
TIMIKA,TimeX
Anggota DPRD Kabupaten Mimika menyerahkan bantuan sembako bagi warga korban konflik di Kwamki Narama pada Rabu (15/11). Pembagian bantuan secara terpisah untuk kelompok bawah dan tengah ini dipimpin langsung Ketua DPRD Mimika Elminus B Mom. Usai penyerahan dilanjutkan dengan menemui ketiga kubu secara terpisah guna menjaring apa saja keluhan serta cara mencari solusi untuk menyelesaikan konflik di wilayah itu.
Salah seorang warga dari kubu tengah Bonefasius Tsolme di hadapan anggota dewan meminta penegasan dari Pemerintah Kabupaten Mimika, DPRD serta pihak keamanan untuk melihat kembali mengapa wilayah Kwamki Narama selalu terjadi perang.
“Inikan sudah ada pernyataan damai dan itu tolong dicek kembali. Dan kenapa ini terjadi lagi, pemicunya apa?” tanya Tsolme.
Sebenarnya kata Tsolme secara adat apabila sudah pembayaran kepala berarti semua masalah dinyatakan selesai.
Tsolme juga mengungkapkan konflik yang terjadi di Kwamki Narama ini adalah murni masalah warga tidak ada hubungan atau sangkutpautnya dengan konflik di Tembagapura.
Kesempatan itu atas nama warga Tsolme berterimakasih kepada ketua DPRD yang sudah datang mengunjungi warga konflik secara netral guna menyampaikan bagaimana kehidupan kedepannya.
Ia juga menyayangkan selama ini Bupati Mimika Eltinus Omaleng tidak pernah turun menyapa warga di wilayah itu.
“Kami minta pemerintah ambil data dan lihat kenapa Kwamki Narama ini selalu konflik,” harapnya.
Warga lainnya di hadapan Elminus dan anggota dewan lainnya menjelaskan beberapa warga melakukan aksi serang di satu tempat karena kubu tengah merasa terpojok atau terkepung.
“Kami saat ini dalam kubu yang kalah sehingga tidak mungkin pemerintah dan kepolisian menghentikannya. Berikan kami kesempatan dua minggu sampai sebulan untuk berperang. Kami juga minta pihak keamanan untuk lakukan penyisiran bagi kubu atas dan bawah,” kata warga.
Menanggapi permintaan warga untuk memberikan ijin untuk perang, Elminus B Mom secara tegas menyampaikan pihaknya tidak mempunyai hak memberikan ijin perang lagi. Tetapi kedatangan DPRD ini sangat menginginkan wilayah Kwamki Narama supaya kembali damai.
“Kami sebagai pemerintah bersama pihak keamanan datang ke sini untuk mengamankan. Supaya kedepannya bagaiamanapun segala masalah bisa diatur dengan baik,” katanya.
Elminus berharap pihak keamanan selalu melakukan patroli guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua masyarakat di Kwamki Narama maupun seluruh masyarakat Kabupaten Mimika.
“Kalau ada pelaku itu harus ditindak tegas. Jangan dibiarkan sehingga membuat perang terus berlanjut. Kalau mau perang jangan sampai mengganggu anak-anak yang sekolah dan tidak boleh menganggu ketertiban umum,” katanya.
Perlu diketahui kembali pecahkan aksi ini diduga rentetan dari meninggalnya Dedi Kiwak pada Minggu (12/11) sekira pukul 01.30 WIT. Dedi Kiwat ditemukan tewas dengan puluhan anak panah tertancap di sekujur tubuhnya di dalam selokan pintu masuk Kwamki Narama dekat Check Point Mile 28.
Awalnya sekira pukul 01.00 WIT aparat yang berjaga di Check Point MP 28 mendengar ada teriakan minta tolong dan mendapat respon oleh tiga aparat yang tengah berjaga. Ketiganya menggunakan sepeda motor menuju bunyi suara kemudian menemukan sebuah helm dan topi. Karena situasi masih gelap petugas kembali mengambil mobil untuk penerangan. Ketiganya kemudian melihat ada sesuatu di got tidak jauh dari penemuan helm dan topi.
Setelah dicek, ternyata ada sesosok manusia tergeletak dengan tubuh dipenuhi tancapan anak panah. Kejadian ini sudah ditangani Polres Mimika. (tan)