Kisah Perawat di Ruang Isolasi COVID-19 RSUD Mimika
Dalam menangani kasus corona, hanya dokter dan perawat yang bisa melakukan kontak serta berdekatan langsung dengan ODP, PDP, maupun pasien positif. Para tenaga medis ini begitu berdedikasi sehingga mengorbankan hak dan ranah privasi mereka. Salah satunya adalah tenaga medis di RSUD Mimika.

MEREKA melayani dan merawat pasien mulai dari pagi hingga tengah malam, bahkan sampai merekapun merasa tak enak badan.
Perjuangan tenaga medis di tengah wabah corona merebak di tanah air menjadi pusat perhatian.
Mereka adalah orang pertama yang menghadapi pasien di rumah sakit.
Mereka adalah orang pertama yang menyentuh pasien saat pemeriksaan.
Dokter, perawat, tenaga medis di rumah sakit harus tetap siap siaga, mengawasi, merawat pasien.
Ketika mereka harus menghadapi pasien positif corona di ruang isolasi setiap hari mereka harus mengenakan APD lengkap agar tidak tertular.
Kisah pilu, sedih, berjuang, berkorban pun muncul.
Mereka dokter, perawat, tenaga medis yang juga punya keluarga di rumah, bahkan harus rela tidak pulang, karena takut keluarga tertular.
Sebagaimana ditulis Karlina Kasim dalam akun facebooknya setelah mulai bertugas di ruang isolasi penanganan pasien COVID-19 di RSUD Mimika pada 4 April lalu.
Selama berdekatan langsung dengan pasien positif corona, Karlina harus memindahkan dua anaknya ke rumah tantenya.
Karlina pun memutuskan tidak lagi pulang ke rumah, serta harus menjalani karantina sesuai protokol penanganan pasien COVID-19.
Selain Karlina, suaminya yang adalah anggota Polri juga sibuk dalam tugas pengamanan wilayah dalam penanganan COVID-19.
Panggilan tugas, mengharuskan keduanya rela berpisah untuk sementara waktu dari kedua anak mereka.
“Ini yang jadi kerinduan kami. Karena disaat ini orang lain bisa berkumpul bersama keluarga mereka, sementara kami berpisah. Anak-anak dititip ditantenya. Saya nginap di rumah sakit, suami patroli terus. Kami berempat benar-benar terpisah,” ungkap Karlina dimomen bahagia hari jadi putri sulungnya Mishadina Naila Askar, yang ke-12 pada Kamis, 9 April lalu.
Melalui virtual siaran langsung facebook, Karlina saat itu hanya menyalami tanpa bisa mencium dan mendekap erat putri sulungnya di momen bahagia itu walau hanya sedetik saja.
Untuk melepas kerinduannya, Karlina membuat video dengan pesan selamat ulang tahun untuk putri tercintanya penuh haru.
Demikian pula suaminya pun melakukan hal serupa, yakni memberi ucapan selamat ulang tahun kepada putri sulung mereka melalui video.
Dalam video dengan durasi lebih dua menit, Karlina pun menyampaikan pesan khusus bagi masyarakat Mimika agar tetap di rumah (stay at home) dalam mendukung pemerintah memutus rantai penyebaran COVID-19 di Mimika.
Karlina memilih karantina di rumah sakit sehingga tidak terjadi risiko kontak dengan keluarga. Bahkan, ia tidak menghendaki dikunjungi oleh satupun keluarganya.
Pengalaman lain yang tidak akan terlupakan selama hidupnya dalam tugas mulia sesuai sumpah dan janji, yaitu ketika Karlina harus membentengi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) menyerupai astronot.
Karlina mengaku, selama dibalut pakaian hazmat ketat, ia sempat mengalami hipoksia (kekurangan oksigen).
“Setelah pakai hazmat, penglihatan saya jadi gelap, bahkan sampai keringat dingin. Untung rekan-rekan saya cepat bantu. Itu karena baru pertama, tapi setelah itu aman-aman saja,” ujar Karlina.
Pengalaman berkesan di tengah kehati-hatian menangani pasien COVID-19, yaitu tidak memberikan pelayanan medis semata, tetapi para dokter dan tenaga medis juga mensupport para pasien agar tetap kuat melawan virus corona.
“Pasien yang kebanyakan ibu-ibu, bisa cerita kalau mereka sudah rindu kumpul bersama keluarga, sampai ada juga yang kangen ngobrol dengan tetangga. Ada juga bilang rindu ke pasar, rindu memasak untuk keluarga. Dari keluh kesah mereka kami tetap beri semangat, dan kuatkan mereka bahwa sakit yang mereka alami bisa sembuh dan bisa pulang. Semangat ya bu. Ibu sehat kami bangga dan bahagia, kalimat ini disambut para pasien dengan mengatakan ‘Tuhan Yesus memberkati,” ceritera Karlina.
Karlina pun merasakan bahagia bersama sesama rekan medis yang bertugas di ruang isolasi, sebab saling mendukung dan jadi tim yang solid.
Di tengah perjuangan mereka merawat dan menyelamatkan nyawa pasien dari risiko COVID-19, Karlina kembali mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah, dan tidak perlu keluar rumah jika tidak ada urusan penting.
“Kalaupun terpaksa harus keluar rumah, pastikan diri aman dengan menggunakan masker, sarung tangan. Masyarakat harus bantu kami hentikan wabah COVID-19,” pesannya.
Pasalnya, garda terdepan dalam memerangi pandemi COVID-19 adalah masyarakat. (elsina Mnsen)