“Dengan adanya penerbangan baru ini tentu bisa mengatasi masalah kesulitan transportasi udara dimana saat ini hanya ada 2 pilihan maskapai yang beroperasi sehingga penerbangan Batik Air ini hadir dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat”

TAURI – Eltinus Omaleng, Bupati Mimika saat memakaikan tauri, kepada Capten Tomy Wardana, Dirut Batik Air. Tampak Maria Kristi Enda Murni, Direktur Angkutan Udara (kanan) dan Jhon Rettob, Wakil Bupati Mimika (kiri) dalam penyambutan saat Pesawat Bati Air mendarat di Bandara Mozes Kilangin, Senin (28/10).
TIMIKA,TimeX
Maskapai penerbangan swasta nasional dari Lion Air Grup, Batik Air, mengoperasikan dua pesawat untuk melakukan pendaratan perdana di Bandara Mozes Kilangin Timika, Senin (28/10).
Dua jenis pesawat Airbus tersebut yakni A320 dengan rute Makassar-Timika membawa 117 penumpang dewasa dan 4 anak-anak. Kemudian Airbus A321 dengan rute Jakarta-Timika langsung membawa para pimpinan Batik Air dan jajaran dari Kementerian Perhubungan.
Eltinus Omaleng, Bupati Mimika yang didampingi John Rettob Wakil Bupati Mimika, anggota DPRD Mimika dan pimpinan OPD menyambut kedatangan perdana pesawat Batik Air untuk melayani kebutuhan transportasi udara dari dan ke Timika.
Penyambutan perdana penerbangan Batik Air ditandai dengan pemecahan kendi berisi air bunga, pengalungan noken dan memakaikan topi Papua oleh Eltinus Omaleng Bupati Mimika yang berlangsung di Bandara Mozes Kilangin sisi Selatan.
Eltinus Omaleng, Bupati Mimika dalam sambutannya mengatakan, pembukaan akses baru rute penerbangan langsung Timika-Jakarta (PP) dan Timika-Makassar (PP) oleh maskapai Batik Air sejalan dengan visi misi bupati dan wakil bupati yakni membawa masyarakat Mimika cerdas, aman dan damai.
Dengan adanya penerbangan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan perekonomian dan perdagangan. Hal ini sesuai dengan misi bupati dan wakil bupati yakni mewujudkan pemerataan pada semua sektor ekonomi dengan membuka peluang bisnis di berbagai sektor dan mewujudkan ekonomi sejahtera.
“Dengan adanya penerbangan baru ini tentu bisa mengatasi masalah kesulitan transportasi udara dimana saat ini hanya ada 2 pilihan maskapai yang beroperasi sehingga penerbangan Batik Air ini hadir dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” tutur Eltinus.
Eltinus mengatakan, Pemda Mimika bersama Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan dan PTFI telah bersama-sama melakukan pengembangan dan peningkatan fasilitas penunjang baik sisi udara maupun sisi darat Bandara Mozes Kilangin, sehingga keterbatasan fasilitas yang harus dilengkapi seperti bandara yang belum selesai, tempat parkir, runway, apron dan lain sebagainya perlahan akan dibenahi.
Menurutnya, dengan masuknya maskapai Batik Air dapat berdampak positif pada persaingan bisnis penerbangan. Dengan demikian, harga tiket pesawat bisa lebih dijangkau oleh masyarakat. Jangan sampai ada pembicaraan dengan maskapai lain, untuk menaikkan harga. Dan ini kalau terjadi, maka harapan masyarakat untuk bisa menikmati atau adanya pilihan transportasi udara tidak akan tercapai.
“Persaingan bisnis ini harus dipertahankan jangan kita sudah senang dengan harga murah tiba-tiba harga mahal lagi, kami harapkan juga untuk rutenya kalau bisa dari Timika-Surabaya karena warga Lamongan kesulitan harus lewat Makassar atau Jakarta,” tutur Eltinus.
Katanya, dengan masuknya dua pesawat saja sudah penuh, sehingga harus ada pembenahan, apron harus tambah masing-masing satu kilo sehingga kalau pesawat tiga masuk (Batik, Garuda dan Sriwijaya) bisa cukup.
Lanjutnya, bahwa pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk apron sehingga pesawat-pesawat kecil tidak lagi parkir di tengah-tengah. Dengan demikian maka Pemda Mimika harus kerja keras untuk perpanjangan apron, juga kedepannya harus membutuhkan runway.
“Karena runway yang ada sekarang 2.300 maka kami butuh tambah 800 meter menjadi 3.200 supaya air bus yang paling besar masuk lagi ke Timika. Sehingga lapangan yang ada ini benar-benar lapangan internasional supaya hubungan langsung luar negeri dan dalam negeri,” ujarnya.
Tidak hanya itu, tempat parkir juga belum lengkap, mudah-mudahan tahun depan bisa lengkapi tempat parkir, apron juga harus ada 12 apron tidak 6 lagi. Jadi harus tambah 6 apron lagi untuk pesawat bisa parkir.
“Diharapkan, Freeport dan Avco dapat membantu kita agar bangunannya dilepas supaya apron kita bisa perpanjang ke sana,” kata Eltinus.
Sementara, Capten Tomy Wardana, Dirut Batik Air dalam sambutannya mengatakan, penerbangan Batik Air ke Timika ini merupakan impian semua pihak. Penerbangan Batik Air ke Timika, memberikan layanan Full Service Airline atau layanan penuh.
“Pada saat ini kami memiliki 58 pesawat tapi ada masuk satu lagi jadi 59 pesawat. Tahun depan kita akan menerima lagi 7 pesawat baru di jajaran Batik Air sehingga melengkapi armada sesuai rencana kami,” tutur Tomy.
Tahun depan, kata Tomy, pihaknya akan menerima tambahan dua pesawat air bus A330 untuk jarak jauh beserta lima tambahan baru air bus A321 versi terbaru. Air bus 321 ini untuk penerbangan jarak jauh sehingga memungkinkan untuk melaksanakan permintaan masyarakat Indonesia bagian Timur untuk terbang langsung.
Lanjutnya, lima pesawat jenis badan sempit artinya bisa menampung160 orang, dua pesawat berbadan lebar untuk penerbangan jarak jauh. Sehingga, tahun depan pihaknya akan mengoperasikan 66 pesawat sekaligus.
“Untuk domestik sendiri mudah-mudahan dengan adanya penambahan penerbangan berbadan sempit ini bisa terbang jarak jauh 7 jam. Untuk harganya kami taat pada regulasi pemerintah jadi apapun itu kita akan melakukan dengan peraturan yang ada untuk kesejahteraan dan membantu masyarakat di Papua,” ujarnya.
Ditanya terkait permintaan Pak Bupati, kata Tomy, untuk Timika-Surabaya akan dipikirkan lagi dan jika ijinnya sudah diberikan serta kalau permintaannya cukup baik maka tentu akan dilakukan.
Diakuinya, untuk promo harga pasti ada, cuma untuk penerbangan Jakarta-Timika karena jaraknya langsung peminatnya tidak terlalu banyak, untuk sekarang ini sudah lebih dari 80 orang terisi.
“Fasilitas bandaranya cukup baik mungkin kami hanya minta kepada pemerintah untuk perhatikan marka-marka. Penerbangan kami dari Jakarta-Timika kami harapkan dapat membantu mobilisasi secara dinamis untuk warga Timika karena yang dari Timika sendiri bisa berangkat dari pagi menuju Jakarta dan malam harinya dapat menuju pulang ke Timika,” kata Tomy.
Selanjutnya, Maria Kristi Enda Murni, Direktur Angkutan Udara mengatakan, mudah-mudahan penerbangan ini bisa membuat konektivitas di Timika dan Papua pada umumnya semakin bagus dan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tentu akan mensupport penuh untuk rencana berikutnya yang direncakan para operator.
“Penerbangan langsung ini akan memangkas atau memotong harga tiket, kalau selama ini dirasa mahal karena memang belum ada yang penerbangan langsung. Semoga ada operator penerbangan yang bisa melayani penerbangan secara langsung. Kami juga akan berupaya agar teman-teman operator sudi terbang langsung ke Timika. Penerbangan rute Jakarta-Timika adalah rute ke 75,” tutur Maria.
Terakhir, John Rettob, Wakil Bupati Mimika kepada wartawan mengatakan, ijin di Timika ini sedikit berbeda dari bandara-bandara yang lain, kalau bandara lain cukup pengelola bandara dan Airnav, kalau di sini (Mimika) harus 3 pihak bahkan sampai 4 pihak yakni UPBU dari sisi slot di dron, apron dan lainnya, ijin slot ruang udara dari Airnav, Avco karena pemegang sertifikat bandar udara setelah itu lapor lagi ke PTFI yang lapornya sampai di Amerika makanya selama ini lama.
“Tapi sekarang sudah tidak lagi, sekarang sudah masuk walau butuh perjuangan selama dua tahun. Ini merupakan program 100 hari kerja kami dan mudah-mudahan dalam 100 hari kedepan sudah ada lagi tambahan maskapai lain,” tutup John. (san)