
“Ini adalah black box generasi terbaru”
TIMIKA, TimeX
Setelah diamankannya kotak hitam (black box) pesawat DHC4 PK-SWW Turbo Caribou milik Pemkab Puncak pascamusibah naas 30 Oktober 2016 silam, selanjutnya akan dibawa ke Jakarta untuk kepentingan pengolahan data guna mengetahui sebab pasti kecelakaannya.
Kotak hitam pesawat yang jatuh di kawasan perbatasan Jila-Ilaga baru dievakuasi ke Timika, Senin (7/11) oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Tim gabungan sebanyak tujuh orang bersama kotak hitam Pesawat Caribou dievakuasi dengan Helikopter Kamov dari Ilaga pukul 09.00 WIT dan tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika pukul 10.30 WIT kemarin.
Investigator Savety Transportasi Penerbangan KNKT, Ony Soeryo Wibowo dalam konferensi pres di Mako Lanud, Senin kemarin, mengatakan kotak hitam pesawat DHC4 PK-SWW diamankan pada Minggu (6/11) sekitar pukul 09.35 WIT.
Lokasi jatuhnya kotak hitam tersebut sebenarnya sudah diketahui tim pencari gabungan sejak Sabtu pekan lalu.
“Hanya karena lokasi jatuhnya pesawat di ketinggian 12.800 kaki dpl, serta kontur geografis yang curam, sehingga dengan berbagai upaya, tim gabungan baru berhasil mengevakuasi kotak hitam pesawat tersebut, Minggu (6/11),” jelas Ony.
Kata dia, operasi pencarian kotak hitam pesawat naas itu melibatkan tujuh personel, yakni personil Basarnas Timika, prajurit Kodim 1710 Mimika, Paskhas TNI AU juga anggota Polres Mimika.
Ia menambahkan, kotak hitam yang terpasang pada pesawat Caribou DHC4 PK-SWW merupakan generasi terbaru. Kotak hitam itu merekam pembicaraan di kokpit pesawat, berikut seluruh data penerbangan.
“KNKT sejak 2009 sudah memiliki fasilitas pengolah data black box pesawat. Data ini akan kita kompilasi untuk dipelajari, berikut disimpulkan mengapa sampai pesawat ini mengalami kecelakaan,” tandasnya.
Sementara itu, Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Timika, Letkol Pnb. Agustinus Gogot Winardi mengapresiasi kerja keras tim gabungan sehingga berhasil menemukan kotak hitam pesawat DHC4 PK-SWW.
Penelusuran terhadap data dalam kotak hitam pesawat naas itu, katanya bukan untuk mencari tahu pihak mana yang salah sehingga terjadinya insiden. Melainkan mau memastikan sebab utama kecelakaan Pesawat Caribou yang baru dioperasikan September 2016 lalu.
“Setelah diketahui sebab utama kecelakaan pesawat, KNKT akan merekomendasikan ke seluruh operator penerbangan khususnya yang melayani rute Papua. Keberhasilan ini kita syukuri meskipun kita masih diliputi suasana duka atas meninggalnya empat kru pesawat DHC4 PK-SWW,” tukas Agustinus.
Untuk diketahui, pesawat naas itu hilang kontak dalam penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Aminggaru Ilaga. Pesawat tersebut waktu itu mengangkut material bahan bangunan seberat 3,1 ton untuk kebutuhan pembangunan proyek PLTA Ilaga berkapasitas 700 KWH.
Empat kru pesawat DHC4 PK-SWW turbo Caribou yang tewas dalam insiden 31 Oktober lalu, yaitu Kapten Pilot Parhat Limi (56), Copilot R Fendy Ardianto (38), mekanik Steven David Basari (35) dan FOO Endri Baringin Sakti P (40). (a19)