
>>Saldi Hermanto Dianiaya
TIMIKA, TimeX
Kapolres Mimika, AKBP Victor D Mackbon mengakui bahwa masih ada oknum anggotanya yang tidak profesional dalam menjalankan tugas sebagai pelindung, pengaman dan pengayom masyarakat.
Terbukti, masih ada oknum aparat yang arogan dan berlagak preman, Sabtu (11/11) malam minggu lalu sekitar pukul 22.50 WIT setelah mengeroyok Saldi Hermanto, redaktur Surat Kabar Salam Papua.
Hanya saja, pascakejadian penganiayaan, pihak kepolisian setempat maish merahasiakan identitas dari oknum polisi tersebut.
Kapolres Mimika AKBP Viktor Dean M ackbon mengakui anggotanya telah terlibat dalam pengeroyokan wartawan, namun Victor beralasan oknum polisi tersebut masih dalam pemeriksaan.
Kapolres Mackbon menambahkan, terhadap oknum-oknum anggota yang mengroyok korban, kini masih diinterogasi, resminya kita akan bagikan,” katanya saat dikonfirmasi Minggu (12/11).
Aksi brutal sekelompok oknum anggota Polres Mimika terhadap Saldi Hermanto tidak lagi mengikuti aturan hukum, sebab Saldi dihajar hingga babak belur.
Kapolres Mackbon hanya berharap peristiwa ini jadi koreksi internal.
Akibat dikeroyok, wajah kiri Saldi tampak pecah. Bagian lain wajahnya tampak lebam dan bengkak. Luka juga tampak di bagian lehernya.
Namun, menurut pengakuan Saldi, ia pun mengalami sakit dibagian rusuk kanan sehingga pernapasanya sedikit terggangu.
“Mereka sekitar enam orang keroyok sampai delapan orang di Pos Terpadu. Sampai di Polres, saya kembali dipukuli oleh anggota Brimob di pos penjagaan,” terang Saldi kepada wartawan.
Bahkan usai diperiksa dan divisum di RSUD Mimika, Saldi merasa kepalanya pening hingga muntah-muntah, sebab selain dipukul, jga melayangkan tendangan ke tubuh korban.
Kasus tersebut diduga bermula dari kegiatan pasar malam di Lapangan Timika Indah. Saat itu sempat terjadi kericuhan antar kelompok pemuda.
Saldi bersama dua anaknya ikut jadi korban saat massa berhamburan menyelamatkan diri, keluar dari lapangan. Saldi lalu mengunggah kritikan atas cara aparat melakukan pengamanan.
Diduga kuat, kritik tersebut oleh Satuan Sabhara Polres Mimika dianggap sebagai pelecehan. Sekelompok anggota Satuan Sabhara Polres Mimika lalu menciduk Saldi yang sedang “nongkrong” di warung kopi depan Satlantas Polres Mimika untuk dibawa ke Pos Terpadu di Jalan Budi Utomo.
Dari kejadian ini, Wakapolres Mimika Kompol Arnolis Korowa mengaku sejumlah oknum pelaku sudah di sel dan sedang diperiksa pihak Propam Polres Mimika.
Kompol Arnolis Korowa pun menyambut apresiasi wartawan di kediaman keluarganya.
Pemred Timika eXpress, Maurits Sadipun mengutuk tindak pengroyokan tersebut.
Menurutnya, tindakan sekelompok polisi tersebut tidak mencerminkan mereka sebagai aparat penegakan hukum.
Kasat Reskrim Polres Mimika AKP Dionisius VDP Helan, SIK pun menegaskan tetap memproses pelaku penmgeroyokan.
Sementara itu, aksi pemukulan oleh enam anggota Sabhara Polres Mimika terhadap Saldi Hermanto pun menuai tanggapan dari Ketua Komisi A DPRD Mimika Saleh Alhamid.
Melalui pesan singkatnya kepada Timika eXpress, Minggu (12/11), Saleh mengatakan bahwa aksi pemukulan tersebut semakin menambah daftar kebencian masyarakat terhadap insitusi Polri.
“Saya harap Kapolri secepatnya melakukan langkah penindakan terhadap para pelaku.
Begitu pula Lucky Mahakena, selaku Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Mimika, menyarankan agar kasus pemukulan terhadap SH harus diproses secara hukum positif.
Demikian diungkapkan Luky Mahakena melalui pesan whatsappnya, Minggu (12/11).
Kata Lucky, keadilan adalah hak setiap warga negara, maka perangkat penegak hukum harus menindak tegas dan melakui peradilan umum.
“Supremasi hukum tidak mengenal dari unsur manapun, siapapun indikasi pelaku mau korban dan begitu pun sebab akibat hukum terjadi pemukulan itu harus dibuktikan secara umum,” ujar Luky. (a28/tan/zuk) |