• Latest
  • Trending
  • All
  • News
  • Business
  • Politics
  • Science
  • World
  • Lifestyle
  • Tech
Indahnya Kei dari Bukit Masbait dan Eksotisme Pulau Bair (Bagian 3 – Habis)

Indahnya Kei dari Bukit Masbait dan Eksotisme Pulau Bair (Bagian 3 – Habis)

13 November 2019
Destinasi Wisata Pohon Jomblo Ramai Dikunjungi Warga

Destinasi Wisata Pohon Jomblo Ramai Dikunjungi Warga

21 Oktober 2020
Minta Sumbangan Berkedok Yayasan Dianggap Ilegal

Minta Sumbangan Berkedok Yayasan Dianggap Ilegal

21 Oktober 2020
Kepala Imigrasi Bahas PORA di Distrik Wania

Kepala Imigrasi Bahas PORA di Distrik Wania

21 Oktober 2020
Jalan Kartini Ujung Tembus Busiri Ditimbun

Jalan Kartini Ujung Tembus Busiri Ditimbun

21 Oktober 2020
Pengerjaan Jalan Selamat Datang-Keuskupan Mencapai 80 Persen

Pengerjaan Jalan Selamat Datang-Keuskupan Mencapai 80 Persen

21 Oktober 2020
2173 Petani Gunakan Pupuk Subsidi

2173 Petani Gunakan Pupuk Subsidi

21 Oktober 2020
Pemerintah diminta hanya boleh mengawasi legalitas surat rapid tes, tetapi tidak boleh memonopoli pemeriksaan rapid tes untuk pelaku perjalanan.

Pemerintah Tidak Boleh Monopoli Pemeriksaan Rapid Tes

20 Oktober 2020
Rekruitmen Jajaran Komisaris PT MAS Harus Bebas KKN

Rekruitmen Jajaran Komisaris PT MAS Harus Bebas KKN

20 Oktober 2020
Melihat adanya potensi wisata menarik, di Kampung Kekwa, Distrik Mimika Tengah, Yayasan Somatua, bersama masyarakat mulai membangun 18 home stay, yang nantinya digunakan sebagai tempat istirahat bagi wisatawan.

Yayasan Somatua dan Warga Bangun 18 Home Stay di Kekwa

20 Oktober 2020

Pandemi, Sebanyak 3.228 Karyawan Dirumahkan

20 Oktober 2020
RAT Koperasi Ditiadakan Selama Covid-19

RAT Koperasi Ditiadakan Selama Covid-19

20 Oktober 2020
PCNU Mimika Adakan Aneka Lomba Secara Daring

Maknai Hari Santri Nasional ke V, PCNU Mimika Adakan Aneka Lomba Secara Daring

20 Oktober 2020
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News
Sabtu, Maret 6, 2021
  • Login
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News
No Result
View All Result
Timika eXpress
No Result
View All Result

Indahnya Kei dari Bukit Masbait dan Eksotisme Pulau Bair (Bagian 3 – Habis)

by Wahyu Ilahi
13 November 2019
in News
0
Indahnya Kei dari Bukit Masbait dan Eksotisme Pulau Bair (Bagian 3 – Habis)

Foto: Yosefina Dai Dore/TimeX PULAU BAIR-Dedy (kedua dari kanan), Angelus Elmas (pertama dari kiri) dana dua wisatawan dari Prancis foto bersama di Pulau Bair, Maluku Tenggara beberapa waktu lalu.

PULAU Kei memang sangat indah. Salah satu spot terbaik adalah dengan melihatnya dari ketinggian Bukit Masbait yang merupakan bukit doa bagi umat Katolik. Begitu juga Pulau Bair yang sangat eksotis dan menjadi tujuan wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing.
Seperti apa keindahan Bukit Masbait dan eskotisme Pulau Bair?
Laporan: Yosefina Dai Dore/TimeX

Foto: Yosefina Dai Dore/TimeX
PULAU BAIR-Dedy (kedua dari kanan), Angelus Elmas (pertama dari kiri) dana dua wisatawan dari Prancis foto bersama di Pulau Bair, Maluku Tenggara beberapa waktu lalu.

ACARA syukuran pelantikan Wakil Bupati Mimika John Rettob sudah selesai dilaksanakan, panitia sudah tidak memiliki kegiatan jadi kami anggota rombongan dari Timika bebas ke mana saja.
Hari itu, Kamis (31/12) pagi. Menumpangi Toyota Avansa warna silver yang kami rental, saya bersama Anna Balla, Deddy, Rendy dan Jean Yoteni memutuskan ke Pantai Ngur Kwahan Ohoi Detarwun Atas.
Kami diantar seorang guide, warga Ohoi Faan. Namanya Jevo. Sebelum ke Pantai kami singgah di Pasar Langgur untuk membeli beberapa ikan segar, pisang untuk dibakar, bahan-bahan untuk sambal, dan nasi di salah satu warung makan yang ada di pasar tersebut.
Dalam perjalanan kami berhenti di beberapa spot menarik dalam kota untuk berfoto.
Setibanya di pantai kami langsung berbagi tugas, ada yang membakar ikan dan pisang dan ada yang menyiapkan sambal.
Setelah semuanya tersedia kami menikmati makan siang yang lezat di tepi pantai sambil mendengarkan alunan musik Maluku dari salah satu gazebo.
Nampak juga sejumlah anak kecil berlarian dan mandi di laut, beberapa orang dewasa membersihkan pantai dengan menyapu dan memungut sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung sehingga pantai selalu terlihat bersih.
Usai menikmati makan siang kami membeli beberapa buah kelapa muda yang baru saja dipetik.
Setelah itu kami pun berfoto disejumlah spot cantik di tepi pantai termasuk di beberapa rumah pohon yang disediakan masyarakat setempat. Biasanya pengunjung yang mau berfoto di rumah-rumah pohon harus membayar Rp5ribu, namun karena guide kami merupakan kerabat dari petugas yang menjaga pantai sehingga kami boleh foto-foto gratis.
Di pantai itu juga di siapkan banyak toilet dan fasilitas air bersih.
Setelah berfoto-foto Randy mengambil video pemandangan pantai menggunakan drone.
Sangat nikmat saat itu, rasanya ingin berlama-lama lagi di situ tapi hari sudah mulai sore masih ada tempat yang kami akan kunjungi hari itu.
Kami pun bergegas meninggalkan pantai menuju ke Bukit Masbait di Kampung Kelanit. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit, kami tiba di lereng bukit.
Perjalanan dari lereng ke puncak bukit hanya dengan berjalan kaki.
“Turun di sini saja, mobil tidak bisa naik ke bukit,” kata Jevo.
Saya, Deddy, Anna Bala dan Jean Yoteni turun dari mobil menuju ke Bukit Masbait, Rendy dan Jevo menunggu di mobil.
Dari lereng bukit kami melewati Gua Maria, nampak beberapa orang sedang menghias pelataran gua dengan bunga-bunga yang cantik. “Sepertinya mau ada perayaan ekaristi di sini,” kata Anna Balla.
“Iya kak hari ini penutupan Bulan Maria mungkin ada misa di sini,” saya menimpali.
Kami melihat-lihat sebentar suasana di sekitar gua kemudian melanjutkan perjalanan ke bukit. Ternyata perjalanannya cukup jauh satu kilometer lebih jaraknya dari lereng. Sampai di tengah jalan kami sangat kelelahan, beberapa kali kami berhenti untuk beristirahat saya sempat berpikir untuk kembali ke mobil.
“Ayo sedikit lagi, masa ko mau kalah dengan opa dan oma itu,” kata Dedi, sambil menunjuk ke opa dengan oma yang sedang dalam perjalanan dari atas bukit. “Baru pulang doa Opa?” saya menyapa sambil menyalami mereka. “Iya nak kami baru habis sembayang,” kata Opa.
Saya jadi semangat mendaki sampai di bukit. Keringat bercucuran, sangat melelahkan tapi begitu tiba di puncak bukit, semua rasa lelah hilang ketika melihat keindahan pemandangan Pulau Kei dari atas bukit. “Wow sangat indah,” celutuk Anna Bala. “Iya indah sekali Kak, capenya langsung hilang,” saya menimpali.
Setelah puas menikmati pemandangan di puncak bukit, kami pun mencari spot foto yang indah.
Sepenjang perjalanan ke Bukit Masbait terdapat 14 patung perhentian kisah sengsara Yesus.
Di puncak bukit ada patung algojo yang sedang melucuti pakaian yesus, memaku Yesus di salib, replika kuburan Yesus, Salib Yesus dan patung Kristus Raja di atas menara yang sangat tinggi.
“Saya naik di atas menara ko foto saya e, nanti gantian ko naik saya yang foto,” kata Deddi sambil menyerahkan Hpnya meminta saya memfotonya. “Saya tidak naik terlalu tinggi saya takut,” jawab saya.
Deddy pun naik ke atas menara dan memilih spot yang bagus untuk di foto. Saya dengan Anna Bala hanya foto-foto di bawa menara dan di sekitar patung-patung yang ada di bukit.
Kami menyempatkan diri berdoa sebentar kemudian turun dari bukit.
Saat turun rupanya misa penutupan Bulan Marian sudah dimulai, kami kebingungan karena tidak ada akses jalan lain selain harus melewati gua maria tersebut.
Kami berhenti sebentar di tangga dekat gua maria, kebetulan ada beberapa suster melihat kami dan mereka melambaikan tangan memberi isyarat untuk lewat saja di gua tersebut.
Kami berjalan perlahan-lahan di lokasi misa sambil mengucapkan terimakasih kepada suster-suster yang ada di situ.
Kami pun langsung menuju mobil. Dalam perjalanan pulang kami meminta guide mengantar kami berkeliling di kampung-kampung yang belum sempat kami kunjungi di Kei Kecil. Hampir semua kampung kami datangi sehingga kami baru tiba di rumah sekitar Pukul 23.00 WIT.
Keesokan harinya, Jumat (1/11) sebagian anggota rombongan dari Timika pergi ke Pulau Bair, termasuk Deddy dan Rendi. Saya dengan Anna Balla memutuskan mengikuti kegiatan Meti Kei di Pantai Wap. Ribuan orang hadir di tempat itu, banyak sekali kegiatan menarik tapi matahari siang itu terlalu terik saya juga masih kelelahan. “Kak kita pulang ya saya rasa kurang enak badan, masih cape sekali,” saya mengajak Anna Bala untuk pulang. “Iya dik kita pulang saja saya juga masih cape,” kata Anna.
Menggunakan mobil Toyota Avansa warna hitam milik Angelus Elmas, kerabat dari Anna Balla kami pun memutuskan pulang. Perjalanan ke Ohoi Faan kurang lebih dua jam.
Hari itu kami hanya ke satu tempat wisata, sisa waktu dihabiskan untuk beristirahat karena besok Sabtu (2/11) kami berencana ke Pulau Bair.
Sabtu, sekitar pukul 07.30, kami dijemput Angelus Elmas dengan mobilnya. Dalam perjalanan Deddy menelpon saya meminta ikut lagi ke Bair. Bram, yang menjadi supir kami hari itu menghentikan mobil di depan Mapolres Tual menunggu ke datangan Deddy. Kurang lebih 10 menit Deddy tiba dan kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Ngadi, dari kampung itu kami naik perahu ke Pulau Bair. Perjalanan ke Bair kurang lebih sejam. Sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan dengan laut yang biru dan jernih, kami bisa melihat karang, ikan-ikan cantik yang sedang berenang dan terumbu karang di dasar laut dengan jelas. Tidak ada sampah apapun yang ditemukan di permukaan laut. “Kita seperti sedang snorkeling ya, bisa lihat karang, ikan dan terumbu karang dengan jelas,” kata Deddy.
Setiba di Bair kami berlabuh di pelabuhan kayu, saat itu air sedang surut.
“Wow kaya lukisan, indah sekali,” saya bertertiak saat pertama kali melihat Pulau Bair. “Terimakasih Tuhan sudah membawa kami ke tempat seindah ini,” saya mengucap syukur dalam hati.
Kami langsung foto-foto di spot-spot foto yang cantik.
“Paling bagus kalau foto di atas tebing,” motoris yang mengantar kami ke Bair menyarankan hal itu.
“Naiknya lewat mana,” saya bertanya dengan ragu-ragu karena tebingnya sangat tinggi.
“Mari saya antar,” ajaknya.
Saya, Anna Bala dan Deddy pun mengikuti motoris tersebut. “Oh Tuhan, harus panjat tebing ini, saya foto dibawa saja,” saya hendak mengurungkan niat untuk naik karena tebingya terlalu curam. “Ko sudah smapai di sini baru tidak naik di tebing ko rugi sekali,” kata Deddy.
Motoris dan Anna Balla juga memberikan semangat. “Ayo tidak apa-apa banyak orang yang naik ke sini. Fokus di tempat pijakan saja jangan lihat ke bawa,” kata motoris. Saya pun mengikuti sarannya, dan berhasil sampai di atas tebing. Pemdangan dari atas tebing jauh lebih indah, kami pun berlama-lama di atas tebing menikmati keindahan pulau Bair dan tentu berfoto-foto di situ.
Setelah puas foto-foto kami turun kembali ke pantai dan mandi sepuas-puasnya.
Saat itu pengunjung pulau Bair hanya kami berlima, tidak lama kemudian datanglah dua orang wisatawan asing yang mengaku berasal dari Prancis.
Kebetulan Angelus Elmas bisa berbahasa Inggris jadi kami tahu kalau selain berwisata kedatangan mereka juga membuat video untuk vlog. “Dua hari yang lalu kami buat video di Raja Ampat,” kata salah satu wisatawan asing dalam bahasa Inggris. Setelah puas mandi, kami mengelilingi Pulai Bair dengan perahu beberapa kali. Di spot-spot yang menarik kami meminta motoris untuk berhenti, kami mandi dan foto-foto.
Hari sudah sore kami pun memutuskan pulang.
Setiba di Ngadi kami suah dijemput Bram dan langsung menuju salah satu restoran dengan menu andalam ayam geprek. Setelah menikmati ayam geprek yang lezat kami melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Budaya Rat Ohoivuur di Kampung Letvuan. Taman tersebut merupakan makam dari Raja Kei pertama yang berasal dari Bali.
Setelah itu kami pun kembali beristirahat karena malam harinya akan pergi lagi ke acara Festival Bali Kei di Pantai Ngur Sarnadan, Desa Ohoililir. Panitia kegiatan festival mendatangkan beberapa penyanyi dari Jakarta dan DJ Yasmin yang masuk dalam top 10 DJ di Indonesia dan juga DJ dari luar negeri.
Sayangnya malam itu saya tiba-tiba sakit perut jadi tidak ikut ke Festival Bali Kei. “Aduh kawan ko rugi sekali tidak pergi, acaranya terlalu keren, kami berpesta di tepi pantai,” kata Dedi keesokan harinya. Saya agak menyesal tapi ya sudahlah, sudah berlalu mudah-mudahan saya punya kesempatan lagi untuk bisa mengikuti festival Bali Kei di tahun-tahun berikutnya. (*)

 

Tags: flashheadlineKei
Previous Post

Pasar Sentral jadi Pasar Digital Pertama di Papua, Beli Noken dan Sagu Pakai LinkAja

Next Post

Pejabat yang Tidak Jalankan Visi Misi Bupati Diminta Mundur

Wahyu Ilahi

Wahyu Ilahi

Next Post
Pejabat yang Tidak Jalankan Visi Misi Bupati Diminta Mundur

Pejabat yang Tidak Jalankan Visi Misi Bupati Diminta Mundur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Timika eXpress

Copyright © 2020 Timikaexpress.com

  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Mimika
  • Borgol/Hukrim
  • Ekbis
  • Penkes
  • Papua News

Copyright © 2020 Timikaexpress.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In