“Karena mau kerja bagaimana kalau kantor tidak ada ATK, administrasi kantor, komputer tidak ada dan laptob tidak ada, ini kebutuhan dasar internal kantor”
TIMIKA,TimeX
Hampir sebulan ini Hans Magal selaku Direktur Transisi Yayasan Hak Asasi Manusia (YAHAMAK) Mimika tengah berupaya keras menata dan benahi kembali kelembagaan Yahamak secara menyeluruh mulai dari aspek pengelolaan managemen, tata kelola internal office (kantor) dan rekrut pegawai baru.

Hans Magal
Hal ini disampaikan Hans Magal Direktur antarwaktu Yahamak saat ditemui Timika eXpress di ruang kerjanya, Senin, (9/9).
Tahapan pembenahan ini mulai berlangsung ujarnya, sejak sebulan berjalan ketika dirinya ditunjuk oleh dewan pembina dan pendiri Yahamak sebagai direktur transisi.
Ia berharap lewat langkah ini sistem kerja kelembagaan terutama mendorong peningkatan etos kerja karyawan dan staf yang memang dari sisi SDM dinilai masih sangat lemah.
“Karena mau kerja bagaimana kalau kantor tidak ada ATK, administrasi kantor, komputer tidak ada dan laptob tidak ada, ini kebutuhan dasar internal kantor,” ujarnya.
Ia merencanakan rekrut kembali pegawai baru sesuai kebutuhan pada awal tahun 2020 bisa menunjang SDM Yahamak yang profesional.
Tugas ini memang berat dalam menata manajemen Yahamak supaya kedepan jam kerja staf dan karyawan diatur masuk pukul 08.00 WIT dan pulang pukul 15.00 WIT.
Dengan pembenahan dilakukan kedepan Yahamak sudah siap sehingga betul-betul menjadi lembaga mampu memainkan perannya sesungguhnya sebagai lembaga HAM dan Anti Kekerasan.
Keberadaan Yahamak katanya, bukan hanya milik masyarakat Amungme dan Kamoro saja tapi semua orang di wilayah NKRI khususnya Papua dan Timika tanpa memandang suku, agama, golongan dan ras.
Pada prinsipnya Yahamak terbuka menerima semua bentuk aduan dari siapa saja korban baik kekerasan serta hak-hak karyawan dan TNI-Polri sekalipun.
“Jika ada masalah yang menyangkut HAM kami siap melakukan advokasi untuk memberikan rasa keadilan terahadap orang (korban), juga kelompok-kelompok yang merasa HAMnya dikorbankan,” katanya.
Putra Amungme ini berharap dalam kepemimpinannya secara intens akan menjalin kerjasama seoptimal mungkin kepada LPMAK, LEMASA, LEMASKO, lembaga gereja, Pemkab Mimika, PT Freeport Indonesia dan stakeholder lain sebagai mitra supaya sama-sama seirama melangkah menjalankan program-program untuk menunjang kemajuan Kabupaten Mimika, dengan masing-masing menterjemahkan perannya menuju perubahan.
Khusus Freeport dan LPMAK dapat memberikan support kepada Yahamak melalui sebagai donatur maupun sifatnya ide sangat dibutuhkan guna penompang program-program yang direncanakan agar mampu dijalankan.
Lembaga ini katanya, sudah tua tapi tidak ada perkembangan yang signifikan. Sebuah prestasi dapat diukur melalui kemajuan kinerja dan pertumbuhan yang bergerak maju.
“Saya harap ke depan Freeport dan LPMAK dapat mem-back up program fisik dan non fisik yang dalam waktu dekat akan disampaikan pada pihak yang bersangkutan, dan saya bersama staf sudah merancang program di tahun 2020 kemudian dengan rancangan biaya yang akan membiayai program yang akan dilakukan nanti,” katanya.
Yahamak katanya, siap sharing program dan kegiatan di bidang kemanusiaan bersama pemerintah. Apa yang pemerintah butuh Yahamak harus buat tapi juga disisi lain pemerintah harus buat apa.
“Jadi mari kita kolaborasi karena selama ini kami hanya didanai oleh Freeport dan LPMAK, sedangkan tidak ada dari sumber lain. Harapan kami, pemerintah daerah dapat memfasilitasi kami sehingga kami juga memiliki link yang dapat kerjasama dengan lembaga-lembaga HAM di Indonesia, tapi juga di Papua serta kementerian di lembaga-lembaga Negara yang berkaitan langsung dengan bidang hak asasi manusia, supaya kita bisa punya program dan jaringan secara nasional juga daerah, baik kabupaten juga propinsi akan lebih efektif,” paparnya.
Untuk perencanaan program tahun 2020 ia berusaha kerja keras agar yang ditargetkan Oktober ini harus sudah final bersamaan pengajuan perencanaan keuangan program sesuai waktu yang berlaku di PT Freeport. Apabila semuanya sudah tuntas baru dimulai persiapan penerimaan dan seleksi karyawan baru sesuai kebutuhan.
Sebagai direktur transisi lanjutnya, tanggung jawabnya menyiapkan direktur devinitif memang betul-betul punya kemampuan dan kapasitas supaya nantinya mampu membawa lembaga ini ke arah lebih baik.
“Kami juga sudah menyurati audiens pada lembaga-lembaga mitra baik LPMAK, Freeport, Lemasko, Lemasa dan Pemkab tapi belum ada konfirmasi balik. Ini langkah perkenalan diri sekaligus menyampaikan harapan baru ke depan seperti apa sehingga kerjasamanya dapat berjalan,” katanya. (a32)