“Pelayanan ini sebenarnya komperhensif dari ibu hamil, jadi harus mengikuti program seribu hari pertama kehidupan, mengikuti imunisasi, pengolahan bahan makanan yang bergizi sesuai dengan standar”
TIMIKA,TimeX
Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) di Mimika sebesar 14 persen dan masih dalam kategori terendah dari angka nasional yang mencapai 23,6 persen pada tahun 2018.

Reynold Ubra
“Stunting itu cebol atau kerdil (pendek) yang disebabkan karena asupan gizinya yang kurang bagus. Stunting ini berhubungan dengan asupan gizi, di Mimika sekitar 14 persen, kalau di Papua secara keseluruhan 24 persen, jadi kita masih rendah,” tutur Reynold Ubra Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika saat ditemui Timika eXpress di Hotel Horison, Selasa (24/9).
Reynold mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengalami stunting atau bayi kerdil. Selain genetik, asupan gizi juga menjadi hal utama dalam hal ini. Meski memiliki genetik pendek, stunting dapat dihindari asalkan memperhatikan asupan gizinya.
Katanya, salah satu asupan yang paling diperlukan itu protein. Pokoknya harus manfaatkan asupan alam yang ada di sekitar. Stunting identik dengan asupan gizi tetapi tidak hanya itu saja melainkan juga kesehatan lingkungan, lingkungan yang kotor dan kesehatan ibu dan anak.
“Pelayanan ini sebenarnya komperhensif dari ibu hamil, jadi harus mengikuti program seribu hari pertama kehidupan, mengikuti imunisasi, pengolahan bahan makanan yang bergizi sesuai dengan standar,” jelasnya.
Menurut Reynold, pencegahan stunting atau intervensi stunting yang paling gampang itu adalah saat ibu hamil melakukan pemeriksaan secara rutin minimal 4 kali, saat persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, setelah lahir dilakukan inisiasi menyusui dini dan mengikuti imunisasi serta memberikan makanan bahan pangan lokal.
Diakuinya, bahwa di Timika kaya akan protein ada ikan, kepiting, daging tetapi kenapa masih ada stunting ? Apa yang kurang ? Kalau dari sektor kesehatan itu paling tidak seribu hari pertama kehidupan ibu hamil perlu ada intervensi-intervensi yang dilakukan.
“Kalau khusus konteks Mimika pengetahuan masyarakat untuk mengelola bahan makanan supaya memenuhi unsur kecukupan gizi masih kurang seperti, dukungan dari keluarga sendiri, kebiasaan anak harus menjadi prioritas mendapat makanan duluan setelah di masak, ibu hamil harus mendapat prioritas makan duluan dan kalau bayi harus ASI,” ujarnya.
Dikatakan, bahwa semua itu adalah langkah untuk mencegah stunting, selama usia 9 bulan harus mendapat imunisasi lengkap. Dan rutin ke posyandu agar bisa mengetahui tumbuh kembang anak apakah tumbuh kembangnya sesuai dengan usia atau tidak, berat badan sesuai usia atau tidak.
“Tapi kita masih rendah karena angka nasional itu 23,6 persen tahun 2018 jadi yang jelas kita dibawah angka nasional. Nanti di tahun 2020 kita dijadikan salah satu lokus jadi area prioritas Kemenkes untuk stunting, bukan karena masalah stunting di Mimika banyak tetapi karena Mimika merupakan kabupaten penyangga juga untuk kabupaten lain,” ungkapnya. (san)