedua profesi ini cukup lengkap. Sedangkan untuk tes DNA akan dilakukan di Laboratorium DNA Pusdokkes Mabes Polri, Jakarta. Sambil bekerja sama dengan Dokkes Polda Jabar dan jajaran Polda juga proaktif mengambil sampel dari keluarga dan kita ambil dari garis vertikal seperti ibunya atau anaknya untuk membandingkan sampel yang ada di sini,” jelasnnya.
Sementara itu, Kapten Roy Yulius Rumuat, Manager Operation Carpediem Air mengatakan dari yang sudah teridentifikasi Alm. Bharada Hadi Utomo sudah diberangkatkan ke Semarang untuk dilanjutkan ke rumah duka di daerah Pati. Dan dari maskapai juga mendampingi yakni dari maskapai di Semarang untuk menunggu di rumah duka.
Sedangkan untuk Alm. Kapten Dasep Sobirin Ishak hari ini (Kamis-red) akan diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda GA 653 pada pukul 11.20 WIT tiba di Jakarta sekitar pukul 16.40 WIB dan pihaknya siapkan seremonial di bandara untuk serah terima dari maskapai ke keluarga dan selanjutnya akan diantar maskapai ke rumah duka di daerah Jati Asih, Bekasi dan selanjutnya akan dilakukan pemakaman oleh keluarganya.
“Untuk dua korban lainnya tim dokkes sedang mengupayakan identifikasi dan kami juga tetap melanjutkan pencarian di lokasi sejak hari ini (Kamis-red) namun cuaca di lokasi tidak memungkinkan,” kata dia.
Diakuinya, tim dari pihaknya di Ilaga, sudah siap membantu dari KNKT untuk pencarian black box dan voice fligh data recorder sehingga pihaknya dapat mendapatkan data yang lengkap sebab dari kecelakaan ini.
Dijelaskannya, pesawat ini mulai beroperasi sejak Oktober 2018 lalu dan telah beroperasi sejak Desember 2016.
Lanjutnya, peswat Twin Otter tersebut baru dan didatangkan dari Kanada dan beroperasi di Papua sejak Oktober 2018. Kapten Dasep Sobirin Ishak ini adalah pilot senior dan sebelumnya ia melayani di Pura dan kemudian Spiritias Sentosa dan juga Carpediem Air dengan jam terbang lebih dari 10 ribu dan untuk terbang Twin Otter area tugasnya di Papua dan Co Pilot Pesawat Yudra Tetuko sebelumnya join dengan Avia Star dan beroperasi di Papua, dengan beroperasi 2 ribu jam hingga kini dia masih beroperasi di Papua.
Dikatakannya, maskapai ini untuk penumpang juga kargo dan izin operasinya adalah ijin operasi AOC nya 135, jadi bisa untuk carter dan penumpang serta barang.
“Informasi yang saya dapat itu, pesawat ini sudah melakukan tiga kali penerbangan dengan rute yang sama. Sedangkan, kapasitas seatnya adalah 22 seat dan diizin kami 18 penumpang. Sementara dari manifest yang tercatat beras 1,6 ton dengan satu orang penumpang yakni Bharada Hadi Utomo, sehingga total kapasitas yang diangkut saat itu adalah 1,7 ton. Dan seluruh penumpang juga akan mendapatkan ansuransi,” tuturnya.
Sementara AKBP Agung Marlianto, Kapolres Mimika mengatakan Bharada Hadi Utomo merupakan satuan dari resimen 2 pasukan pelopor dari Mabes Polri yang tergabung dalam rangka Satgas Nemangkawi untuk Papua.
“Alm memang ditugaskan dalam pengawalan di pesawat tersebut sehingga almarhum dilengkapi dengan body fast, helm dan senjata lengkap. Namun, senjata milik korban mengalami kerusakan atau pecah dan tim telah menemukannya sehingga disatukan dalam kantong jenazah tersebut. Dan kini, senjata milik korban telah diamankan di Satgas Nemangkawi,” jelasnya. (aro)