
Maximus Tipagau-Waukateyau
Saya mengajak kita semua megikuti protokol Covid-19, karena dari aksi ini juga mengakibatkan kerugian kepada keluarga karyawan, hak milik karyawan, bahkan kita bisa kehilangan pekerjaan”
TIMIKA, TimeX
Maximus Tipagau-Waukateyau, Presiden Direktur PT Mpaigelah mengajak para karyawan di Tembagapura segera menyudahi aksi pemalangan di Ridge Camp, Mile Point (MP) 72 yang masih berlangsung hingga Rabu (26/8) tadi malam.
Ajakan ini agar para karyawan berpikir konstruktif dari kebijakan penerapan new normal di tengah pandemi Covid-19 oleh Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Saya sangat sayangkan kalau saudara-saudara saya pekerja di PTFI memaksaakan keinginan keras untuk managemen Freeport dan Pemkab Mimika di tengah situasi normal masa pandemi Covid,” seru Maximus.
Pasalnya, penerapan new normal di Mimika tentuya telah mempertimbangan segala aspek sosio ekonomi, meski Timika merupakan wilayah penyumbang Covid nomor dua di Papua setelah Kota Jayapura.
Secara khusus di Timika, kumulatif jumlah kasus terbanyak berasal dari Tembagapura, apalagi kondisi geografis dengan cuaca terdingin di wilayah tersebut, kondisi ini perlu disikapi secara bijak pula oleh para karyawan.
“Saya harapakan lagi karyawan PTFI, kontraktor dan privatisasi yang sedang lakukan pemalangan di Ridge Camp agar megikuti protokol Covid-19, karena ini juga mengakibatkan kerugian kepada keluarga karyawan, hak milik karyawan, bahkan kita bisa kehilangan pekerjaan,” pesannya.
Dari situasi ini, Maximus minta karyawan kembali melakukan negosiasi dan mediasi dengan Freeport dan Pemkab Mimika guna mencari solusi atau jalan keluar yang solutif.
Pesan persuasif ini disampaikan Maximus sehingga operasional PTFI tidak terganggu dan tetap berjalan sesuai harapan bersama.
Adapun tiga poin yang telah disepakati bersama dapat dijalankan, dan kalau memang belum menjawab keseluruhan aspirasi, agar dikomunikasikan secara persuasif dan tidak harus melakukan aksi pemalangan.
Tiga poin kesepakatan itu, diantaranya:
- Para karyawan PTFI dari Tembagapura yang akan libur /off dapat turun ke Timika dengan melakukan test RDT (Rapid Test) sebagaimana protokol PTFI (tidak lagi PCR sebagaimana protokol sebelumnya), dan saat mereka tiba di Terminal Gorong-Gorong hanya dilakukan protokol pengecekan suhu.
- Dalam waktu 6 minggu 4.800 karyawan, yang sejak April 2020 belum berkesempatan cuti, akan diberikan prioritas untuk didaftarkan dalam pengaturan penyesuaian jadwal cuti dan rotasi.
- Kepada para pekerja yang tetap bekerja selama masa Pandemi Covid-19, perusahaan memberikan apresiasi atas upaya luar biasa karyawan menjaga produktivitas dan keberlanjutan produksi yang aman, berupa penghargaan finansial kepada para pekerja.
“Tetapi karyawan yang turun bisa mengikuti prosedur Covid-19, sehingga karyawan dapat gunakan hak mereka sesuai prosedur prosedur atas pertimbangan kesehatan dan keselamatan karyawan yang menjadi fokus perhatian managemen Freeport di tengah pandemi Covid-19,” paparnya.
Atas situasi kondisi karyawan kini tidak seperti hari normal sebelumnya, maka selaku pengusaha juga Presiden Direktur PT Mpaigelah yang juga mengalami pengurangan karyawan karena isu Covid-19, hal ini pun harus dipahami oleh seluruh karyawan Freeport, kontraktor maupun privatisasi.
Maximus yang juga tokoh Pemuda Mimika meminta Pemkab Mimika dan managemen PTFI segera mencari jalan keluar yang tenang, agar karyawan bisa terima keputusan yang diambil Pemkab dan PTFI.
“Saya minta saling pengertian dalam situasi sulit ekonomi, juga dampak kesehatan bagi keselamatan kita semua termasuk keluarga di Timika. Kalau ada oknum-oknum yang provokasi mohon dan butuh pengertian dalam situasi ekonomi yang sedang sulit ini,” tandasnya.
Untuk diketahui, update Covid-19 di Mimika per hari Rabu (26/8) tercatat jumlah 707 kasus,dan terkonfirmasi angka kesembuhan sebanyak 621 pasien, 77 masih dirawat di sejumlah rumah sakit dan shelter.
“Dirawat di rumah sakit 44 pasien dan di shelter 32 pasien,” demikian data yang dihimpun Timika eXpress dari Tim Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 Mimika, Rabu tadi malam.
Dari kumulatif 707 kasus, angka kematian masih tetap berjumlah 6 orang.
Aksi Karyawan Masih Berlangsung
Aksi karyawan memblokade akses Jalan Tambang di MP 72, Tembagapura, masih berlanjut hingga Rabu tadi malam.
Massa karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI), kontraktor dan privatisasi ini, masih bertahan terhadap aspirasi mereka kepada manajemen, yaitu membuka akses bus Shift Day Off (SDO) ke Timika dan bertemu keluarga, serta pemberian penghargaan berupa insentif atas kinerja dari karyawan yang hampir 6 bulan bertahan di Tembagapura.
Hingga berita ini diturunkan, perwakilan Pemkab Mimika, yakni Paulus Yanengga, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, bersama rombongan Robby Omaleng, Ketua DPRD Mimika, dan juga Kompol I Nyoman Punia, Wakapolres Mimika sedang melakukan koordinasi bersama manajemen dan perwakilan karyawan guna mencari solusi menjawab aspirasi karyawan yang belum terpenuhi.
Ipda Eduard Edison, Kapolsek Tembagapura saat dikonfirmasi Timika eXpress tadi malam, membenarkan hingga tadi malam aksi karyawan masih berlangsung.
Bahkan, upaya mediasi antara perwakilan Pemkab Mimika, DPRD Mimika bersama pihak Polri dan TNI serta manajemen PT Freeport juga perwakilan karyawan, masih terus dilakukan.
Menurut Kapolsek Tembagapura, masih adanya penolakan karyawan terhadap jawaban manajemen PTFI, ini berkaitan dengan jadwal dan jumlah slot SDO yang disediakan hanya untuk 200 orang.
“Padahal sebelumnya, dalam sehari konvoi bus SDO yang turun ke Timika bisa mengangkut lebih 700 karyawan. Ini yang masih dirundingkan,” tandasnya.
Penulis : Maurits