TIMIKA, TimeX

MANGROVE-Wakil Bupati Mimika saat berada di wisata Mangrove, di Indramayu Propinsi Jawa barat pada 16 Oktober.
Kabupaten Mimika dengan pesona hutan mangrove yang sangat luas, indah dan menakjubkan tentu perlu dikembangkan. Pemerintah daerah dibawah pimpinan OMTOB terus berupaya agar ecowisata ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan tidak hanya asing tapi juga domestik.
Langkah yang telah diambil Pemkab saat ini adalah membuka ecowisata ini sejak 1 Oktober lalu dan telah menambah pundi-pundi PAD, yang mana dalam seminggu diperoleh sekitar Rp6 juta.
Guna pengembangannya, Johannnes Rettob Wakil Bupati Mimika mengunjungi salah satu wisata mangrove yang ada di Indramayu Propinsi Jawa Barat pada 16 Oktober lalu, guna melihat secara dekat pengembangan wisata tersebut.
Kedatangan Johannes Rettob, Wakil Bupati Mimika bertatap muka langsung dengan Bambang Tirtoyuliono, Pj. Bupati Indramayu didampinmgi Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Pariwisata di Pendopo Rumah Negara. Selanjutnya bersama rombongan meninjau lokasi wisata mangrove.
Wabup saat melihat wisata mangrove mengatakan, Pemkab Indramayu hanya menyediakan lahan sementara penggelolaannya oleh kelompok-kelompok kerja, terutama para pecinta alam. Dan penghasilan yang diperolah sangat luar biasa.
Bukan hanya penggelolaan managemen, namun ternyata mangrove bisa menghasilkan komoditas lain.
“Dan bukan itu saja yang kita mau lihat, namun juga managemen dan lain-lain. Dan lebih mengaggetkan lagi, ternyata mangrove juga dapat menghasilkan 100 lebih komoditas, seperti pembuatan kecap, wine, tepung, keripik sampai pada batik,” ungkap Wabup melalui telepon selulernya, Minggu(18/10)
Dan itu sangat luar biasa dan dikerjakan oleh pengrajin tradisioanal dari rumah dan oleh kelompok- kelompok pecinta lingkungan dan ini sangat menopang kehidupan mereka.
“Masyarakat Indramayu luar biasa hidupnya karena menggelola manggrov itu dengan baik. Ini yang coba kita lihat nanti. Saya pulang kita akan rapatkan bersama dan saya rencana akan membawa tim besar kesini,” ujar Wabup.
Untuk mewujudkannya, Wabup mengatakan telah berbicara dengan Bupati Indramayu untuk rencana tersebut dan bersama bisa melihat pengembangan kedepan, agar tidak hanya dikelola secara tradisional tapi juga modern.
Wabup juga membandingkan antara mangrove Indramatu dan Mimika, Mimika jauh lebih bagus. Karena tumbuh secara alami dan berusia cukup tua sementara di Indramayu adalah karena ditanam.
Bahkan sempat berbincang dengan salah satu ahli mangrove diwilayah tersebut yang merupakan orang asing, menargetkan kedepan penggelolaan mangrove di Mimika akan lebih dikembagkan.
“Kita akan berpikir bahwa mangrove yang ada di Timika itu kita akan buat menjadi mangrove kebun raya. Jadi bukan lagi ecowisata. Dan kita buat bukan hanya menjadi kelas mimika tetapi akan menjadi kelas dunia. Ini target kita,” tutupnya.
(a32)