
Theo: Proses Hukum Pelaku Tunggu Pembicaraan Keluarga
TIMIKA, TimeX
Rencana membahas masalah perijinan mencari ikan bagi nelayan pribumi dengan nelayan non pribumi di Polsek Kasawan Pelabuhan Pomako akhirnya berujung maut.
Akibat bentrok dua kelompok nelayan di Pelabuhan Nusantara Pomako, Rabu (9/8) petang kemarin mengakibatkan seorang nelayan bernama Theo Sakaicem (20) tewas.
Korban tewas diduga tertembak peluru tajam yang mengenai pinggang bagian kiri hingga tembus ke bagian perut.
Pasca kejadian, ditemukan selongsong peluru beserta ceceran darah di depan Kantor Kemala Bhayangkari Pomako. Dilokasi tersebut telah dilokalisir aparat kepolisian dengan memasang police line (garis polisi).
Dari informasi lapangan yang dihimpun Timika eXpress sejak awal kejadian hingga tadi malam, bentrok ini bermula saat Ketua RT 08 Pomako Adam Cir dan Ketua Nelayan Semi Warinusi mendatangi Polsek KP3 Laut hendak membicarakan moratorium masalah perijinan mencari ikan nelayan non pribumi yang disepakati oleh kepala kampung bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mimika.
Namun, saat itu ada oknum nelayan yang membuat keonaran, sehingga dibawa ke luar dari Polsek setempat.
Saat dibawa ke luar, nelayan tersebut diduga dianiaya nelayan lainnya.
Mengetahui rekan nelayannya dianiaya, nelayan pribumi kemudian menyerang nelayan non pribumi yang berada di sekitar kawasan Polsek, serta melakukan pengrusakan fasilitas umum, seperti kaca Kantor Bhayangkari Polsek Kawasan Pelabuhan Poumako hancur diamuk massa.
Tidak hanya itu, satu unit mobil kijang pick-up dengan nomor polisi DS 1680 MA juga mengalami kerusakan kaca depan dan samping. Termasuk satu unit sepeda motor Honda DS 2028 ME dibanting hingga rusak parah.
Ironisnya, meski aparat kepolisian berusaha meredam aksi massa dengan mengeluarkan tembakan peringatan ke udara, massa tetap melakukan penyerangan ke arah Kantor Polsek KP3 Pelabuhan Pomako.
Akibatnya salah satu warga yang melakukan penyerangan tewas.
Dugaan sementara korban tewas terkena luka tembak di bagian perut saat bentrok antar nelayan yang berujung penyerangan kantor Polsek pelabuhan.
Hingga berita ini diturunkan, korban masih disemayamkan di kamar jenazah RSUD Mimika.
Menurut rencana pagi ini, jazad korban akan dikembalikan ke keluarga korban di Pomako.
Sementara itu, Kabag Humas RSUD Mimika, Lucky Mahakena saat dikonfirmasi Timika eXpress via ponselnya tadi malam, menyebutkan korban tiba di UGD diantar oleh pihak kepolisian sekitar pukul 16.00 WIT dan dinyatakan telah meninggal dunia oleh dokter jaga RSUD.
Guna memastikan sebab utama kematian korban, dan atas permintaan Kapolres Mimika AKBP Viktor Mackbon, korban harus diotopsi.
Proses Otopsi sudah dilakukan mulai pukul 19.00 -20.15 WIT tadi malam, untuk memastikan benda asing, selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian untuk diselidiki,” ungkap Luky.
Selain Theo Sakaicem, ada dua korban lain yang belum diketahui identitasnya saat ini masih dirawat di UGD RSUD Mimika.
Kini sebanyak 103 nelayan non Papua masih mengamankan diri ke Kantor Polsek Kawasan Pelabuhan Pomako.
Sementara itu, aparat TNI dan Polri masih melakukan penjagaan di kawasan Pelabuhan Pomako, mengantisipasi adanya bentrok susulan.
Saat ini satu peleton anggota Dalmas Polres Mimika masih bersiaga di lokasi kejadian. Pengamanan disusul satu unit kendaraan taktis milik Brimob Batalyon B Timika.
Namun, akses jalan poros yang menghubungkan Pomako-Timika dan sebaliknya hingga tadi malam masih dipalang warga setempat.
Tak pelak, adapun warga lainnya tampak bersiap-siap mengungsi mengamankan diri ke Kota Timika.
Untuk mengevakuasi warga yang diliputi rasa takut, polisi berencana menempuh jalur laut menuju Pelabuhan Amamapare.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian mengenai kronologis kejadian termasuk pihak bertanggung jawab atas insiden berdarah tersebut.
Proses Hukum Pelaku Tunggu Pembicaraan Keluarga
Sementara itu, ayah korban, Theo Kamtar dan ibu kandungnya, Ny. Maria Prinampicin ditengah duka saat ditemui Timika eXpress di Kamar jenazah RSUD tadi malam menyatakan bahwa terkait langkah hukum insiden bendarah yang menewaskan putranya, masih akan dibicarakan bersama keluarga.
“Kami belum bisa nyatakan sikap. Nanti kami bicarakan dulu dengan keluarga besar,” jelas Theo singkat. Nampak aparat kepolisian juga berjaga-jaga di kamar jenazah RSUD. (aro/a28)