Foto : Shanty/TimeX
>>Kelompok III Wanita Tani Juara Lomba Pangan Lokal Sagu
TIMIKA,TimeX
Selain souvenir miniatur alat musik tifa, tas rajut noken, produk anyaman, ukiran kayu, hingga patung, Mimika kini telah memiliki toko oleh-oleh penganan khas berupa sagu, keripik keladi, keripik singkong, keripik pisang dan masih banyak lainnya.
Tokoh oleh-oleh pertama di Timika yang dilaunching (luncurkan), Kamis (13/12), merupakan terobosan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Distanbun) dengan memanfaatkan dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun anggaran 2018.
Peluncuran toko oleh-oleh khas Timika yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara, secara resmi dilakukan oleh Demianus Katiop selaku Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Mimika,
dengan didampingi langsung Yohana Paliling, Kepala Distanbun).
Adapun prosesi peresmiannya ditandai pembukaan tirai papan nama dan pengguntingan pita.
Yohana Paliling, Kepala Distanbun Mimika pada kesempatan itu mengatakan, sebelum adanya toko oleh-oleh khas Timika, pihaknya melakukan persiapan selama dua tahun.
Persiapan selama dua tahun, yakni membina dan melatih Kelompok Wanita Tani dari Kampung Miyoko untuk membuat dan menghasilkan produk penganan lokal sampai pada pengemasannya dan pemasarannya.
Dimana beragam produk oleh-oleh khas Timika yang kini dipajang di toko yang baru diresmikan ini adalah hasil kerjasama Distanbun dengan 26 mitra yang adalah kelompok wanita tani warga lokal setempat.
“Ada 26 mitra yang bergabung, dan harapan kami terus bertambah sehingga toko yang adalah tempat usaha ini bisa bermanfaat bagi orang lain dan tetap ada,” katanya.
Tujuan lain dari adanya toko oleh-oleh khas Timika adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dari kelompok-kelompok tani dan masyarkat umum dalam mengolah sagu menjadi produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum.
Selain itu, dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas asal Timika bagi masyarakat yang hendak kembali atau berlibur ke daerah asalnya.
Termasuk untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan, pertanian dan perkebunan masyarakat setempat.
“Toko ini kita upayakan sebagai wadah pemasaran untuk menolong berkembangnya pelaku usaha bidang industri, sebagai pusat penyediaan produk-produk lokal, yaitu oleh-oleh sebagai identitas Kabupaten Mimika seperti daerah lainnya,” jelas Yohana kerap ia disapa.
Dikatakan pula, toko oleh-oleh khas Timika bisa menerima produk lokal lainnya yang ada di Kabupaten Mimika, dengan satu syarat yaitu berbahan dasar pangan lokal di Mimika,, seperti sagu, keladi, petatas, singkong, pisang, nanas atau lainnya.
Dikatakan pula, adanya toko khas oleh-oleh Timika sebagai jembatan memfasilitasi masyarakat yang selama ini mampu mengolah penganan lokal namun terkendala pada pemasarannya.
“Kami pemerintah fasilitasi dengan tujuan potensi olahan penganan lokal menjadi produk secara otomatis akan meningkatkan pendapatan petani. Kalau rantai ini berjalan baik maka kedepannya akan memberikan kesejahteraan kepada petani lokal Timika,”ujarnya.
Selain penganan lokal, juga dijual kopi arabika dan robusta ‘Amungme Gold Coffee’ dari perkebunan kopi warga Distrik Tembagapura.
Selain itu dipasarkan pula minyak kelapa murni dari warga Atuka dan sekitar Timika.
Sementara itu, Demianus Katiop, mewakili Pemkab Mimika dalam sambutannya mengatakan, pembukaan toko ini dilihat simpel tetapi begitu bermakna karena akan mensejahterakan masyarakat kampung dan distrik di Mimika.
“Ini wujud perhatian pemerintah terhadap masyarakat setempat melalui program-program strategis, secara khusus dari Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, ini luar biasa. Harapan kami toko ini bisa terus berjalan dan dikembangkan melalui penguatan ekonomi dengan memberdayakan masyarakat asli setempat,” pesannya.
Menurut Demianus, sepanang 4 tahun terakhir Mimika tanpa produk unggulan yang dibanggakan.
Tapi kini dengan adanya toko oleh-oleh khas Timika, produk hasil masyarakat bisa pasarkan seperti halnya di Nabire dan Manokwari melalui potensi prosuk hasil laut yaitu ikan yang diolah dalam kemasan menjadi oleh-oleh,” ujarnya.
“Saya harap produk yang dipasarkan dikelola baik, dan perlunya kerjasama dengan instansi teknis sehingga potensi alam yang dimiliki bisa terus dikembangkan dan menghasilkan produk unggulan,” tandasnya.
Lomba Pangan Lokal Sagu
Sebelum peresmian toko oleh-oleh khas Timika, pihak Distanbun terlebih dahulu menggelar lomba sajian menu olahan pangan lokal berbahan dasar sagu oleh Kelompok Wanita Tani dari Miyoko.
Adapun kriteria dari perlombaan yakni, cara penyajian dan penampilan masakan, rasa masakan, kreatifitas masakan, kebersihan dan kualitas serta nilai gizi.
Dari hasil lomba tersebut, tim juri menunjuk kelompok III Wanita Tani dari Miyoko sebagai juara pertama dengan koleksi 838,75 nilai.
Diposisi kedua diraih kelompok I dengan jumlah nilai 821,25, dan kelompok II sebagai juara III dengan nilai 821.
Sedangkan juara harapan I dari kelompok UV dengan jumlah nilai 810, juara harapan II dengan nilai 741,25 diraih kelompok V, dan juara harapan III adalah kelompok VI dengan jumlah nilai 740. (san)