TIMIKA,TimeX
Sampah masker sekali pakai yang dijual di pasaran umumnya terbuat dari bahan sintetis, sehingga masuk kategori sampah residu dan berpotensi menimbulkan masalah baru dalam pencemaran lingkungan.
BACA JUGA : Warga Dilarang Bongkar Sampah Cari Sisa Makanan
BACA JUGA : Maknai HUT PPNI ke 46, Perawat Tanam 100 Calliandra dan Aksi Pungut Sampah
BACA JUGA : DLH Ajak Masyarakat Mimika Sadar Sampah
BACA JUGA : Ada Limbah Infeksius Dibuang di TPS Biasa

MOTOR SAMPAH – Limi Mokodompit (kiri) bersama dua stafnya foto di depan motor tiga roda pengangkut sampah medis. Foto ini diambil beberapa waktu lalu di halaman Kantor Dinas LIngkungan Hidup di Jalan Cenderawasih SP 2.
“Masker di pasaran umumnya berbahan sintetis sehingga masuk kategori sampah yang pengolahannya harus di-dumping di TPA. Sehingga untuk antisipasi jumlah sampah masker yang jumlahnya bakal melimpah maka pemerintah kabupaten harus menyediakan layanan kontainer khusus sampah bekas masker,” ujar Limi Mokodompit, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Mimika kepada Timika eXpress, Senin (11/5).
Dikatakan, minimnya informasi tentang efektivitas penggunaan masker sebagai alat antisipasi mencegah virus corona ini, menjadi sebab utama pembelian secara massal. Padahal di sisi lain pemakaian masker sendiri justru akan sia-sia jika tidak diiringi dengan upaya antisipasi lainnya.
Fenomena melonjaknya pembelian terhadap masker sekali pakai berpotensi menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
“Masker sekali pakai ini sifatnya sampah non daur ulang, sehingga akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Selain itu, sampah masker juga berpotensi sebagai media penyebaran berbagai penyakit,” ujarnya. (ale)