
PENYEMATANPanglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyematkan tanda pangkat kepada salah satu prajurit Raider 751 pada prosesi KPLB di Utikini, lokasi pembebasan sandera, Minggu (19/11)
Kapendam M Aidi menambahkan, dari penghargaan kenaikan pangkat luar biasa ini, terdapat lima orang perwira menolak untuk diberikan penghargaan kenaikan pangkat.
“Kelima perwira ini menyampaikan kepada bapak KSAD bahwa keberhasilan ini adalah milik anak buahnya, dan sudah jadi tanggung jawab mereka sebagai komandan memimpin operasi. Sehingga yang lebih berhak adalah ke-58 prajurit,” jelasnya
Seperti yang diungkapkan Panglima Jenderal Nurmantyo, kelima perwira menolak dinaikkan pangkat karena mereka menganggap tidak pantas mendapatkan penghargaan sebesar itu, sebab keberhasilan operasi pembebesan sandera di Kampung Banti dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua adalah kerja keras anak buahnya.
Kelima perwira berjiwa kesatria diantaranya Lettu Inf Shofa Amrin Fajrin selaku Komandan Bantuan Kompi Senapan B; Lettu Inf Agung Damar P selaku Danunit 2/1/1/13 Kopassus; Lettu Inf Sukma Putra Aditya selaku Danunit 2 Bakduk 812 Sat-81 Kopassus; Kapten Inf Sandra SP selaku Danki Intai Tempur; dan Lettu Inf Akhmad Zainuddin selaku Danyon Taipur 1/A.
Meski menolak kenaikan pangkat, kelima perwira TNI tersebut mengaku siap bertanggung jawab jika operasi militer pembebasan sandera yang dilaksanakan beberapa hari lalu gagal.
Mendengar jawaban itu, Jenderal Gatot mengaku terharu dan bangga dengan sikap kestria kelima perwiranya. “Luas biasa, Ini buat saya terharu,” ujarnya. (aro)