
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun membenarkan, dari operasi senyap yang dilakukan, dua anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) tewas saat personel TNI-Polri melakukan operasi pembebasan warga sipil di Kampung Banti dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, Papua pada Jumat 17 November 2017.
“Dalam pembersihan ditemukan dua separatis mati dan satu pistol. Ini suatu operasi yang sangat luar biasa, dan saya yakin ini hanya kebesaran Allah SWT ini bisa terjadi. 1.300 warga yang disandera, termasuk 344 sandera yang dievakuasi ke Timika selamat semuanya,” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Minggu (19/11).
Terkait hal ini juga dibenarkan oleh tim publikasi TPNPB/OPM dalam siarannya baru-baru ini. Bahkan menurut mereka, selain dua orang anggota TPNPB tewas, ada enam orang lainnya juga mengalami luka-luka.
“Dua orang tewas dalam serangan TNI dengan bom roket saat operasi senyap. Benar dua orang itu anggota TPNPB. Enam orang lainnya terluka dan sedang dirawat. Dua korban tewas pun telah dikubur Jumat sore,” tulis tim publikasi TPNPB/OPM.
Diketahui sebelumnya, pada Jumat 15 November pagi, 13 prajurit Kopassus melakukan operasi senyap dibackup prajurit dari Ton Taipur Kostrad dan Raider Yonif 751. Mereka berhasil menguasai Kampung Banti 1, Banti 2 dan Kimbeli yang sebelumnya dikuasai kelompok separatis dengan menyandera 1.300 warga sipil di perkampungan Tembagapura.
Setelah lokasi berhasil dikuasai dan memukul mundur kelompok separatis masuk ke hutan dan perbukitan. Tim evakuasi yang dipimpin Kapolda Papua, Pangdam XVII/Cenderawasih dan Asops Kapolri masuk ke perkampungan melakukan proses evakuasi terhadap warga menuju Tembagapura dan kemudian diturunkan ke Timika. (aro/vis)