
TIMIKA,TimeX
Meski belum resmi dinas, kedatangan pertama ke Timika setelah dilantik sebagai Kapolres Mimika yang baru, AKBP Indra Hermawan yang menggantikan AKBP Viktor D. Mackbon langsung dihadapkan dengan demo Pilkada.
AKBP Indra Hermawan yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Tolikara, Senin kemarin langsung mengikuti akse demo dari massa dan tim pemenangan pasangan bakal calon Paulus Yanengga-Akhi Maryam di depan Kantor KPUD Mimika, Jalan Yos Sudarso, Senin (22/1).
“Saya belum buat apa-apa, karena ruangan saya pun belum tahu. Nanti setelah lepas sambut, konsolidasi internal Polres baru saya action,” ungkap penyandang melati dua di pundak kepada Timika eXpress, Senin kemarin.
Ia pun mengaku, situasi kondisi di Tolikara dan Timika jelas berbeda, tentu perlu adaptasi.
“Saya tetap kedepankan pola pendekatan untuk bisa menyatukan visi dan misi kepolisian dengan warga Mimika yang heterogen. Kalau di Tolikara didominasi suku-suku tertentu saja,” ujarnya menambahkan hal berbeda lainnya adalah banyaknya wartawan.
Kesan pertama ia rasakan sebelum memulai tugas sebagai Kapolres Mimika adalah tantangan tugas dari suasana berbeda.
“Tadi saya juga didampingi Kapolsek Erari ke Kwamki Narama. Saya pun sudah dialog singkat dengan tokoh dan masyarakat setempat. Cita-cita saya wujudkan Pilkada dan jadikan Mimika aman dan kondusif,” tandasnya.
Tim Pendukung Yanengga-Akhi Demo di KPU Mimika
Sementara ratusan massa bersama tim pendukung pasangan bakal calon Paulus Yanengga-Akhi Maryam menggelar domo di depan Kantor KPU Mimika, di Jalan Yos Sudarso, Senin (22/1).
Aksi demo ini menyusul ditolaknya pasangan bakal calon Paulus Yanengga-Akhi Maryam sehari sebelumnya saat hendak memasukan berkas syarat dukungan dalam proses akhir melengkapi dokumen ke KPU Mimika, Sabtu (20/1) lalu.
Alhasil tim dan massa pendukung kedua pasangan ini menilai KPU Mimika telah melanggar kode etik dan Undang-Undang Pilkada.
Sehingga mereka meminta sekaligus menuntut KPU Provinsi Papua segera mengambil alih jabatan dan mengganti Ketua KPU serta mengulang proses pendaftaran Pilkada bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Mimika tahun 2018.
Tuntutan ini tertulis pada poster yang dipampang saat demo, Senin kemarin.
Tuntutan lain yang disampaikan koordinator aksi demo yang juga ketua tim sukses balon Yanengga-Maryam mensinyalir Ketua KPU Mimika hendak memenangkan salah satu pasang bakal calon Bupati Mimika yang adalah saudara kandung dari Theodora Ocepina Magal.
“Kami takutkan Ketua KPU Mimika tidak dapat jalankan amanah karena punya hubungan keluarga dengan bakal calon bupati Mimika, Hans Magal. Memang Ketua KPU Mimika sudah nyatakan bahwa dirinya tidak memihak kepada kandidat manapun, tetapi ini kekhawatirkan kami,” ujarnya.
Walilo pun menilai proses pendaftaran yang telah dilalui tidak dijalankan sesuai ketentuan Undang-Undang Pilkada, ini bisa menyebabkan Pilkada tidak netral. Buktinya kami ditolak saat mendaftar.
“Ini kami merasa dipersulit dan hak politik kami dibatasi karena KPU katakan kuota jumlah kursi parpol tidak memenuhi,” jelas Walillo.
Ia menambahkan, seharusnya pada pendaftaran awal tanggal 8 lalu, KPU baiknya menerima berkas yang kami masukan untuk diteliti. Kami merasa dirugikan karena mau lengkapi berkas Sabtu lalu ternyata ditolak.
“Karena kami dirugikan, nanti ada aksi lanjutan tiga hari ke depan bila tuntutan kami tidak direspon KPU. Harapan kami Ketua KPU netral, profesional dan berkualitas.
Meski mengaku mendapat dukungan 9 kursi dari Partai Hanura dan PBB, pada malam pendaftaran 10 Januari lalu, namun saat menyerahkan berkas, serta-merta komisioner KPU nyatakan tidak lengkap. ”Kami tidak puas sehingga minta penjelasan KPU Mimika,” tandas Walilo.
Aksi demo itu pun langsung mendapat tanggapan Ketua KPUD Mimika, Theodora Ocepina Magal dengan pengawalan ketat aparat keamanan setempat.
Ocepina mengatakan, penolakan terhadap pasangan tersebut sudah sesuai aturan lantaran tidak memenuhi syarat pendafataran.
“Ada aturan yang sah yakni B1-KWK, B2-KWK dan B3-KWK yang seharusnya dibawa. Tapi mereka tidak membawanya. Menurut pengakuan mereka baru Partai Hanura, dan masih diurus sama pak Yanengga di Jakarta. Sehingga malam itu kami kembalikan berkas,” ujar Ocepina.
Lanjutnya, pada malam akhir pendaftaran pihak KPU pun langsung membuat berita acara penolakan kepada pasangan balon yang tidak memenuhi syarat.
Selain itu, untuk tahap perbaikan berkas pada tanggal 18-20 lalu hanya diperuntukan kepada balon yang lolos verifikasi berkas pendaftaran sebelumnya.
“Berita acara bukan cuma mereka, tetapi pasangan lain juga. Mereka datang lagi kemarin (Sabtu lalu-Red), karena menurutnya harus memberi perbaikan yakni berkas B1-KWK. Sedangkan pendaftaran sudah lewat. Jadi saya bilang mohon maaf tidak bisa diterima,” ujarnya.
Ia menilai, sejumlah sorotan yang mengatas namakan kekeluargaan dengan salah satu balon merupakan hal yang wajar. Kendati demikian, dirinya tetap mengikuti aturan dan bersikap netral.
“Secara aturan tidak mengatakan saudara kandung tapi ikatan perkawainan. Ini sudah dialami di kabupaten lain. Saya sudah memberi surat pernyataan itu ke KPUD Provinsi tahun lalu,” katanya.
Untuk diketahui, aksi demo kemarin dikawal langsung Kapolres Mimika AKBP Indra Hermawan, Wakapolres Mimika Kompol A. Korowa, Kabag Ops Polres Mimika, Kompol Toni Upuya , Kepala Satpol PP,Wilem Naa.
Sementara personil yang dilibatkan adalah gabungan Polres Mimika dan 37 anggota Satpol PP.
Saat aksi demo, arus lalu lintas di depan Kantor KPU Mimika pun dirakayasa.
“Jalan masuk kompleks Restu ditutup hingga depan KPU Mimika,” kata Kabagops Polres Mimika Kompol Toni Upuya. (a26/zuk)