
TIMIKA, TimeX
Para guru SD-SMP Negeri Banti bersama sejumlah Polisi Wanita (Polwan) Polres Mimika memberikan perhatian dan kepedulian kepada 101 pelajar di posko pengungsian Graha Eme Neme Yauware Timika dengan belajar sambil bermain.
Kepala SD Inpres Banti, Markus Leppang,S.Pd kepada Timika eXpress, Rabu (22/11), mengatakan jumlah siswa sekolahnya yang ikut mengungsi ke Timika sebanyak 101 orang, terdiri atas 50 laki-laki dan 51 perempuan.
Selain siswa SD Inpres Banti, puluhan bahkan ratusan siswa SMP Negeri Banti ikut mengungsi ke Timika. Demikian halnya dengan peserta didik anak usia dini dan Taman Kanak-kanak Negeri Banti.
“Anak-anak yang baru dikumpulkan hari ini masih sebatas mengumpulkan belajar sambil bermain. Kami dibantu oleh rekan-rekan anggota Polwan dan bapak-bapak polisi dari Polres Mimika. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini dapat memulihkan kembali kondisi psikologis anak-anak,” harap Markus.
Dari pengamatan Timika eXpress, pembelajaran perdana para siswa asal Kampung Banti, Kimbeli dan Opitawak di posko pengungsian Graha Eme Neme Yauware Timika, Rabu kemarin berlangsung dalam kondisi serba terbatas.
Siswa dikumpulkan sesuai dalam beberapa kelompok yaitu PAUD-TK, SD Kelas 1-3, Kelas 4-6 dan siswa SMP.
Hanya saja, belum semua siswa ikut dalam kegiatan pelajaran perdana tersebut.
Namun kehadiran sejumlah Polwan dari Polres Mimika membuat mereka lebih antusias dan bersemangat, terutama dengan materi-materi permainan yang disajikan.
Markus mengatakan kegiatan pembelajaran di lokasi pengungsian tersebut hanya bersifat sementara.
“Untuk langkah selanjutnya, kami tunggu dari Pemda, lembaga adat, PT Freeport Indonesia melalui LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro). Kalau kami guru-guru siap,” ujarnya.
Untuk menunjang kegiatan pembelajaran di lokasi pengungsian tersebut, pihak SD Inpres Banti sudah menyiapkan buku-buku tulis, buku pelajaran, dan alat-alat tulis.
Pasalnya, jumlah siswa yang terdata di SD Inpres Banti pada awal tahun ajaran 2017-2018 lalu sebanyak 462 orang. Namun pada akhir Oktober bersamaan dengan memanasnya situasi keamanan di Banti, siswa yang aktif sekolah tinggal 359 orang.
Jumlah guru yang bertugas di sekolah itu sebanyak 12 orang yang terdiri atas lima guru PNS, ditambah enam guru kontrak, dan sisanya merupakan guru honorer dan penjaga sekolah.
Begitu pula dengan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM. Kamal yang ikur menyaksikan pendampingan anak-anak usia dini dan SD, menyerukan kepada instansi terkait untuk mencari solusi tepat agar anak-anak bisa mendapatkan pendidikan secara layak, sebagaimana siswa lainnya.
“Sudah harus disikapi solusinya seperti apa kalau mereka memilih bertahan dan tidak ingin kembali, atau sebaliknya. Jelas harua ada musyawarah bersama untuk cari solusi. Yang jelas kami dari TNI/Polri akan mendukung semuanya itu demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
ia berharap metode belajar dan bermain dari guru diantu Polwan secara perlahan bisa mengobati dan menghilangkan trauma dari situasi pelik yang mereka alami akibat teror kekerasan dan kejahatan Kelompok Sipil Bersenjata (KKB). (a28)