TIMIKA,TimeX
Sesuai data yang dirilis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Mimika temuan HIV-AIDS di Kabupaten Mimika per Desember 2018 lalu sudah mencapai 5.718 kasus. Dari jumlah ini rincian pasien terinfeksi HIV sebanyak 2.966 kasus dan 2.752 positif AIDS. Jumlah prevelensi HIV-AIDS Mimika ini menjadi tertinggi di Indonesia.

MENYALAKAN LILIN – Pemuda menyalakan lilin pada MRAN, Jumat (24/5) malam.
Hal tersebut dikatakan Maria Yosinta Rahangiar, Ketua Panitia Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) 2019 atau International Candlelight Memorial 2019 (peringatan cahaya lilin internasional) dalam laporannya Malam Renungan Aids di halaman Puskesmas Timika, Jumat (24/5).
Pada acara ini mengusung tema “Intensifying The Fight For Healt And Human Rights atau Mengintensifkan Perjuangan Untuk Kesehatan dan Hak Asasi Manusia”. Sub tema “Berbeda, Bersama dan Bersatu Dalam Mencegah Stigma dan Diskriminasi Serta Penegakan Hak Asasi Manusia”.
Maria yang juga Kepala Puskesmas Timika ini mengungkapkan salah satu cara menekan angka kasus HIV-AIDS diperlukan usaha peningkatan pengetahuan kepeduliaan masyarakat setempat dan keluarga mengenai bahaya HIV-AIDS serta penyakit menular lainnya.
Menurutnya melalui momen itu dapat merangkul orang dengan HIV positif untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi di lingkungan masyarakat sekitarnya.
“Dengan semangat kebersamaan, bersatu dan bertindak sesuai dengan sub tema kegiatan kita, saya yakin dan percaya kita bisa menekan laju perkembangan penularan HIV-AIDS di Mimika dan di momen bulan puasa ini mari kita bersama bergandengan tangan untuk memerangi virus ini,” ajak Maria.
Sementara H Toyib, perwakilan PT Freeport Indonesia (PTFI) berpesan kiranya kegiatan ini menjadi tantangan bagi semua pihak dalam menghadapi bencana AIDS agar lebih mawas diri dalam bertindak.
Oleh sebab itu, semua pihak mulai dari pemuda dan remaja masjid dapat menjadi pioner untuk merubah perilaku yang negatif menjadi positif.
Bahkan ia mengajak remaja masjid menjadi sumber penebar kebaikan, mengajak orang berperilaku hidup sehat.
“Mudah-mudahan kedepannya kita tidak hanya merenung tapi ada action langka nyata,” tuturnya.
Menurut Toyib inilah menjadi tantangan bersama, jangan sampai remaja sekarang ini menjadi rusak mental dan moralnya.
“Maka dari itu mari bersama-sama kembangkan perilaku yang baik sehingga korban berkurang bukan bertambah. Kalau bertambah berarti prestasi kita menurun dan sebaliknya, jika korban menurun maka prestasi kita meningkat,” kata Toyib.
Turut hadir OMK Gereja Katedral Tiga Raja, Pemuda Gereja Ebenhaezer, Kingmi, remaja Masjid Al Furqan, SPSI PTFI dan lainnya.
Malam Renungan AIDS Nusantara tersebut diselenggarakan rutin setiap tahun oleh Community Health Development (CHD) PTFI bekerja sama dengan Puskesmas Timika. Pada MRAN menghadirkan suasana hening nan haru dengan penyalaan lilin diiringi lantunan musik. (san)