TIMIKA,TimeX
Reynold Ubra Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika baru-baru ini menjelaskan, jika terjadi kekosongan obat malarian ini terjadi lantaran bahan baku pembuat obat malaria biru ini habis, sehingga terjadi kekosongan. Namun sejauh ini Pemda Mimika telah mendapat bantuan obat biru dari kabupaten tetangga.

Felix Helyanan
BACA JUGA : Polwan Mimika Bagikan Sembako dan Masker
Menanggapi hal ini, Felix Helyanan, Wakil ketua II DPRD Mimika, mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) segera melakukan pengadaan menginat masyarakat sangat membutuhkan.
Hal ini disampaikan Felix Helyanan di ruang kerjanya, Senin (3/8).
Mimika menurutnya, merupakan daerah endemi malaria karena itu sangat fatal jika obat ini sedang kosong.
“Obat malaria yang sering kita sebut obat biru ini sudah menjadi kebutuhan warga. Jadi jangan sampai kosong,” tuturnya.
Apalagi lanjutnya, banyak kabar yang beredar di masyarakat bahwasanya obat ini bisa mengobati Covid-19, sehingga bisa saja dijadikan stok oleh warga yang menyebabkan kekosongan.
Hal ini menjadi tugas pemerintah baik di daerah maupun pusat untuk menyediakan obat bagi daerah-daerah yang menjadi daerah endemi malaria.
“Ya memang kita harap Freeport, terapi kita Pemda juga harus punya stok obat di gudang farmasi, karena sejak kekosongan beberapa bulan lalu, hingga kini belum ada obat lagi,” tambahnya.
Ia berharap apotik coba mencari peluang untuk mendatangkan obat, supaya kebutuhan masyarakat ini bisa terpenuhi.
“Karena biasanya warga Mimika ini demam sedikit mereka sudah mengira malaria,” katanya. (tim)