
FOTO BERSAMA – Pelajar SMK Tunas Bangsa foto bersama berkostum kedaerahan masing-masing usai upacara peringatan Sumpah Pemuda ke 91 pada Senin (28/10).
TIMIKA,TimeX
Sesuai hasil supervisi terhadap SMA-SMK di Kabupaten Mimika oleh pengawas sekolah bersama Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi Papua didapati hampir semua sekolah Pendidikan Penguatan Karakter (PPK) masih minim.
Demikian disampaikan Laurensius Lasol, Fasilitator Daerah Pemetaan Mutu Pendidikan Mimika saat dihubungi Timika eXpress via telepon, Rabu (30/10).
Lasol mengatakan PPK bagi peserta didik sedapat mungkin oleh sekolah diusahakan menjadi budaya sekolah yang terus dikembangkan agar anak didik memiliki nilai moral yang baik, seperti religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas harus ditumbuh kembangkan.
Mantan Kepala SMK Tunas Bangsa ini mengungkapkan, bukti minimnya PPK sangat nampak dari banyaknya coretan-coretan atau aksi vandalisme di dinding sekolah, anak- anak yang tidak disiplin, terlambat masuk sekolah juga terlibat perkelahian antarsiswa.
Literasi
Selain PPK, ujarnya, program literasi juga perlu dikembangkan. Literasi tidak hanya mengajak anak membaca tapi juga proses pelajaran itu mengarahkan anak untuk rajin membaca sekaligus menemukan jawaban dari apa yang dipelajari.
Sesuai 8 Standar Nasional Pendidikan baik menyangkut isi, penilaian proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, keuangan dan lainnya. Dan dari hasil supervisi selama seminggu dan analisis dan evaluasi yang dilakukan terhadap SMA-SMK, berjalan cukup baik. Namun belum maksimal, sehingga harus mendapat pendampingan terus menerus dengan instansi terkait, baik pengawas, Dinas Pendidikan juga LPMP.
Oleh karenanya, ia mengharapkan agar para kepala sekolah dapat memastikan bahwa kegiatan penjamin mutu dengan siklus SPMI dalam mengembangkan proses pembelajaran di satuan pendidikan ke depan dapat berjalan maksimal.
Menurutnya, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setiap instrumennya mengharuskan satuan pendidikan melibatkan pemangku kepentingan. Contohnya, untuk SMK dengan melibatkan pihak pengawas, Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, guru juga dunia usaha dan industri (Dudi).
Karena berbicara tentang KTSP merupakan roh, yang di dalamnya memuat visi misi dan tujuan sekolah, serta struktur kurikulum dan proses pembelajaran, silabus dan lainnya, yang harus disusun dalam rancangan program sekolah secara tertulis, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, yang tertulis di dalamnya sebagai acuan dalam proses pendidikan. (a32)