“Kita hanya mau pastikan apakah langkah-langkah yang mereka lalukan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Dan memang sudah di lakukan”

VIDCON – Suasana video Conference (Vidcon) antara Pemda Mimika dengan Manajemen PT Freeport Indonesia, menyikapi peningkatan penyebaran COVID-19 di Mimika, yang berlangsung di Grand Mozza Hotel, Jumat (1/5).
TIMIKA,TimeX
Sebagian penduduk Tembagapura khususnya karyawan di lingkungan kerja PT Freeport Indonesia akan diturunkan ke Timika, guna mengurangi kepadatan penduduk setempat, dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di area tambang.
Baca juga: Paroki Katedral Tiga Raja Buka Posko Peduli Kasih COVID-19
Baca juga: Tiga PDP di Mimika Diduga Kabur dari Rumah Sakit
Baca juga: Alasan Tiga PDP Kabur dari RSMM Dipastikan Besok
Seperti diketahui, dari total jumlah pasien positif Covid-19 di Mimika yang mencapai 67 per 1 Mei 2020, 60 persen diantaranya berasal dari Tembagapura.
Kebijakan pengurangan karyawan dari dataran tinggi ini diketahui melalui video conference antara Eltinus Omaleng, Bupati Mimika didampingi Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika dengan manajemen Freeport Indonesia, yang diwakili Jonny Lingga, VP Government Relation PT Freeport Indonesia, dan Claus Wamafma, Direktur Community Affairs and Social Responsibility, di Hotel Grand Mozza, Jumat (1/5).
Baca juga: Luky Minta ODP, PDP dan OTG ‘Dikandangkan’ Terpusat
Baca juga: PT Freeport Indonesia Perkuat Protokol Kesehatan di Area Kerja
Johannes Rettob usai vidcon menyampaikan pada prinsipnya ini adalah pertemuan biasa yang dilakukan kedua kalinya, dalam rangka koordinasi dengan pihak Freeport, terkait dengan solusi apa yang dilakukan di area Freeport terkait penanganan Covid.
“Kita hanya mau pastikan apakah langkah-langkah yang mereka lalukan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah. Dan memang sudah di lakukan,” ungkap Wabup John.
Menurut Jhon instruksi bupati, gubernur dan pemerintah pusat telah diterapkan hanya saja karena terkait dengan produksi tambang yang tidak dapat dilakukan secara online sehingga harus kerja.
“Kita tahu di Tembagapura, area kecil dengan jumlah penduduk padat, suhu rendah sehingga penyebaran cepat. Kami sama-sama cari solusi bagaimana mengurangi penduduk namun kegiatan tetap jalan,” katanya.
Meski tetap bekerja namun social distancing dan physical distancing tetap harus dilakukan, salah satunya dengan modifikasi waktu seperti tidak makan bersama, yang sudah dilakukan managemen, yaitu membagikan makan ke masing-masing barak dengan nasi kotak.
Ditambahkan, solusi yang ditawarkan agar pekerja yang terkonfirmasi memiliki gejala diisolasi di Mile 38 dan di barak N dan yang lain tetap melakukan pekerjaan.
“Kami lagi sama-sama cari solusi agar satu minggu ini bisa menentukan konsep terkait penyelesaiannya,” kata Jhon.
Untuk sementara lanjutnya, karyawan yang akan turun dari Tembagapura adalah yang memiliki keluarga dan harus dipastikan sehat serta akan dilakukan karantina di Timika. Sementara karyawan yang saat ini berada di Timika dapat kembali bekerja dengan prosedur yang sama, yakni memastikan karyawan dalam kondisi sehat.
“Tidak masalah naikkan yang ada sekarang,” katanya.
Keluarga karyawan di sana (Tembagapura, red) tetap di rumah dan tidak melakukan aktivitas, baik beribadah dan lainnya, kecuali supermarket namun di batasi dan wajib gunakan masker.
Sementara itu Reynold Ubra, Jubir Tim Gugus Tugas Percepatan Pengendalian (TGTPP) Covid-19 Mimika mengatakan pertemuan melalui vidcon tedi (kemarin, red) menyepakati bahwa akan dilakukan evaluasi kembali pada 4 Mei mendatang dan yang jelas Freeport mendukung kebijakan yang dilakukan Pemda Mimika.
Terkait dengan tingginya kasus di Tembagapura, Freeport juga menyiapkan tempat untuk isolasi khusus untuk kasus ringan di luar rumah sakit.
“Managemen akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemda Mimika termasuk mendukung PSBB andai kata dilakukan. Nanti lengkap dan bagaimana kebijakannya, akan dipotret dari dua wilayah besar yakni gambaran secara umum di Kota Timika dan Tembagapura,” imbuh Reynold. (a32)