
JAYAPURA,TimeX
Tokoh nasional asal Papua, Natalius Pigai, mengkritik pernyataan dan sikap keras yang sering ditunjukan Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam menyikapi polemik antara PT Freeport Indonesia dan pemerintah pusat.
“Dalam permasalahan ini saya nilai Gubernur Papua kurang elok dan tidak proporsional sikapi Freeport,” ungkap Natalis dalam pesan media sosial (Medsos) .
Natalius yang kini masih menjabat salah satu pimpinan di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku tidak mengenal baik sosok Lukas Enembe.
Karena itu, selama ini ia jarang mengkritik atau memberi masukan kepada Lukas tentang kebijakan memajukan Papua.
Namun, kini Natalius menilai Lukas kerap bersikap tidak proporsional, terutama dalam isu menyangkut Freeport.
“Baru kali ini saya dengan lancang mau kritik, bahwa Pak Gubernur tidak pandai menjaga perasaan rakyat, perasaan karyawan, juga perasaan sebagian besar dari kaum terdidik dan aktivis kemanusiaan, termasuk perasaan perusahaan,” katanya, dalam pesan elektronik yang diterima redaksi.
Sebagai putra daerah Papua, Natalius sendiri mengaku sebelumnya enggan membicarakan isu Freeport. Ia beralasan untuk menjaga perasaan keluarga dan kerabatnya di kampung halaman.
“Tidaklah elok untuk bicara saat ini,” ungkap Natalius.
Natalius mengaku mengetahui persoalan Freeport dan rencana divestasi yang diajukan pemerintah berdasarkan penjelasan Luhut Binsar Panjaitan (kini menjabat Menko bidang Maritim) pada Oktober 2014 silam.
“Saya sangat tahu segalanya, telah dijelaskan secara gamblang. Gubernur mungkin tahu atau tidak saya tidak paham,” jelas Natalius.
Dia pun mengajukan beberapa pertanyaan kepada Gubernur Lukas, terutama soal nasib rakyat Papua setelah Freeport berhasil “dikuasai” Jakarta.
“Apakah setelah Freeport dikuasai Jakarta semua masalah selesai? Apakah tidak akan ada lagi pelanggaran HAM di wilayah Freeport, apakah Jakarta akan mempekerjakan putra-putri Papua? Apakah Freeport bekerja profesional termasuk tidak mendanai operasi militer atau hal yang berkenaan dengan penetrasi kapital, penetrasi sipil dan didukung oleh hegemoni militer?” tulisnya.
Dalam pandangannya pribadi, tarik ulur antara pihak Freeport McMoran dan pemerintah pusat di Jakarta belakangan ini hanya permainan sekelompok kecil “elite Jakarta” yang memiliki kekuasaan dan uang.
“Jadi kalau (Lukas) tidak tahu masalah sebaiknya jangan asal ngomong, karena Anda tuan rumah atau seorang gubernur di mana Freeport ada di honai yang Anda pimpin,” tegasnya.
Natalius mengatakan, adalah lain hal jika Gubernur Lukas Enembe bekerja untuk kepentingan segelintir elite di Jakarta yang ingin menguasai Freeport dan kekayaan alamnya. Dugaan dia, kemungkinan itu ada. Apalagi jika diwarnai janji memberi dukungan partai tertentu, selain Demokrat, agar Lukas bisa maju kembali sebagai Calon Gubernur Papua di Pilkada 2018.
“Kalau itu sikap Anda, kami hormati, silakan. Kita akan siap lawan,” tegas Natalius. (ald)