
UMAT Kristiani di seluruh dunia tinggal sehari lagi merayakan malam kudus Natal 2016.
Tak terkecuali di tanah amungsa, Timika, semua umat kristiani dari berbagai denominasi gereja, pastinya merayakan sukacita ini.
Uskup Keuskupan Timika, Mgr. John Philip Saklil,Pr kepada Timika eXpress, Kamis (22/12) di Bobaigo kediamannya, lebih dahulu mengucapkan “Selamat Natal” kepada umat katolik dan seluruh umat kristiani di Mimika.
Ungkapan iman ini sekaligus Uskup Saklil mau mengajak umat katolik dan seluruh umat kristiani di Mimika untuk merenungkan seruan Paus Fransiskus, bahwa Natal merupakan refleksi kehidupan diri seseorang.
“Mudah-mudahan perayaan Natal tahun ini membuat umat semakin bersemangat dengan penuh optimisme dalam hidup bersama meskipun menghadapi banyak tantangan.
Sebagai pribadi, setiap orang diajak untuk menjadi pohon yang memberi kesejukan dan keteduhan serta pengharapan kepada semua orang.
Tidak itu saja, melalui peristiwa Natal, setiap orang diajak untuk menjadi kado terindah bagi orang lain dengan saling mengunjungi, saling menyapa dan saling meneguhkan.
Pesan moral tersebut agar Natal tahun ini membawa kedamaian dan harapan besar kita semua.
“Damai di langit, di bumi dan damai di hati umatku,” pesan Uskup Saklil, sebelum nanti meninggalkan Timika, Jumat pagi ini karena akan merayakan Natal bersama umat di Enarotali, Ibu Kota Kabupaten Paniai.
Selain memimpin misa Natal di Enarotali, Uskup Saklil sekaligus melakukan kunjungan kegembalaan di dekenat-dekenat daerah pegunungan tengah wilayah barat Papua.
untuk itu, memaknai Natal kali ini, pemimpin umat katolik se-Keuskupan Timika mengimbau warga masyarakat menghindari tindakan-tindakan kekerasan, penghancuran kehidupan manusia maupun alam.
“Situasi nasional jangan sampai menjebak kita di daerah. Dengan damai Natal semua orang berbeda bisa menjadi satu, yang jauh bisa dekat satu sama lain, dan damai natal membuat yang bertentangan bisa berdamai. Itulah harapan saya, semoga damai natal menjadi damai bagi kita semua,” ungkapnya.
Selain itu, Uskup Saklil juga menginginkan momen Natal menjadi bagian dalam membangun jiwa terang dan damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“KelahiranNya di kandang Betlehem menjadi kabar suka cita bagi kita semua. Sebab dengan kehadiranNya, manusia dapat ditebus dalam segala kesalahan dan dosa. Termasuk suka cita injil dapat diwartakan ke semua bangsa.
“Damai natal juga menginspirasi kekuatan baru, bahwa iman harus menjadi sumber pembawa damai, mulai dari diri pribadi, damai bersama orang lain, damai bersama seluruh alam ciptaanNya,” kata Uskup Saklil.
Lebih lanjut katanya, dinamika hidup di dunia tidak luput dengan banyaknya konflik dan kekerasan yang terjadi, oleh karena hilangnya toleransi serta kurangnya sikap saling menghormati perbedaan.
“Hingga kini masih terjadi sikap dan tindakan pemaksaan kehendak karena nilai budaya yang tergerus. Jadi saya imbau umat krsitiani untuk menghindari segala bentuk kejahatan dengan perbuatan baik, sehingga memberi ruang agar semua orang dapat bersatu sebagai keluarga Allah. Jadikan Kota Timika kota damai, beriman dan tertib, dimana semua orang mengetahui hak dan kewajiban, bisa bersatu, bersaudara, serta menikmati berkat diatas tanah yang diberkati ini.
Momentum ini pun memperkokoh kerukunan dan persaudaraan, mewujudkan Mimika aman, damai dan sejahtera. (vis)