“Yang beli masih manual, tidak tau nanti pembeli ini seperti apa, kami tidak mengerti juga, jadi kami jual seperti biasa saja,”

MENJUAL – Welsa Moporteyau sementara menjual sagu di los Pasar Sentral, Kamis (14/11).
TIMIKA,TimeX
Pasca launching Pasar Sentral sebagai pasar digital pertama di Papua oleh Johanes Rettob, Wakil Bupati Mimika pada Rabu (13/11), para pedagang Pasar Sentral masih melayani pembeli secara manual pada Kamis (14/11).
Welsa Moporteyau, seorang penjual sagu asal Kamoro di Pasar Sentral mengeluhkan setelah diluncurkan Pasar Sentral sebagai pasar digital pertama di Papua belum ada pembeli menggunakan BRI LinkAja.
Welsa menyampaikan hal ini saat ditemui Timika eXpress di tempat jualannya di Pasar Sentral, Kamis (14/11).
Ia menuturkan sebelum diluncurkan pasar digital memang dirinya bersama 14 temannya sejak awal November telah didata dari BRI untuk mengikuti program BRI LinkAja. Bahkan ia mengaku senang mengikuti program ini karena langsung bisa menabung. Hanya saja diakuinya, setelah dilakukan launching kemarin, hari ini belum ada satu yang datang membeli dengan aplikasi tersebut malah masih manual.
“Yang beli masih manual, tidak tau nanti pembeli ini seperti apa, kami tidak mengerti juga, jadi kami jual seperti biasa saja,” tuturnya polos.
Hal senada juga disampaikan Aris, bahwa masih melayani pembeli secara manual.
“Kemarin saja sih waktu launcing oleh wakil bupati, sampai hari ini belum ada yang beli dengan aplikasi linkaja,” tuturnya.
Ia mengharapkan setelah launching aplikasi Linkaja, ada semacam pemberitahuan kepada masyarakat lewat spanduk yang ditempatkan di lokasi pasar.
Sementara seorang penjual bumbu dapur dan sayuran yang tidak mau menyebutkan namanya menyampaikan, program ini tidak cocok diterapkan di pasar, dan lebih baik di swalayan atau toko-toko besar. Ia mengaku tidak ikut terdaftar diprogram BRI LinkAja mengingat keuntungan yang didapat juga sehari hanya berkisar Rp30-100.000.
“Jika ditabung uang mana yang akan digunakan untuk modal belanja barang dagangannya,” ujarnya. (a32)