TIMIKA,TimeX
Ignatius Adii yang merupakan perwakilan dari Gereja Katoli, kembali terpilih menjadi Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika. Pemilihan Ketua FKUB berlangsung secara musyawara oleh 17 umat, perwakilan dari lima agama yang digelar di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mimika, Kamis (29/11).
17 perwakilan dari lima agama itu terdiri dari Agama Kristen delapan orang dari denominasi gereja yang berbeda yakni, GKI, GBI, GPI, GPKI, PGPI, GKII, GPDI dan Gereja Kingmi.
Sementara pemilih dari gereja katolik empat orang, muslim lima orang terdiri dari dua orang dari Nahdlatul Ulama (NU) dan satu orang dari Muhammadiyah. Satu dari Hindu dan satu orang Budha.
Setelah menentukan ketua, 17 orang ini kemudian bermusyawara memilih pengurus inti FKUB, yakni wakil ketua satu dijabat Pendeta Donald E.S Salima, S.Th, SE dari GPI, dan wakil ketua dua dijabat H Abdul Muthalib Elwahan, S. Pd dari NU.
Sekretaris I oleh Pdt. Dr. Jefrrey C. Hutagalung, M. Th, M.Pd dari GBI, sekretaris II dijabat Syarif Lakoro dari NU dan Bendahara oleh I Made Sudiarta dari Hindu.
Berikutnya Kepala Bidang Advokasi dan Investigasi dijabat, Pdt. Lewi Sawor, S.Th. M.Mis dari GKI, dan Kepala Bidang Sosialisasi Program dijabat Sutanto, perwakilan dari Agama Budha.

BERMUSYAWARA – Sejumlah umat perwakilan dari lima agama sedang bermusyawara untuk memilih ketua dan pengurus FKUB di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mimika, Kamis (29/11).
Sementara Kepala Bidang Spiritual dijabat Septinus Wanma, S.Th dari GPKI dan Kepala Bidang Kajian dijabat Pdt. Alfons Joshua Nussy.
Berikut yang menjadi Anggota FKUB yakni, Paul Weti dari Gereja Katolik, Pdt. Moses Lokbere, S.Th dari GKII, Agustina Yatanea dari Gereja Katolik, Pastor Maximilanus Dora, OFM dari Gereja Katolik, Pdt. Elihut Sawaki dari GPDI, Juma Aziz dari Muhammadiyah dan Pdt. Lucas Hagabal, Sm. Th dari Gereja Kingmi.
Utler Adrianus, SE, Kepala Kemenag Kabupaten Mimika dalam sambutannya pada saat membuka acara pemilihan Ketua dan Pengurus FKUB berpesan agar seluruh pengurus dapat bekerja dengan hati. “FKUB ini tidak memiliki anggaran khusus jadi kita harus bekerja dengan hati tanpa memikirkan mendapatkan imbalan yang besar,” kata Utler.
Ia juga berpesan bahwa pengurus dan Anggota FKUB harus mampu menjadi teladan bagi umat dalam sikap toleransi antar umat beragama. “Pengurus dan Anggota FKUB harus menjunjung tinggi semangat toleransi untuk memberi contoh bagi umat,” pesannya. (epy)