
Australian Word Sosialisasi Beasiswa di Mimika
TIMIKA,TimeX
Pemerintah Provinsi Papua merupakan salah satu dari tujuh provinsi di Indonesia yang mendapat keistimewaan khusus menjadi target program beasiswa Australian Word.
Hal ini disampaikan Kepala Bagian Kerjasama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Arya Sumartono saat menggelar sosialisasi program beasiswa bersama tim Australian Word di Mimika, khusus di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Sosialisasi Ruang Rapat Kantor Kantor Pemerintahan SP III, Selasa (10/1) menghadirkan Targeting And Scoping Manager Australian Word, Tutiek Rahaju. Sementara Pemda Mimika diwakili Asisten IV Alfred Douw, dengan didampingi Plt. Asisten III Setda Mimika, Lopianus Fuakubun dan sejumlah pimpinan SKPD, termasuk pegawai pemerintahan setempat.
Arya Sumartono saat itu menjelaskan, sosialisasi dimaksud guna memberikan kesempatan bagi kalangan aparatur sipil maupun masyarakat umum di Mimika untuk belajar di Australia, karena ptogram beasiswa ini merupakan kerjasama bilateral Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia.
“Setiap tahun kami memberikan kesempatan kepada 300 peserta beasiswa asal Indonesia untuk belajar disana (Australia-Red). Karena Provinsi Papua termasuk satu dari tujuh provinsi di Indonesia yang menjadi target khusus program Australia Word,” jelasnya.
Dijelaskan pula, persyaratan utama adalah peserta mahir berbahasa inggris.
Untuk itu Arya meminta agar Pemerintah Kabupaten Mimika ikut membantu mendorong masyarakat agar meningkatkan Toefl dan indeks prestasi (IP).
“Ini jadi syarat mutlak. Papua masih rendah dari daerah lain sehingga perlu perbaikan agar masyarakat Papua lebih banyak mengikuti program beasiswa dibandingkan daerah lain. Kami harap ada spesial asistensi kepada masyarakat untuk bisa belajar di Australia,” ungkapnya.
Target kita, peserta beasiswa setelah lulus dari Australia Word, nantinya kembali ke Papua, khususnya di Timika untuk mengabdi dan membangun daerahnya. Jika mangkir, maka dana pendidikan sebesar 200 persen dan pendidikan harus dikembalikan.
Sementara itu, Targeting And Scoping Manager Australian word, Tutiek Rahaju, menambahkan beasiswa Australian word merupakan program bilateral dengan tujuan meningkatkan SDM dan hubungan baik antar kedua Negara di bidang pendidikan.
“Untuk program ini tidak ada batasan usia mendaftar namun beasiswa ini khusus untuk jenjang S2 dan S3,” katanya.
Kata Tutiek, dari 300 beasiswa yang diberikan, 85 persen untuk jenjang S2 dan 15 persen untuk S3.
Proses awal seleksi hingga terpilih dilakukan secara profesional, seihngga tidak heran jika setiap tahun ada tiga ribu pendaftar namun hanya 300 yang terpilih.
“Ada tiga kategori bidang studi, yakni pembangunan institusi ekonomi dan infrastuktur yang efektif, pembangunan manusia untuk masyarakat yang produktif dan sehat serta masyarakat yang insklusif mengola tata pemerintahan yang baik,” terangnya.
Katanya pula, menyagkut pembiayaan secara keseluruhan ditanggung pemerintah, meliputi biaya pendidikan, penelitian, tempat tinggal, biaya perjalanan dan uang saku.
“Yang ditanggung mahasiswa hanya paspor dan visa. Biaya hidup akan diberikan dua minggu sekali sedangkan biaya perjalan mengunjungi keluarga hanya diberikan bagi mahasisiwa yang studinya diatas dua tahun, “ujarnya.
Sementara itu, Asisten IV Alfred Douw mengapresiasi program tersebut. Ia mengatakan, belajar di Australia mengarah pada bisnis sehingga harus dipahami dengan seksama.
“Kita harus benar-benar paham seperti apa prosedurnya dan apa yang nanti dipelajari. Telepas dari siapa saja yang mau belajar nanti harus tahu bagaimana sistim pendidikannya. Ini peluang yang harus disambut apresiatif,” tukasya.(san)