Kapolda Beberkan Kronologi Pembantaian, Panglima TNI Janji Seret KKB
TIMIKA,TimeX
Aparat gabungan TNI-Polri terus melakukan penyisiran di Distrik Yigi dan Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, guna memastikan keberadaan lima pekerja PT Istaka Karya yang belum ditemukan.

KONFERENSI PERS – Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin didampingi Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Pangdam XVII Cenderawasih bersama Kabid Dokes Polda Papua Kombes Pol Ramon serta Sigit Winarto, Dirut PT Istaka Karya saat menggelar konferensi pers, Jumat (7/12) di Hanggar Bandara Timika.
“Dari jumlah 28 orang yang terdata sebagai pekerja PT Istaka Karya, tujuh orang dipastikan selamat, sembilan orang dipastikan meninggal, tujuh belum teridentifikasi, lima belum ditemukan,” kata Kapolda Papua Irjen Pol. Martuani Sormin dan Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Pangdam XVII Cenderawasih saat press conference di Hanggar Bandara Timika, Jumat (7/12) terkait tragedi kemanusiaan yang dilakukan KKB di Kabupaten Nduga.
Kata Kapolda, hingga pukul 05.00 WIT, Jumat, tercatat 24 orang selamat, dan 22 orang dari jumlah tersebut sudah dievakuasi ke Timika.
Sementara 16 orang meninggal, sembilan diantaranya pekerja PT Istaka Karya. Adapun kesembilan jenazah itu sudah dievakuasi ke Timika.
Dari aksi KKB menyerang pekerja proyek Trans Papua di Distrik Yigi, Nduga pada 2 Desember, menyusul penyerangan Pos TNI di Distrik Mbua, pihak TNI-Polri mendata ada 16 pekerja PT Istaka Karya dan satu prajurit TNI ditemukan tewas.
“Kita masih lakukan pencarian karena keterangan saksi hidup dari kejadian. Dari lima pekerja PT Istaka Karya itu, tiga orang dipastikan meninggal dunia, sedangkan dua lainnya belum diketahui nasibnya, apakah masih hidup atau tidak,” kata Kapolda Papua.
Tim gabungan TNI-Polri hingga kini masih melakukan penyisiran lantaran informasi yang diterima pascaaksi pembunuhan KKB simpang siur, sebab ada yang bilang penyanderaan, dan ada penembakan.
Dari informasi tersebut dan seizin Pangdan XVII Cenderawasih, anggota TNI-Polri yang bertugas di Wamena dikerahkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk memastikan informasi tersebut.
“Waktu itu dari Kodim 1702 dan Polres Jayawijaya kirim 25 anggota menuju lokasi TKP dengan menggunakan mobil, namun di tengah perjalanan di Kampung Habema dihentikan masyarakat. Katanya kekuatan jumlah personil ini tidak cukup melawan KKB, sehingga anggota kami kembali,” terang Kapolda Papua membeberkan kronologi kejadian dari keterangan para korban selamat.
Dari laporan itu, Kapolda Papua kemudian meminta bantuan tambahan pasukan dari anggota TNI lainnya yang bertugas di Jayawijaya.
Adanya bantuan pasukan, selanjutnya pada Selasa (4/12) tim gabungan TNI-Polri langsung berangkat menuju TKP di Distrik Mbua.
“Tim gabungan yang berjumlah 149 personel berangkat menggunakan 26 unit kendaraan. Kekuatan pasukan ini kami pastikan cukup untuk melakukan pengamanan, pengecekan dan pengejaran KKB,” ujarnya.
Alhasil, setibanya di TKP, tim gabungan berhasil menemukan empat orang karyawan PT Istaka Karya bersama delapan warga sipil lainnya dalam keadaan selamat, dan saat itu juga langsung dievakuasi dengan Helikopter Milik TNI-AD dari Mbua ke Wamena.
Dengan mengamankan empat karyawan PT Istaka Karya sebagai saksi mahkota, kronologi sejak kejadian awal dari tindakan tidak manusiawi KKB terungkap.
Para saksi menyebutkan pada 1 Desember 2018, sebanyak 28 karyawan PT Istaka Karya terlibat acara bakar batu bersama warga asli setempat mulai pukul 09:00-15:00 WIT.
Prosesi adat bakar batu itu dilaksanakan usai upacara peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dimana saat upacara berlangsung, salah satu dari karyawan PT Istaka Karya mengabadikan momen tersebut melalui handphone dan ketahuan oleh kelompok KKB.
Makanya usai acara bakar batu, KKB pimpinan Egianus Kogoya bersama anggotanya langsung mendatangi kamp hunian karyawan perusahaan tersebut.
Sebanyak 28 karyawan yang ada dalam kamp tersebut diminta keluar dan langsung diikat kedua tangan mereka.
Atas perintah KKB, para pekerja digiring dan bermalam di Kampung Karunggame.
Keesokan harinya, Minggu (2/12) sekira pukul 08.00 WIT, karyawan yang disandera dikawal menuju Puncak Kabo selama dua jam perjalaan.
Dipuncak Kabo karyawan yang disandera diperintahkan untuk berbaris dengan posisi jongkok, dan KKB melakukan tarian perang dan mulai mengeksekusi satu persatu karyawan dengan senjata mesin yang dimiliki KKB.
Namun dari eksekusi yang dilakukan, 11 karyawan yang tidak diterjamah timah panas berusaha melarikan diri saat itu juga.
Namun lima dari antara mereka berhasil ditangkap dan langsung dieksekusi KKB menggunakan parang hingga tewas.
Sedangkan enam lainnya berhasil kabur dengan arah berbeda.
Adapun empat karyawan selamat adalah Jimmy Aritonang.
Sedangkan tiga lainnya, Martinus sampe, Ayub, dan Jefriyanto masih hidup namun mengalami cedera luka tembak.
Lanjut Kapolda Papua, empat korban selamat kemudian berlindung ke Pos TNI di Distrik Mbua.
Mengetahui arah pelarian keempat korban, sekitar pukul 05.00 WIT hari itu juga, KKB melancarkan serangan ke Pos TNI dengan tameng masyarakat yang berawal dari lemparan batu dari berbagai arah sasaran Pos TNI.
Saat itu juga Serda Handoko Prajurit TNI Yonif Yalet diterjang peluru KKB hingga tewas.
Lainnya, Pratu Sugeng juga terkena luka tembak di bagian lengan saat kontak tembak sejak pukul 05:00-21:00 WIT, lantas berhenti seketika turun hujan deras.
Selanjutnya tim gabungan TNI-Polri terus berusaha menguasai TKP dan memukul mundur KKB dari penyisiran yang dilakukan.
Penyisiran dan upaya mengevakuasi korban penembakan oleh TNI-Polri terus mendapat perlawanan hingga terjadi kontak tembak dengan KKB.
Dari kontak tembak tersebut anggota Brimob Bharatu Wahyu Hidayat kembali diterjang peluru KKB pada lengan tangan kanan dan kini sedang menjalani perawatan medis di RSMM.
Selain itu, helikopter yang digunakan untuk mengevakuasi jazad korban juga ditembaki KKB.
Jumlah total karyawan PT Istaka Karya saat insiden Nduga berdarah, tercatat 28 orang. Tujuh orang dipastikan selamat, sembilan orang dipastikan meninggal dunia, tujuh orang belum teridentifikasi, dan lima orang lainnya belum diketahui keberadaannya.
Selain warga sipil, prajurit TNI-Polri juga menjadi korban KKB itu, dan juga sudah dievakuasi, yakni satu orang prajurit TNI gugur (meninggal dunia) atas nama Serda Handoko, dan dua luka tembak, masing-masing seorang anggota TNI atas nama Pratu Sugeng, dan seorang anggora Polri (Brimob) atas nama Bharatu Wahyu.
Panglima TNI Janji Seret KKB
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan akan menyeret kelompok kriminal bersenjata (KKB) wilayah Ndugama, untuk diadili secara hukum atas tragedi kemanusiaan yang menimpa puluhan pekerja PT Istaka Karya.
Panglima TNI menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi di Nduga itu bukan peristiwa kriminal biasa, sehingga pihaknya tegas menangani masalah ini.
“Kelompok kriminal bersenjata itu akan kita tangkap dan adili sesuai hukum yang berlaku,” kata Panglima TNI.
Melalui proses penegakan hukum terhadap para pelaku kejahatan tersebut diharapkan masyarakat Nduga kembali ke kondisi kehidupan seperti biasanya tanpa takut teror penembakan oleh KKB.
Pernyataan menindak tegas pelaku pembunuhan ini diungkapkannya saat meyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban sebelum pemberangkatan jenazah para korban Jumat (7/12).
“Kepada keluarga saya mau sampaikan bahwa para korban yang meninggal ini adalahpahlawan pembangunan. Peristiwa ini tidak bisa dibiarkan,kita akan kejar dan proses hukum pelaku,” tegas Panglima TNI kepada keluarga korban di Hanggar Bandara Timika.
Sementara atas perintah panglima TNI dan Kapolri, Irjen Martuani Sormin, Kapolda Papua mengatakan bahwa pihaknya tetap melakukan proses hukum dengan mengejar dan menangkap para pelaku pembunuhan warga sipil secara massal di Nduga.
Langkah berikut sesuai arahan Panglima TNI dan Kapolri bahwa TNI-Polri di Papua harus mengamankan jalannya proses pembangunan lanjutan jalan TransPapua yang dikerjakan PT Istaka Karya.
“Jadi pembangunan jembatan dan jalan tetap akan berjalan, dan kami dari TNI-Polri akan mengawal pengerjaan,” katanya. (tan/a32)