
JENAZAH – Tim SAR gabungan saat membawa jenazah korban pesawat Twin Otter menuju Ambulance menuju RSUD Mimika, Rabu (25/9).
“Karena posisi vertikal ditambah lagi pesawat tabrak gunung sehingga terpencar semua serpihan pesawat dan juga korban. Memang lokasi tersebut bebatuan dan licin sehingga kita harus semaksimal mungkin menemukan jenazah korban. Dan besok (Kamis-red) kita akan mencari peralatan pesawat lainnya karena fokus hari ini adalah menemukan jenazah”
TIMIKA,TimeX
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi keempat jenazah penumpang pesawat Twin Otter pada Rabu (25/9) dan tiba di Terminal Bandara Mozes Kilangin sekitar pukul 11.05 WIT menggunakan Carpediem Air Twin Otter series 400.
Brigjen TNI (Mar) Budi Purnomo, Dir Ops Basarnas kepada wartawan saat jumpa pers di Terminal Bandara Mozes Kilangin, Rabu (25/9) mengatakan Satgas SAR gabungan sampai hari ke- 8 operasi, telah menyelesaikan tugas yang pertama yaitu evakuasi terhadap korban. Tahap kedua adalah evakuasi kotak hitam pesawat, yang akan dilaksanakan besok (hari ini, red).
Sejak hari pertama sampai keempat, tim baru bisa menemukan kepastian, sehingga di hari kelima tim mengulangi pencarian untuk menentukan landing zone dari tim SAR gabungan untuk mengevakuasi korban. Dari empat Tim SAR gabungan dapat didaratkan di landing zone satu, terdiri dari Basarnas group, kemudian dua dari rescue SAR gabungan melaksanakan evakuasi.
“Yang pertama pukul 06.19 WIT, kedua pada pukul 07.00 WIT,” jelas Budi Purnomo.
Lanjutnya, secara teknis, dari tempat kejadian pihaknya mengevakuasi korban ke pos Ilaga, dan Tim suport dari TNI/Polri yang ada di Mamontoga mensupport tim satu dan tim duanya terdiri dari logistik, komunikasi, kesehatan dan persiapan evakuasi serta pengamanan dari Satgas Brimob.
Dikatakan, dalam proses ini pihaknya menggunakan transpotasi udara baik dari Timika ke Ilaga, Ilaga ke lokasi kejadian hingga Mamontoga, selanjutnya keempat jenazah diantar ke RSUD untuk dilakukan investigasi tim DVI Polri.
Untuk tahap kedua, yakni mencari black box, dan voice fligh data recorder mulai terhitung besok pagi (hari ini), pihaknya akan melaksanakan pencarian yang akan berlangsung sampai Jumat (27/9), Basarnas tetap akan mem-back up.
Sementara itu, Kombes Pol John Sitanggang selaku Dansatgas Nemangkawi mengatakan, jenazah setelah selesai diidentifikasi baru bisa dibawa ke keluarganya masing-masing.
“Tim dari Polri sudah tiba di Timika dan ada di rumah sakit dan proses identifikasi sementara berjalan. Sedangkan untuk kondisi jenazah Bharada Hadi Utomo yang merupakan BKO ditempatkan di Ilaga ditemukan jenazahnya dalam kondisi sudah rusak,” ujarnya.
Lanjutnya, hal tersebut dikarenakan terjadinya kemungkinan pesawat tersebut membentur tebing sehingga besar kemungkinan jenazah sudah rusak. Almarhum Bharada Hadi Utomo dari Resimen dua Korsp Brimob. Dan almarhum juga baru datang dan kemudian tergabung dalam pengamanan.
Sedangkan Chaeruddin selaku Investigator KNKT mengungkapkan KNKT tugasnya adalah menginvestigasi sebuah kecelakaan pesawat. Evakuasi jenazah sudah terlaksana tinggal mencari black box.
“Flight data recorder ini merekam penerbangan pesawatnya. Jadi, kita bisa menganalisis terbangnya, kecepatannya dan masalah fligh recoreder kemudian rekaman pembicaraan yang terekam di kokpit semuanya akan diketahui,” kata dia.
Untuk mengetahui itu, kata Chaeruddin, barang tersebut mudah-mudahan dapat ditemukan. Setelah ditemukan maka akan dibawa ke lab khusus untuk mendownload isinya. Prosesi dowload-nya memakan waktu sekitar dua jam selanjutnya akan diterjemahkan apa yang ada di situ dan itu membutuhkan waktu.
“Dan setelah kami melihat itu, mendengarkannya selanjutnya kami akan membentuk tim di KNKT untuk menganalisa. Jadi, untuk saat ini saya tidak bisa menjawab penyebab kecelakaannya. Dan UU Internasional memberikan waktu ke KNKT selama 12 bulan untuk mengetahui kronologis awalnya namun banyak kecelakaan yang bisa selesai sebelum 12 bulan,” ujarnya.
Dalam waktu yang sama, Letnan Kolonel (Pnb) Sugeng Sugiharto, Komandan Lanud Yohanis Kapiyau mengatakan medan yang agak sulit dan tebing yang curam membuat pihaknya membutuhkan enam penerbangan dengan menggunakan Heli SA 235. Dimana, untuk cek poin penjemputan dari Ilaga menuju spot dilaksanakan enam soti seluruhnya berjalan dengan lancar kemudian digeser ke Ilaga lalu ke Timika.
Setelah proses evakuasi lancar, aman dan terkendali, pasukan pengamanan di Mamontoga kemudian ditarik dan kembali ke Timika sehingga seluruh personil dan tim evakasui logistik dan makanan seluruhnya telah ditarik ke Timika siang ini (kemarin).
“Yang kita tinggal saat ini di Ilaga dan bermalam di sana adalah tim pendaki atau vertcial rescue yang kita datangkan dari Bandung bersama satu personil dari KNKT yang kita laksanakan untuk pendampingan,” jelasnya.
Tujuannya adalah untuk pengambilan black box yang rencananya dilaksanakan besok pagi dengan menggunakan helicopter yang sama spotnya sama dan kemudian setelah black box ditemukan akan digeser ke Ilaga dan selanjutnya ke Timika menggunakan Twin Otter.
Sementara itu, AKBP Agung Marlianto, Kapolres Mimika mengatakan proses evakuasi bisa terlaksana, untuk bagian tubuh dari korban itu meskipun tidak lengkap dalam arti organnya tidak lengkap dan itu sudah mewakili setiap korban.
“Korban sudah disemayamkan tetapi masih menunggu tim forensik yakni Kabiddokkes Polda Papua beserta tujuh orang tim untuk melakukan identifikasi bagian tubuh dari jenazah,” katanya.
Untuk pencarian hari ini lanjutnya, tim gabungan SAR, TNI, Polri dan Basarnas serta pendaki.
Ia juga menyampaikan agar pihak keluarga bisa bersabar, sampai evakuasi telah dinyatakan selesai baru diizinkan untuk membawa keluarga masing-masing.
Perjuangan Personil SAR dalam Evakuasi
Prosesi evakuasi terhadap empat jenazah penumpang Twin Otter tersebut dilakukan oleh empat personil dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, yang terdiri dari Julius Silubun selaku Pengatur Muda beserta timnya yaitu Adrian D. Wondiwoi, Pengatur Muda, Ivan Bayu Aji, Pengatur Muda, Philipus Tepa, Pengatur Muda serta Julianus.
Julius Silubun selaku komandan pelaksanaan evakuasi mengatakan ketinggian wilayah medan untuk evakuasi mencapai 4.558 mdpl serta medannya sangat vertical sehingga harus menggunakan tali.
“Selain itu kita juga terkendala dengan cuaca karena cuaca tersebut cepat sekali tertutup dengan awan dan kabut sehingga kita menunggu cuacanya bagus,” ujarnya.
Dijelaskannya, pihaknya tiba di lokasi serpihan pesawat sekitar pukul 06.20 menit dan kemudian pihaknya menuju ke lokasi serpihan selang dua jam. Karena medannya sangat berat sehingga memakan waktu apalagi kondisinya vertikal harus mendaki untuk mengambil posisi aman.
“Karena posisi vertikal ditambah lagi pesawat tabrak gunung sehingga terpencar semua serpihan pesawat dan juga korban. Memang lokasi tersebut bebatuan dan licin sehingga kita harus semaksimal mungkin menemukan jenazah korban. Dan besok (Kamis-red) kita akan mencari peralatan pesawat lainnya karena fokus hari ini adalah menemukan jenazah,” tuturnya. (aro)