
LAPOR – Pater Lamber Nitan OFM didampingi umat Katolik Santo Stefanus Sempan melaporkan aliran sesat bersama dua pengikutnya, Yohanis Kasamol serta Ben di Polsek Mimika Baru, Minggu (28/7).
TIMIKA,TimeX
Aparat Kepolisian Sektor Mimika Baru menciduk Ben dan Yohanis Kasamol pengikut aliran sesat berkedok ajaran Gereja Katolik pada Minggu (28/7). Sementara dua lainnya atas nama Elias dan David belum.
Polisi menciduk keduanya setelah mendapat laporan dari Stefanus Ambing beserta umat Katolik lainnya didampingi Pater Lamber Nitan OFM pastor rekan Paroki Santo Stefanus Sempan.
Pater Lamber menegaskan keberadaan kelompok doa ini merupakan aliran sesat berkedok ajaran Gereja Katolik.
Ia berharap kasus ini sudah ditangani polisi tetap diproses hukum karena telah mengkianati, menyimpang dan menodai ajaran gereja Katolik.
“Saya sudah jelaskan tadi ke polisi bahwa tetap proses hukum, karena ini menyimpang dari ajaran Gereja Katolik,” tegas Pater Lamber saat ditemui Timika eXpress di pastoran Minggu malam.
Ia mengatakan menyikapi adanya aliran sesat ini dirinya dalam kotbah pada Misa Minggu (21/7) lalu di Stasi Santo Petrus SP 1 dan Misa Minggu (28/7) ini telah sampaikan kepada umat untuk tidak mengikuti ajaran sesat ini.
“Saya sudah umumkan hati-hati dengan aliran ini. Kalau ada penyidik mintai keterangan tolong sampaikan keterangan selengkap-lengkapnya,” katanya.
Pater Lamber menyebutkan sejauh ini dirinya didatangi sekira 10 orang umat Katolik yang pernah ikut aliran sesat itu sambil membawa menunjukan dokumen-dokumen serta gambar-gambarnya.
“Saya kasi air berkat dan siram garam saya suruh bakar,” katanya.
Ia mengatakan dalam laporan polisi itu mengingatkan kepada polisi agar empat pengikut aliran ditahan guna diperiksa supaya diproses hukum. Bahkan di hadapan polisi ia ingatkan para pengikutnya supaya jangan melanjutkan ajaran sesat ini lagi karena sudah menodai agama Katolik.
Ia menyebutkan penyebaran ajaran sesat ini oleh Salvator asal Kei Kecil.
“Saat saya tanya di pengikutnya orang Manggarai itu dia bilang Salvator sekarang sudah lari ke Tual. Dan di sini sudah banyak yang ikut. Dia ajarkan lewat sarana Katolik tapi setelah banyak orang masuk dia suruh lepaskan Yesus tapi menyembah dia yang putra api. Sekarang banyak sudah mundur,” jelasnya.
Salvator ini lanjut Pater, pernah mengukir patung di gereja di Nabire. “Tapi setelah saya ke sana saya beritahu di pastor parokinya akhirnya lukisan itu dirobohkan. Karena lukisan itu kalau kita lihat fokus jangka waktu lama ia berubah bukan lagi lukisan Yesus atau Maria,” katanya.

Ben salah satu pengikut aliran tersesat saat berada di mesbah tempat doanya di Irigasi, Minggu (28/7).
Pastor asal Maumere ini menjelaskan sesuai keterangan pengikutnya, Salvator mulai menyebarkan aliran ini pada tahun 2010 berawal dengan melukis gambar-gambar Yesus maupun Bunda Maria. Dulu katanya, Pater Amandus Rahadat Pr, Pastor Paroki Katedral Tiga Raja sudah pernah umumkan di mimbar bahwa ini adalah aliran sesat namun tidak ada tindaklanjutnya.
Polisi Dalami Dugaan Ajaran Sesat
Sementara AKP Pilomina Ida Waymramra Kapolsek Mimika Baru mengungkapkan saat ini penyidik sedang mendalami terkait dugaan adanya ajaran sesat oleh salah satu oknum yang mengatasnamakan sebagai pastor.
“Memang benar tadi sore ada laporan dari masyarakat ke bapak Kapolres, sehingga bapak Kapolres meminta kita untuk mengecek lokasi di area Petrosea,” kata Ida saat dikonfirmasi Timika eXpress melalui telepon, Minggu (28/7) malam.
Saat mendatangi lokasi tersebut kata Kapolsek, tidak menemukan oknum tersebut.
“Lokasinya cukup jauh di tengah hutan dan anggota ke sana tidak temukan orangnya karena rumah yang terbuat dari papan itu dalam keadaan terkunci. Dan anggota kita hanya cek di luar rumah saja dan membuat dokumentasi-dokumentasi,” katanya.
Dalam pengecekan ke lokasi tersebut lanjutnya, selain tidak ada oknum dan barang bukti belum diamankan. “Kita terus tindaklanjuti karena ada informasi bahwa oknum tersebut sudah bertentangan dengan prinsip ajaran Katolik. Ini sudah menjadi atensi sebab sudah dilaporkan ke pimpinan,” ungkapnya.
Selain tidak menemukan oknum tersebut, polisi juga kesulitan memperoleh keterangan.
“Soalnya tidak ada orang yang bisa kita mintai keterangan di lokasi tersebut. Jadi baru cuman satu lokasi ini saja yang dilaporkan. Intinya kita tindaklanjuti terus,” ujarnya.
Sementara berdasarkan pengakuan Elias, pengikut aliran sesat ini yang ditemui Timika eXpress pada Minggu (14/7) lalu di TKP saat mencari seorang warga Ende-NTT yang hilang mengatakan kelompok doa ini bernama ‘Hati Kudus Allah Kerahiman Ilahi’.
Elias menyebutkan sebelumnya jumlah pengikut doa ini sangat banyak sekira 200 orang. Mereka asal dari Manggarai, Maumere dan Bajawa. Tapi sudah berhenti semua sekarang yang masih aktif tinggal mereka empat orang. Yakni Ben temannya sesama Manggarai, David dan Yohanes Kasamol. Yohanes Kasamol merupakan pensiun ASN Pemkab Mimika pada tahun 2016 lalu. Yohanes Kasamol sewaktu masih ASN aktif pernah menjabat Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dan jabatan terakhir Asisten 4 Setda Mimika.
Menurut Elias dalam berdoa tetap percaya pada Yesus dan Bunda Maria. Masih panjatkan doa Bapa Kami, Salam Maria serta menggunakan Kita Suci. Mereka juga masih mengakui sebagai orang Katolik. Hanya saja dirinya hampir tiga tahun sudah tidak lagi masuk gereja.
Jadwal doa setiap hari Sabtu pada pukul 15.00 WIT. Setiap mereka mendapat giliran pimpin doa.
Elias mengaku bergabung dalam kelompok itu tanpa ada unsur paksaan oleh siapapun. Saat itu dirinya lagi sakit diajak oleh anggota yang lebih dahulu masuk mengikuti kolompok Hati Kudus Allah Kerahiman Ilahi dan mengalami kesembuhan.
Untuk berdoa di tempat itu boleh membawa istri namun selama ini hanya dirinya. Sementara pemberian persembahan tidak dipaksa, apabila ada rejeki memang dari hati berapa besar tidak ditentukan. Dalam kelompok doa ini tidak ada yang disebut sebagai pastor semua sama.
Seperti disaksikan, tanda salibnya piramida. Atas nama bapak di ubun-ubun, putera di kiri, roh kudus di kanan dan amin di ubun-ubun. Setelah itu diberi tanda salib di kening. Lalu diakhiri menyapu wajah ke bawah dengan kedua tangan dua kali.
Perlu diketahui letak rumah doanya yang disebut mesbah berada di tengah kebun milik David di Irigasi. David merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) bekerja di Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Mimika.
Untuk tiba di tempat itu harus melewati jalan pertigaan Petrosea tembus Jalan Hasanuddin. Sampai di pertengahan jalan pertigaan Petrosea belok kanan. Masuk kedalam jaraknya kurang lebih 100 meter bisa menggunakan sepeda motor maupun mobil, masih jalan tanah.
Sebelum masuk di pondok menjadi rumah doa ada jembatan kayu kecil untuk menyebrang.
Bangunan pondok dinding papan ini di dalamnya terdapat ruang doa dilengkapi patung Bunda Maria dan ukiran salib dan patung. Pondok doa itu lantai duanya ada ruang tidur. Menuju lantai atas melewati tangga kayu ada di luar persis lurus dengan pintu masuk ruang doa.
Sementara pada lukisan menyerupai salib terdapat dua malaikat saling berhadapan. Lainnya lukisan wajah singa berwana kuning. Di antara kedua lukisan malaikan terdapat tulisan putera api dan bola dunia. Kemudian ada tulisan sepuluh perintah api dan roh Allah. Adapula meja berbentuk segi tiga atau piramida. Di atas meja diletakan dua buah tempat untuk mengisi uang suku/persembahan kepada dewa dan tujuh piring lilin yang disusun piramida. (antonius djuma/tanto)