
PT Freeport Indonesia melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) Kuala Kencana, telah melatih dan memberdayakan SDM pribumi asli Mimika untuk bisa terampil dalam skil pertambangan.
Keberpihakan sekolah yang dikelolah oleh Departemen Quality Management Services (QMS) PTFI ini dikhususkan bagi warga dua suku besar, Suku Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan.
Termasuk Orang Asli Papua (OAP) , dan juga non Papua, namun yang lahir dan besar di tanah Papua dan mempunya kontribusi terhadap Papua.
Dari kunjungan media di Timika dan Jayapura yang dimotori Departement Corporate Communication (Corcoom)PTFI, Kamis (18/8) tahun lalu, Crew Leader, Michael Kubuan mengatakan, sejak tahun 2005, IPN telah melatih ribuan OAP, diantaranya 1.800 lulusan IPN telah direkrut dan bekerja di Freeport, dan perusahaan-perushaan privatisasi lainnya.
Berdiri di atas lahan seluas 6 hektar, IPN dilengkapi berbagai peralatan dan perlengkapan modern canggih kelas dunia.
Bahkan, staf pengajar terdiri dari lebih 300 instruktur, semuanya telah terakreditasi secara internasional.
“Institut Pertambangan Nemangkawi Kuala Kencana yang didirikan Freeport menjadi pelopor pengembangan standarisasi tes penilaian kerja di Papua, khususnya pada tes bakat dan kemampuan untuk pelatihan,” terangnya.
IPN Kuala Kencana, sambungnya saat ini memiliki 20 jurusan teknik dan tiga jurusan akademik. Lebih banyak dilakukan saat ini adalah pelatihan kejuruan untuk mengembangkan kompetensi pekerjaan teknis.
Katanya, program pendidikan sebenarnya berjalan selama tiga tahun, namunkarena kebutuhan manajemen menjadi satu tahun, meliputi 3 bulan teori dan 9 bulan on the job training atau dikirimke departemen-departemen yang membutuhkan.
“Kebanyakan yang kami jalankan saat ini adalah pelatihankejuruan diantaranya Heavy Duty Mechanic, welder, operator alat berat, servis dan underground.Kemudian ada jurusan carpenter, elektrik terdiri dari auto elektrik dan eletrik arus kuat,” jelasnya.
Yang tidak kalah penting adalah keseluruhan biaya operasional pendidikan di IPN sepenuhnya ditanggung oleh PTFI.
Bahkan siswa yang diterima juga diberikan insentif, uang saku, transportasi, THR dan lainnya, sama halnya dengan karyawan. “Termasuk kebutuhan makan-minum mereka sehari-hari pun ditanggung perusahaan. Ini merupakan wujud nyata kepedulian Freeport meningkatkan SDM, khusus warga lokal setempat,” jelasnya. (yosefina dai dore)