TIMIKA,TimeX
Korneles Bokowi, seorang bocah usia 6 tahun asal Kampung Amaru Distrik Derkumu Kabupaten Asmat, nyaris kehilangan harapan hidupnya karena menderita gizi buruk. Korneles kini menjalani perawatan medis di Ruangan Pipit (Bangsal Pengobatan Anak) RSUD Mimika, didampingi langsung Imanuel Bokowi ayahnya.

DIRAWAT – Korneles Bokowi sementara dirawat di RSUD Mimika sambil bermain pistol, Senin (4/3).
“Dia (Korneles) pas satu bulan dirawat di RSUD Mimika. Sebelumnya jalani perawatan di RSUD Kabupaten Asmat juga sebulan. Karena kondisinya semakin parah dan fasilitas medis yang terbatas sehingga kita rujuk ke RSUD Mimika,” kata Imanuel.
Imanuel yang juga Kepala Suku Kaigar asal Suku Besar Asmat sangat menyangkan pelayanan RSUD Agats. Padahal setelah kunjungan Presiden Joko Widodo pada 13 April 2018 lalu, kini belum ada penanganan maksimal terhadap kasus seperti ini.
“Bahkan kalau mau rujukan saja, harus dibatasi jumlah pengantar, sehingga selama sebulan saya berjuang seorang diri temani anak saya di RSUD. Kami orangtua kecewa. Masa orang nomor satu di republik bisa turun di Asmat bersama rombongannya, tetapi pelayanan sama Saja,” tegas Imanuel.
Ia mengaku saat kunjungan waktu itu, ia sempat berjabatan tangan dengan Jokowi.
Namun, jabatan tangan yang tidak berbekas sehingga masih ada tangis pilu, yakni masih ada kasus gizi buruk yang belum ditangani baik, seperti yang menimpa anaknya.
Pasalnya, masih banyak anak di Kota Agats dan beberapa distrik yang menderita gizi buruk.
Untuk itu, ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten setempat untuk sigap dan tanggap menyikapinya dengan mengedepankan pelayanan tingkat dasar, sampai pada tingkat rujukan lanjut yakni ke Timika atau Merauke.
Imanuel mengisahkan sebelum anaknya mendapat layanan perawatan medis di Distrik Agats, Kabupaten Asmat , dari Distrik Akad tempat tinggalnya, mereka diantar prajurit TNI atau Babinsa setempat menggunakan speed boat malelui jalur sungai.
“Jadi, bisa dibayangkan betapa jauh dan sulitnya akses terhadap jangkauan pelayanan kesehatan,” katanya.
Sementara pantauan Timika eXpress di ruangan perawatan, Korneles hanya bisa duduk sambil memegang alat bantu napas atau masker oksigen. Dengan kondisi tulang terbungkus kulit, Korneles tetap memperlihatkan semangat hidupnya, dan dihibur dengan pistol mainan.
Ia tetap berjuang dengan waktu. Sementara itu nafas dan detak jantungnya terus melaju. Seakan-akan memperlihatkan semangat juang hidupnya yang kuat.
Sesekali, terdengar lantang dan tegas, suara teriakan menyebut bapa… bapa… saat ayahnya di luar ruangan meninggalkannya.
“Harapan kami keluarga, Korneles bisa sembuh dan kembali normal seperti kita,” pungkasnya. (a30)