TIMIKA, TimeX
Terkait situasi pelik yang dihadapi Freeport saat ini, dampaknya telah terjadi pengurangan sebanyak 1.087 orang karyawan, baik kontraktor, privatisasi maupun Freeport sendiri.
Jumlah 1.087 pekerja di tambang emas dan tembaga

terbesar di dunia itu berdasarkan data yang dirilis Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perumahan Rakyat (Disnakertrans-PR) Kabupaten Mimika hingga Kamis (23/2).
Dengan adanya pengurangan dari total keseluruhan 32.20 0 orang karyawan Freeport, privatisasi dan kontraktor, maka tersisa 31 ribu lebih karyawan. Nasib puluhan ribu karyawan ini pun belum diketahui, sebab renegosiasi antara pemerintah dan Freeport masih berlangsung.
“Data rekapitulasi pengurangan karyawan yang kami terima dari Freeport hingga hari ini sudah mencapai 1.087 karyawan,” kata Kepala Disnakertrans-PR Mimika Septinus Somilena kepada Timika eXpress di Kantor Pusat Pemerintahan, Kamis kemarin.
Selain menerima laporan rekapituasi dari manajemen Freeport, Septinus mengatakan pihaknya juga menerima laporan dari perusahaan-perusahaan yang merupakan kontraktor utama, privatisasi atau kontrak grup yang bekerja di area Freeport itu.
Data sehari sebelumnya, yaitu Rabu lalu sebanyak 968 karyawan yang telah dikurangi. Sebanyak 968 karyawan itu berasal dari kontrak grup sedangkan karyawan Freeport sebanyak 40 orang, dan karyawan asing atau Tenaga Kerja Asing (TKA) termasuk keluarganya sudah mencapai 83 orang,” katanya pula.
“Sedangkan hari ini (kemarin-Red) kami telah mendapat laporan dari Trakindo yang telah mengurangi sebanyak 119 karyawan, sehingga total 1.087 karyawan hingga hari ini,” ujarnya lagi.
Data tersebut, kata Septinus, akan segera dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua, dan setiap hari akan dilaporkan data terkini untuk diketahui.
Septinus menjelaskan, sudah ada tujuh perusahaan privatisasi maupun kontraktor termasuk Freeport yang terdampak pengurangan karyawannya. Ada perusahaan yang menggunakan istilah merumahkan karyawan seperti Freeport, ada yang menggunakan istilah relokasi karyawan ke daerah lain seperti Trakindo. Sedangkan PT Ruc, Redpath, Strukturindo, Pangansari Utama (PSU), Pempigos langsung memutuskan hubungan kerja (PHK).
Menurut Septinus, pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait status pengurangan ribuan karyawan dari dampak Freeport akibat belum mendapat kepastian serta jaminan investasi operasional tambang raksasa milik Amerika Serikat itu dari Pemerintah Pusat.
Hanya saja, menyikapi situasi yang terjadi di Mimika, Pemda Mimika telah membentuk wadah bernama ‘Tim Peduli’ yang diketuai langsung oleh Kadisnakertrans-PR, Septinus Soumilena.
“Saat ini tim yang mengikutkan dinas terkait, ESDM, Bagian Hukum Setda Mimika juga perwakilan pekerja masih melakukan kroscek guna menindaklanjuti surat keputusan tim. Karena bentuk tim harus ada dasar hukum sebelum menyikapi apa yang hendak diaspirasikan,” jelasnya.
Tim yang nantinya berangkat ke pusat hanya mengawal aspirasi, tidak ada kepentingan lain.
“Kita berharap renegosiasi ini segera berakhir dan menemukan solusi, agar keadaan bisa kembali normal. Baik pemerintah maupun Freeport tidak harus saling mempertahankan prinsip, tetapi mencari jalan tengah yang membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
Menurut Septinus, kalau Freeport tidak beroperasi tentu dampaknya sangat besar sekali, sebab ketergantungan hidup warga masyarakat di Papua, khususnya Timika, 80 persen dari Freeport.
EVP Sustainable Development Freeport Sony Prasetyo mengatakan pihaknya tidak melakukan PHK, tetapi merumahkan atau mengistirahatkan namun tetap menerima gaji tetapi tidak mendapat fasilitas lainnya.
Sony juga belum bisa memastikan sampai kapan mereka yang dirumahkan dapat kembali bekerja. Namun ia berharap persoalan ini cepat selesai, sehingga mereka yang telah dirumahkan dapat kembali bekerja.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Tembagapura, Jesaja Samuel Enock juga merilis data terakhir terkait TKA yang telah kembali ke negara asalnya ada sebanyak 83 orang.
Dari jumlah tersebut, lanjut Jesaja kepada Timika eXpress di ruang kerjanya, Kamis (23/2), menyebutkan data resmi dari managemen Freeport Kamis kemarin, sebanyak 23 orang karyawan Freeport. Ditambah 31 orang berstatus TKA sub kontraktor.
Jumlah 83 itu sudah ditambah dengan 52 orang yang adalah keluarga karyawan TKA Freeport.
Dikatakan, bisa saja jumlah tersebut mengalami penambahan karena masih adanya TKA yang sedang menjalani masa cuti, dan oleh managemennya dianjurkan untuk tidak kembali sementara waktu.
“Yang terdaftar di kita seperti itu, karena mereka langsung datang menyerahkan dokumen mereka ke kantor,” tukasnya. (san/zuk)