>>Pimpinan KNPB Timika dan 15 Warga Diamankan
TIMIKA, TimeX
Prosesi ibadah yang digelar massa dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Selasa (4/4) sekitar pukul 10.00 WIT berakhir dengan penangkapan 15 orang warga termasuk Ketua KNPB Wilayah Timika Steven Itler.
Sebab, gelaran ibadah massa KNPB yang dilangsungkan di halaman Gereja Mulia Injili Jemaat Golgota, Kampung Bhintuka, SP13 dinodai dengan terjadinya aksi pemukulan terhadap Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mudjiharso, SIK, M.Si.
Padahal Kapolres bersama 200 personil gabungan hadir untuk mengamankan jalannya ibadah.
Pantauan langsung Timika eXpress di lokasi kegiatan, pembubaran paksa dan penangkapan belasan warga sipil oleh 200 personil gabungan Polri-TNI di Timika, lantaran massa KNPB tidak hanya menggelar ibadah, tetapi menyusupinya dengan orasi dan seruan yang bertentangan dengan integritas bangsa.
Steven Itler selaku Ketua KNPB Timika dalam orasinya waktu itu, mengajak ratusan massa KNPB untuk melakukan referendum. Sontak, situasi menjadi tegang.
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mudjiharso, SIK, M.Si mengamati hal itu lantas menginstruksikan aparat keamanan yang bertugas saat itu untuk membubarkan kegiatan massa tersebut.
Ultimatum Kapolres memicu amarah massa KNPB dan salah seorang aktivis KPNPB spontan melepaskan pukulan ke arah wajah Kapolres, saat memimpin aksi pembubaran massa.
Aksi pemukulan Kapolres, berbuntut ditangkap dan diamankannya 15 warga termasuk Ketua KNPB.
Belasa nwarga kemudian digiring ke Polsek Kuala Kencana, selanjutnya diamankan di Polres Mimika untuk menjalani proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Data lapangan yang dihimpun Timika eXpress menyebutkan, situasi awal di lokasi kegiatan ibadah yang dimotori KNPB nampak teduh.
Ratusan massa yang hadir waktu itu dikawal dan diawasi 200 aparat gabungan, terdiri dari 130 personil Polres Mimika dan 70 personil TNI, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebab massa KNPB yang hadir waktu itu membawa atribut yang bertentangan dengan ideologi Negara. Termasuk arniluk TNI banyak dipakai massa KNPB.
Menyikapi itu, Kapolres Mimika AKBP Yustanto saat memimpin apel gabungan di Polsek Kuala Kencana, mengingatkan semua personil TNI-Polri yang dilibatkan dalam pengamanan, untuk bekerjasama mengamankan serta mengawasi aksi massa KNPB.
Hadir waktu itu, Wakapolres Kompol Yuvenalis Takamully, Kabag Ops Kompol I Nyoman Punnia, Kasat Binmas AKP Mika Rumbrapuk termasuk Kapolsek Kuala Kencana Iptu Parno.
Kabag Ops Kompol I Nyoman Punia dan Kapolsek Kuala Kencana Iptu Parno setibanya di lokasi kegiatan langsung menemui pengurus KNPB.
Kabag Ops Punia bermaksud melakukan negosiasi langsung dengan Ketua KNPB Steven Itler.
Dengan maksud, meminta meminta kepada pengurus KNPB agar dalam prosesi ibadah, semua atribut yang bernuansa perjuangan KNPB dicabut.
Massa KNPB yang semual berkeras akhirnya melunak dan menyetujui melepas semua atribut.
Ini setelah Kabag Ops Punia bernegosiasi dengan Steven Itler kurang lebih 10 menit lamanya.
“Kami ijinkan saudara semua lakukan ibadah, tapi tidak melakukan orasi.
Namun kalau melanggar maka akan diambil tindakan tegas,”tegas Kabagops Punia disela-sela penurunan dan penanggalan atribut bertuliskan semangat perjuangan KNPB yang memprovokasi.
Hampir dua jam lamanya melangsungkan ibadah, Steven Itler melanjutkannya dengan orasi. Melihat aksi Steven, Kapolres yang baru saja tiba di lokasi kegiatan langsung memerintahkan aparat keamanan untuk melakukan pembubaran paksa.
Alhasil, Steven Itler dan kesebelas massa KNPB berhasil ditangkap dan diamankan petugas.
Sebagian besar massa KNPB sempat melakukan protes dengan memalang jalan menuju Polsek Kuala Kencana.
Hanya saja aksi massa ketika itu berhasil dihalau aparat keamanan yang sudah lebih dulu disiagakan di lokasi setempat.
“Kapolres Mimika AKBP Yustanto kepada Timika eXpress menmegaskan, bahwa KNPB merupakan organisasi ilegal yang bertentangan dengan ideologi negara,” tegasnya.
Sebelum menggelar ibadah dan orasi, massa KNPB sudah lebih dulu membagikan selebaran, sebagai bentuk ajakan warga untuk mengikuti kegiatan di Kampung Bhintuka.
“Mereka buat selebaran dan undang aparatur Pemerintah Daerah (Pemda), DPRD, termasuk kepolisian,” jelas Yustanto.
Menurutnya, sebagai umat beragama tentu harus ada toleransi. Mereka gelar ibadah itu hubungan manusia dengan Tuhan, jadi tidak boleh dipaksakan untuk dibubarkan.
Tapi karena sudah menyimpang, apalagi ada pihak ketiga yang memprovokasi masyarakat untuk memisahkan diri dari NKRI, sehingga tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Katanya, 15 massa KNPB yang diamankan hingga kemarin masiH menjalani pemeriksaan.
“Kita periksa dulu. Kalau ada keterlibatkan mereka dan terkait tindak pidana, akan kita tahan dan proses hukum,” jelasnya.
Kapolres juga menyanangkan prosesi ibadah KNPB berakhir demikian.
Padahal pihak KNPB sudah berjanji untuk tidak melakukan orasi yang berkaitan dengan referendum,” tambahnya.
Terkait aksi KNPB, Kapolres Yustanto menginbau Pemda Mimika, tokoh agama dari berbagai denominasi untuk menghindari kegiatan yang bernuansa politik di lingkungan gereja.
“ Gereja dibangun untuk membina umat, membina akhlak , bukan untuk tujuan kepentingan politik,” tandasnya. (a21)