TIMIKA,TimeX
Festival Persahabatan melalui pelayanan firman dengan menghadirkan Dr. Peter Youngren digelar hari ini di Lapangan eks Pasar Swadaya, Jalan Yos Sudarso, Kamis (22/8).

Dr. Peter Youngren
Melalui Festival Persahabatan oleh penginjil asal Negara Kanada juga pendiri World Impact Ministries, sebuah organisasi Kristen Internasional yang menjangkau lebih dari 100 negara, diharapkan mampu melahirkan aura baru kedamaian di tanah Amungsa pascaaksi demonstrasi pada Rabu (21/8).
Dr. Peter Youngren selama empat hari, mulai Kamis (22/8) hingga Minggu (25/8), akan memperkenalkan kuasa Allah dan menyejukan iman masyarakat Mimika.
“Festival ini sangat tepat dilaksanakan di Timika karena merupakan mengusung misi persahabatan. Persahabatan bukan sebagai slogan, tapi untuk mengetahui persahabatan sejati yang sebenarnya, karena dalam persahabatan harus saling menghargai,” tutur Peter Youngren dalam konferensi pers di Hotel Grand Tembaga, Rabu (21/8) malam.
Ia mengilustrasikan berdasarkan nats Injil, bahwa Salomo mengatakan, orang bodoh bisa memulai pertengkaran dengan mudah, tetapi orang yang bijaksana akan memperkuat persahabatan.
Melalui Festival Persahabatan, ia telah membantu jutaan orang untuk bangkit dari ketakutan, kelemahan, dosa, rasa bersalah, sakit penyakit dan masih banyak permasalahan dalam pergumulan hidup manusia.
Ini selaras dengan filosofi pelayanannya, yaitu menekankan pada kasih karunia Allah bagi semua orang yang tidak membeda-bedakan agama atau budaya.
Karena itu, untuk memperkuat persahabatan maka harus saling menghormati dan menghargai.
“Festival ini hadir untuk membawa berita tentang kasih Allah agar masyarakat Mimika tahu bagaimana bisa memandang satu sama lainnya. Festival ini bukan hanya untuk umat Kristiani atau berupa KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), tapi akan dihadiri saudara dan saudari kita non Kristen seperti muslim dan penganut agama lainnya. Sebab, Allah mengajarkan saya untuk melihat Allah dalam setiap orang, karena di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan berkarya,” serunya.
Ia menambahkan ketika seseorang melihat yang lain, maka dirinya juga akan melihat Tuhan, karena Tuhan tinggal di dalam diri manusia, dia, kamu dan semua.
“Ketika saya melihat Allah di dalam kamu yang perempuan ataupun laki-laki, apapun agamanya, etnis dan budayanya, maka saya tidak ingin menyinggung, menyakiti dan menjelekan sesama. Dan bila saya mengucapkan sesuatu yang buruk kepada sesama, berarti saya mengatakan sesuatu yang buruk itu kepada Allah,” tegasnya.
Tuhan katanya, juga tinggal di dalam orang-orang yang tidak mengenal Dia. Semua hidup di dalam Tuhan Allah.
Seperti halnya festival ini ada untuk membagi kasih Allah melalui doa bersama.
Festival ini sambung Peter, sudah yang kesekian kalinnya di Papua.
Ia pernah berdoa bersama Gubernur Lukas Enembe dan masyarakat Papua pada umumnya.
“Selama empat hari ini, mari bersama-sama kita saling mendoakan. Saya akan mendoakan yang tuli, lumpuh, penderita kanker dan yang lainnya dengan percaya penuh kepada Allah, maka semuanya akan sembuh. Ini bukan strategi pemasaran, tapi betul-betul berupa festival untuk kita lebih mengenal Allah dan menyejukan hati dalam kasih Allah,” pungkasnya. (san)