
TIMIKA, TimeX
Penerapan sistem pendidikan Full Day School (FDS) atau sekolah sehari penuh dinilai masih perlu kajian lebih dalam jika harus diterapkan di daerah. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Menengah (Kadispenmen) Kabupaten Mimika Armin Wakerkwa ditemui Timika eXpress di Jalan Cenderawasih, Jumat (26/8).
“Sistem tersebut baik buat perkembangan anak dalam menjalani dunia pendidikan, namun hal itu juga dapat berdampak negatif bagi anak. Sekarang saja jam pelajaran hanya 7 jam, siswa sudah bosan bagaimana dengan bertambahnya jam pelajaran,” jelasnya.
Untuk itu, perlu kajian lebih dalam terkait kebijakan penerapan sistem full day school khususnya di Kabupaten Mimika. Sekolah sehari penuh tidak bisa diterapkan di seluruh daerah sekaligus, karena sarana prasarana pendidikan di sejumlah daerah masih sangat terbatas, termasuk di Mimika.
Kendati begitu, ia mendukung program itu diterapkan untuk membangun karakter siswa. Namun, Dispenmen Kabupaten Mimika menurut dia, masih terkendala sarana prasarana yang belum memadai.
“Sarana prasarana belum memadai menerapkan sekolah sehari penuh. Pihaknya menyebutkan, beberapa kendala penerapan FDS itu seperti keterbatasan ruang ganti murid, toilet dan kantin sekolah serta transportasi umum. Masih banyak sekolah di Kabupaten Mimika kekurangan ruang kelas, sehingga sulit menerapkan sekolah sehari penuh,” katanya.
Seperti diketahui, baru-baru ini Menteri Pendidikan Muhajir Effendy mewacanakan penerapan sekolah sehari penuh bagi siswa sekolah tingkat SD dan SMP baik negeri maupun swasta. Rencananya FDS memiliki komposisi 80 persen pendidikan karakter dan 20 persen pengetahuan umum anak SD. Pada jenjang SMP 40 persen pengetahuan umum dan 60 persen pendidikan karakter. Namun hingga saat ini gagasan tersebut masih menimbulkan pro kontra di masyarakat. (a10)