“Saya mau jelaskan sedikit dari mana kita dapat anggaran DAK. Bapak ibu, DAK di Kabupaten Mimika mau berjuang atau tidak otomatis setiap tahun wajib dapat tiga puluh lima sampai empat puluh miliar. Pada saat saya ada di Jakarta lama-lama saya berjuang sampai dapat seratus miliar itu tahun 2017”
TIMIKA,TimeX
Eltinus Omaleng Bupati Mimika meresmikan bangunan gedung Instalasi Rawat Darurat (IRD) dan gudang Instalasi Gizi (IG) RSUD Mimika pada Kamis (11/4).

TANDA TANGAN – Eltinus Omaleng Bupati Mimika didampingi dr Evelyn Pasaribu Direktris RSUD Mimika dan Elminus B Mom Ketua DPRD Mimika menandatangani prasasti peresmian gedung IRD dan IG RSUD Mimika, Kamis (11/4).
Peresmian dimulai pukul 10.00 WIT ini ditandai dengan pemukulan tifa, penadatangan prasasti serta pengguntingan pita oleh bupati. Usai peresmian bupati didampingi dr Evelynn Pasaribu Direktris RSUD Mimika, Elminus B Mom Ketua DPRD Mimika, I Nyoman Putu Arka Asisten III Setda Mimika, AKBP Agung Marlianto Kapolres Mimika, Danlanal, Danlanud, Danbrimob serta pimpinan OPD Mimika melihat secara langsung fasilitas kedua gedung itu.
Sebelum peresmian sepuluh orang perawat menampilkan tarian dengan gerakan tujuh langkah mencuci tangan yang benar dan menyusul tarian penyambutan ‘samparidek’ dibawakan oleh sepuluh siswa-siswi SMP YPPK Santo Bernadus.
Omaleng merasa sangat bangga Mimika memiliki gedung Instalasi Rawat Darurat (IRD) dan gedung Gudang Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika yang sangat megah dan mewah.
“Saya bangga sekali gedung ini megah dan mewah,” ungkap Omaleng dalam sambutan.
Omaleng dalam sambutan juga menjelaskan sehingga bisa bangun gedung IGD yang sebegitu megah saat ini merupakan hasil lobinya tahun 2017 lalu di Pemerintah Pusat.
“Saya mau jelaskan sedikit dari mana kita dapat anggaran DAK. Bapak ibu, DAK di Kabupaten Mimika mau berjuang atau tidak otomatis setiap tahun wajib dapat tiga puluh lima sampai empat puluh miliar. Pada saat saya ada di Jakarta lama-lama saya berjuang sampai dapat seratus miliar itu tahun 2017,” jelas Omaleng yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.
Dari besaran DAK Rp100 miliar ini ia bagi Rp30 miliar untuk RSUD yang kini telah dibangun gedung mewah ini. Sementara Rp 46 miliar dibagi untuk pembangunan Jalan Hasanuddin mulai dari Pasar Sentral sampai jembatan SP5 dan Rp 20 miliar dipergunakan pengerjaan Jalan SP 2 menuju kantor bupati lama yang kini Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah (BKDD).
“Kenapa tahun ini DAK tetap saja tiga puluh lima miliar, tidak naik-naik, karena teman-teman kepala OPD malas berjuang cari dana. Kemarin kalau saya tidak berjuang kita tidak dapat uang besar,” tutur Omaleng.
Menurutnya mengapa harus berjuang terus karena tanpa ada perjuangan maka biar sampai seratus tahun pun pembagunan ini tidak akan selesai dibangun.

FOTO BERSAMA – Eltinus Omaleng Bupati Mimika didampingi dr Evelyn Pasaribu Direktris RSUD Mimika foto bersama pejabat eselon III dan IV RSUD Mimika setelah peresmian Gedung IRD dan IG RSUD Mimika pada Kamis (11/4).
“Namanya saja pembangunan pasti berkembang terus tanpa henti. Makanya kita harus berjuang terus untuk membangun. Seperti gedung yang mewah dan megah ini, termasuk membuka jalan yang lebar-lebar,” paparnya.
Orang nomor satu di Mimika ini menjelaskan dirinya membangun gedung IRD dan Instalasi Gizi RSUD Mimika maupun pembangunan infrastruktur jalan yang lebar-lebar sekarang karena punya rencana besar pembentukan Provinsi Papua Tengah sudah ada di depan mata dan Mimika menjadi ibu kotanya.
“Besok ada pemilihan presiden. Bapak ibu jangan takut-takut. Pilih saja yang sudah ada sekarang. Supaya Provinsi Papua Tengah tidak lama sekitar tahun 2020/2021 sudah terbentuk dengan ibu kotanya di Kabupaten Mimika,” ajak Omaleng.
Dengan peresmian IRD dan Instalasi Gizi ini Omaleng merasa bangga sekali meskipun perjuangannya yang mana orang selalu menjelek-jelekan dirinya mengapa tidak ada di Timika tapi lama-lama di luar.
“Tapi buktinya hasilnya seperti ini sangat luar biasa. Orang menjelek-jelekan ini suatu hal biasa,” katanya.
Menurutnya kemegahan RSUD Mimika ini tidak ada bandingnya dengan Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura yang kondisinya sangat jorok.
“Sebenarnya tidak masuk. Di sana airnya tidak ada, kamar WCnya bila kita masuk membuang WC kecil harus tutup hidung karena aroma yang keluar sangat tidak sedap,” tutur Omaleng sambil peragakan menutup hidungnya.
Sesuai hasil pengamatannya selama chek up di RSUD Dok II Jayapura sebenarnya rumah sakit yang kelas tipe A ada di RSUD Mimika.
“Saya lihat rumah sakit kelasnya itu bukan ada di Jayapura Kota Provinsi. Tapi harusnya yang kelas itu ada di Timika,” katanya.
Selain itu Omaleng memuji para perawat yang menari tujuh langkah mencuci tangan dalam mengisi acara peresmian.
Menurutnya penampilan perawat menari ini apabila para pasien melihat pasti langsung sembuh.
Kesempatan yang sama ia ingatkan perawat saat melayani pasien jangan lagi main HP buka FB atau WA. Selesai jam kerja atau istirahat baru memegang HP buka FB atau WA. Bahkan ia mewajibkan setiap perawat dalam melayani pasien memakai topi perawat.
“Saat melayani orang Papua yang rambut kriting dan kulit hitam jangan tutup muka dengan masker, karena itu adalah tugas dan kewajibanmu melayani pasien,” pesannya.
Sementara dr Evelyn Pasaribu Direktris RSUD Mimika dalam laporan menyebutkan RSUD Mimika salah satu dari lima RSUD rujukan regional di Provinsi Papua. Hal ini sesuai Surat Keputusan (SK) Permenkes nomor 391 tahun 2014. Bahwa syarat Rumah Sakit rujukan regional kelas B harus memiliki Instalasi Rawat Darurat (IRD) dan gudang Instalasi Gizi (IG).
Ia mengatakan merampungkan pembangunan gedung IRD dan gedung gudang IG RSUD Mimika sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp30 miliar tahun 2017 yang kegiatannya pada tahun 2018. Sesuai rencana awal dibangun dua lantai namun karena anggaran yang disetujui hanya satu lantai.
Ia menyebutkan proyek ini dengan konsultan perencanaan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering, penyedia PT Timur Setara, konsultan pengawas PT Epalindo Hartamas, dengan pagu kontrak Rp 29,414,512,000. Pembangunannya dimulai 11 Juni 2018 membutuhkan waktu 254 hari atau selama delapan bulan delapan hari kalender kerja.
Sementara latar belakang dibangunnya gedung gudang Instalasi Gizi bahwa sejak tahun 2013 RSUD Mimika sudah merencanakan untuk melakukan pengelolaan Instalasi Gizi sendiri (menyiapkan makanan pasien). Namun gedungnya tidak representativ atau tidak memenuhi standar kesehatan untuk pengelolaan makanan pasien.
Perihal ini ujarnya sudah beberapa kali usul tetapi tidak terealisasi dalam DPA RSUD Mimika. Oleh karena itu, pada akhirnya RSUD lebih memilih untuk pengadaan obat-obatan, barang-barang hasil pakai medis yang berhubungan langsung dengan pasien.
Ia menyebutkan untuk merampungkan pembangunan gedung Instalasi Gizi menelan anggaran sesuai nilai kontrak bersumber dari DAK Rp 2,151,544,259. Perencanaannya oleh PT Pemetar Argeo Consultant Engeneering, penyedia PT CV Berkat Kurnia Mandiri, pengawas CV Darma Citra Utama dengan lama pelaksanaan pengerjaan 169 hari kerja.
Dilengkapi fasilitas
dr Evelyn menjelaskan IGD saat ini memiliki fasilitas terdiri dari ruang tindakan, ruang perawatan, ruang operasi ada dua untuk darurat dan ruang ICU untuk bayi-bayi bermasalah, ruang persalinan, radiologi, rontgen dan farmasi serta laboratorium. Untuk tenaganya masih menggunakan tenaga yang sementara ada. Namun pihaknya juga sudah usulkan kepada bupati bahwa RSUD Mimika masih kekurangan tenaga, maka sambil menunggu jawaban bupati penambahan tenaga, operasional pelayanan harus tetap jalan.
“Ada aturan Kementerian Kesehatan satu perawat maksimal layani pasien beberapa orang saja. Karena ini ruangan pelayanan darurat sehingga tempat tidur yang disediakan hanya kurang lebih 15 buah,” jelasnya.
Ia menambahkan RSUD Mimika sebagai rumah sakit tipe B selain kesediaan fisilitas juga syaratnya harus ada dokter spesialis dan sub spesialis. Misalnya penyakit dalam dan ginjal.
“Untuk sub spesialis ini yang masih kami cari karena untuk Papua memang susah dapat,” katanya.
Saat ini sebutnya RSUD memiliki 26 dokter spesialis terdiri dari interna, beda, otak, kulit, THT. Sementara yang subnya baru jantung yang lain belum ada.
RSUD Mimika sesuai Permenkes nomor 391 tahun 2014 menentukan di Papua ada lima rumah sakit rujukan regional. Lima diantaranya RSUD Mimika dan Nabire untuk wilayah Mee Pago.
Sehingga pasien yang berdomisili di wilayah Mee Pago boleh rujuk ke dua rumah sakit ini dilihat dengan letaknya mana yang terdekat.
PON
Sehubungan dengan persiapan pelaksanaan PON XX 2020 mendatang dr Evelyn menyebutkan dalam Musrenbang Kabupaten dilaksanakan Bappeda telah mengusulkan kesiapan. Terkait PON pula katanya dari provinsi telah minta siapkan delapan tim medis, namun oleh Kepala Dinas Kesehatan mengirim sembilan tim, empat timnya dari RSUD Mimika.
Tim ini selanjutnya akan dikirim mengikuti pelatihan di provinsi khusus untuk teknik sport. Dalam setiap tim harus ada dokter dan untuk RSUD siapkan delapan dokter ditambah satu dokter anastesi. (antonius djuma)