
MENUNJUKAN – Jemaat GKI Ebenhaezer terlihat gembira menunjukan kue Ultah PKB ke-35 usai ibadah syukur pada Senin (15/7).
TIMIKA,TimeX
Persekutuan Kaum Bapak (PKB) Jemaat GKI Ebenhaezer peringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-35 yang jatuh pada 14 Juli lalu dengan mengadakan ibadah syukur di GKI Ebenhaezer pada Senin (15/7).
Pendeta Mery Tanamal S.Th selaku Ketua Jemaat GKI HUT yang ditemui usai ibadah syukur mengungkapkan memakanai HUT ini para kaum bapak diminta agar tetap mengedepankan pelayanan dan mengutamakan Tuhan meski dalam keadaan sibuk sekalipun, sesuai tema: Datanglah Kerjanmu, dan sub tema: Membangun komunikasi akrab dengan sesama sebagai bentuk wujud kebangkitan PKB.
“Sering kali banyak kesibukan karena tugas dan pekerjaan, tetapi jangan lupa dalam hidup kita, kita harus mendahulukan Tuhan,” pesan Mery.
Ia menyebutkan saat ini jumlah Jemaat GKI Ebenhaezer 506 Kepala Keluarga (KK) dengan 2.222 jiwa.
“HUT ke 35 ini jemaat harus lebih percaya diri karena di dalam diri kita, ada rupa Allah. Memang kita bukan Allah tetapi sifat Allah dalam diri kita,” katanya.
Jumlah jemaat begitu banyak katanya, menjadi sebuah pergumulan bagaimana agar pelayanan ini bisa menyentuh jemaat sehingga jemaat bisa terus beribadah kepada Tuhan.
“Sehingga pesan saya adalah bagaimana kita menghadirkan syalom Allah, sehingga sifat Allah itu tercermin dalam kehidupan kaum bapak,” katanya.
Sementara, Melkias Maspaitela Ketua Panitia HUT PKB menjelaskan, perayaan HUT ini juga dimeriahkan berbagai lomba melibatkan seluruh Jemaat GKI Ebenhaezer.
Lomba-lomba yang ditampilkan seperti bakiak, gawang mini, vocal group dan stand up comedy rohani sudah mulai berlangsung pada 7-13 Juli lalu.
Tujuan digelarnya perlombaan ini ujarnya, untuk membangun komunikasi bagi kaum bapak, karena Jemaat GKI Ebenhaezer ini adalah jemaat multi etnis maka perlu adanya interaksi nyata.
Ia menguraikan peserta lomba gawang mini mengenakan daster itu ada unsur rekreasi. “Sebenarnya di situlah cara kita bisa membangun komunikasi,” katanya.
Lomba vocal group antar jemaat katanya, karena begitu banyak talenta dimiliki jemaat yang memang dapat diangkat untuk memuji Tuhan.
Kemudian lomba stand up comedy materinya lebih mengundang tawa namun terlepas dari unsur SARA atau pornografi.
Selain perlombaan kata Melkias, penitia menggelar seminar sehari tentang ‘Kepemimpinan Berbasis Teknologi’.
“Mengapa judul seminar itu yang diambil? Karena saat ini manusia tidak bisa lepas dari teknologi yang terus berkembang sesuai zaman. Nah bapak-bapak ini dirangsang agar mereka tidak dikatakan gaptek terhadap teknologi. Contohnya seperti berkomunikasi melalui WhatsApp, ini penting karena itu bagian dari perubahan yang sedang terjadi,” paparnya.
Ia berharap kebersamaan dalam kegiatan ini tidak terhenti sampai di sini saja melainkan dapat berlanjut lebih luas lagi terlebih dalam unsur klasis dengan melibatkan seluruh gereja. (a30)